Judul : Tuhan Tidak Salah Desain
Pengarang : Nita Nathan
Penerbit : Gramedia
Cetakan : I November 2016
Tebal : 166 hlm
ISBN` : 978-602-03-3594-0
Saat bertemu anak berkebutuhan khusus, maka pikiran akan langsung diisi rasa kasihan. Persepsi orang “biasa,” anak itu tidak bisa apa-apa, masa depannya suram, hidup hanya menyusahkan orangtua, dan tidak berarti. Semua berkelindan memenuhi otak yang iba.
Namun, ketika kemudian direnungkan, siapa yang telah menciptakan anak berkebutuhan khusus itu? Tentu saja Tuhan. Lalu, apakah Tuhan telah salah mencipta? Manusia harus berpikir, Tuhan tidak pernah salah. Manusia diciptakan dalam keadaan yang baik dan sempurna.
Anak-anak berkebutuhan khusus pun sempurna. Di sinilah buku Tuhan Tidak Salah Desain akan menggugah pembaca dalam memahami dan mendidik anak berkebutuhan khusus. Buku menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus sama istimewanya dengan putra-putri normal. Mereka diciptakan tidak dalam keadaan salah desain.
Anak-anak ini juga memiliki keistimewaan yang sama dengan manusia umumnya (hlm 17). Untuk itu, anak-anak istimewa tersebut harus diterima sebagai bentuk perwujudan sikap menerima setiap anugerah Tuhan.
Dengan penerimaan, mereka akan memiliki kedudukan sama dengan lainnya. Anak akan mendapat hak dan kewajiban sama alias tidak didiskriminasikan. Sebaliknya, mereka mendapat perlakukan khusus. Kehebatan anak berkebutuhan khusus hanya bisa temukan dan dieksplorasi dengan cara-cara yang istimewa pula (hlm 31).
Buku juga menguraikan pendidikan istimewa yang bisa dberikan pada anak-anak tersebut. Alternatif pendidikan dilakukan penulis yang juga memiliki anak-anak berkebutuhan khusus (hlm 97). Jadi, buku ini merepresentasikan pengalaman penulis. Konsep pendidikan praktis yang dibahas dalam buku bertumpu pada enam metode yang diakronimkan dengan istilah Revive. Kepanjangannya adalah reframe, evolve, victory, inspire, volunteer, dan emplower (hlm 145).
Pendidikan dengan konsep revive dimulai dari perspektif paradigma (reframe) (hlm 21). Orangtua dan guru harus berpikir bahwa anak berkebutuhan khusus yang istimewa itu ciptaan Tuhan yang tidak salah desain. Jadi mereka harus diperlakukan sebaik mungkin sebagai wujud rasa cinta pada Tuhan.
Dengan spirit ini manusia akan bisa terus mendukung tumbuh kembang (envolve) anak (hlm 63) sesuai dengan bakat dan potensi sehingga bisa memperoleh kemenangan (victory). Mereka menang bila sudah berhasil mengembangkan potensi anak untuk bisa meraih kehidupan yang sebenarnya. Anak-anak inilah yang kemudian akan menginspirasi (inspire) banyak orang. Mereka mampu melampaui keterbatasan (hlm 131).
Di sinilah buku membimbing pembaca untuk bisa mejadi relawan (volunteer) dalam mendidik anak (hlm 139). Melalui basis kerelawaanan inilah orangtua bisa menjadi pelatih (emplower) yang terus mendidik anak-anak berkebutuhan khusus dengan baik (hlm 145). Buku ini akan menyadarkan pembaca untuk bisa menghargai anak berkebutuhan khusus sebagai generasi istimewa yang memerlukan pendidikan istimewa pula. Mereka tak boleh diremehkan, apalagi diperlakukan secara diskriminatif.
Pengarang : Nita Nathan
Penerbit : Gramedia
Cetakan : I November 2016
Tebal : 166 hlm
ISBN` : 978-602-03-3594-0
Saat bertemu anak berkebutuhan khusus, maka pikiran akan langsung diisi rasa kasihan. Persepsi orang “biasa,” anak itu tidak bisa apa-apa, masa depannya suram, hidup hanya menyusahkan orangtua, dan tidak berarti. Semua berkelindan memenuhi otak yang iba.
Namun, ketika kemudian direnungkan, siapa yang telah menciptakan anak berkebutuhan khusus itu? Tentu saja Tuhan. Lalu, apakah Tuhan telah salah mencipta? Manusia harus berpikir, Tuhan tidak pernah salah. Manusia diciptakan dalam keadaan yang baik dan sempurna.
Anak-anak berkebutuhan khusus pun sempurna. Di sinilah buku Tuhan Tidak Salah Desain akan menggugah pembaca dalam memahami dan mendidik anak berkebutuhan khusus. Buku menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus sama istimewanya dengan putra-putri normal. Mereka diciptakan tidak dalam keadaan salah desain.
Anak-anak ini juga memiliki keistimewaan yang sama dengan manusia umumnya (hlm 17). Untuk itu, anak-anak istimewa tersebut harus diterima sebagai bentuk perwujudan sikap menerima setiap anugerah Tuhan.
Dengan penerimaan, mereka akan memiliki kedudukan sama dengan lainnya. Anak akan mendapat hak dan kewajiban sama alias tidak didiskriminasikan. Sebaliknya, mereka mendapat perlakukan khusus. Kehebatan anak berkebutuhan khusus hanya bisa temukan dan dieksplorasi dengan cara-cara yang istimewa pula (hlm 31).
Buku juga menguraikan pendidikan istimewa yang bisa dberikan pada anak-anak tersebut. Alternatif pendidikan dilakukan penulis yang juga memiliki anak-anak berkebutuhan khusus (hlm 97). Jadi, buku ini merepresentasikan pengalaman penulis. Konsep pendidikan praktis yang dibahas dalam buku bertumpu pada enam metode yang diakronimkan dengan istilah Revive. Kepanjangannya adalah reframe, evolve, victory, inspire, volunteer, dan emplower (hlm 145).
Pendidikan dengan konsep revive dimulai dari perspektif paradigma (reframe) (hlm 21). Orangtua dan guru harus berpikir bahwa anak berkebutuhan khusus yang istimewa itu ciptaan Tuhan yang tidak salah desain. Jadi mereka harus diperlakukan sebaik mungkin sebagai wujud rasa cinta pada Tuhan.
Dengan spirit ini manusia akan bisa terus mendukung tumbuh kembang (envolve) anak (hlm 63) sesuai dengan bakat dan potensi sehingga bisa memperoleh kemenangan (victory). Mereka menang bila sudah berhasil mengembangkan potensi anak untuk bisa meraih kehidupan yang sebenarnya. Anak-anak inilah yang kemudian akan menginspirasi (inspire) banyak orang. Mereka mampu melampaui keterbatasan (hlm 131).
Di sinilah buku membimbing pembaca untuk bisa mejadi relawan (volunteer) dalam mendidik anak (hlm 139). Melalui basis kerelawaanan inilah orangtua bisa menjadi pelatih (emplower) yang terus mendidik anak-anak berkebutuhan khusus dengan baik (hlm 145). Buku ini akan menyadarkan pembaca untuk bisa menghargai anak berkebutuhan khusus sebagai generasi istimewa yang memerlukan pendidikan istimewa pula. Mereka tak boleh diremehkan, apalagi diperlakukan secara diskriminatif.