Ingin Menulis Novel Remaja? Perhatikan Hal Penting ini!


Dunia literasi memang tidak akan ada habisnya. Pada setiap masa pasti bermunculan penulis-penulis berbakat yang siap menciptakan sebuah karya Sastra. Karya-karya Sastra tersebut tentunya memiliki kategori yang berbeda. Namun, secara umum karya Sastra dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu fiksi dan nonfiksi.

Contoh karya nonfiksi adalah pengembangan diri, how to, motivasi, dan sejenisnya. Sedangkan contoh karya fiksi adalah puisi, cerpen, novel, roman. Walau berbeda tapi kedua jenis karya Sastra tersebut haruslah memiliki konsep yang tidak menyesatkan pembaca. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah penelitian saat hendak menulis karya Sastra yang nantinya akan mengedukasi orang banyak.

Belakangan ini, buku bacaan yang sedang laris di Indonesia adalah novel. Novel sendiri memiliki arti sebuah karangan prosa yang menceritakan kehidupan seseorang lengkap dengan watak, alur, konflik, dan penyelesaian. Novel adalah sebuah karangan kompleks yang teridiri dari ratusan halaman. Walau terkesan membosankan karena harus membaca ratusan halaman, nyatanya kedudukan Novel tidak bisa dijatuhkan. Tetap laris dan tetap dinikmati oleh kaula muda maupun dewasa.

Dikutip dari beberapa sumber, bahwasanya penikmat novel di Indonesia mayoritas adalah perempuan. Maka dari itu, sebagai penulis Novel haruslah jeli melihat fenomena tersebut. Jika mayoritas pembaca Novel adalah perempuan, maka penulis hendaknya mengarang sebuah tokoh laki-laki dengan karakter yang kuat. Karena tokoh laki-laki dalam Novel adalah tokoh yang paling diperhatikan oleh setiap pembaca perempuan.

Semakin mampu menguatkan tokoh dan karakter laki-laki dalam karangannya, semakin pula membuat para pembaca terhipnotis dengan isi karangan tersebut. Tentunya, mereka (perempuan) akan merekomendasikan Novel tersebut ke rekan sehobinya. Semakin sering direkomendasikan, semakin banyak pula Novel tersebut terjual. Sehingga memberikan benefit bagi penulis (materi maupun nama).

Jadi, saat menulis sebuah Novel hendaknya memperhatikan tokoh laki-laki dan menguatkan karakternya hingga para pembaca merasa terpuaskan dengan adanya tokoh tersebut. Tidak sampai disitu saja, unsur-unsur lainnya juga harus diperhatikan seperti alur, latar, konflik, dan penyelesaian.

Penulis : Maulana Affandi
Previous Post Next Post