Patut diakui, tidak semua jurusan di bangku perkuliahan selalu mendapat pandangan baik bagi sebagian orang dalam mengejar karirnya nanti.
Seolah dukun, mereka yang tidak mengerti apa-apa kerap mempertanyakan hal yang sebenarnya tidak perlu dipertanyakan.
Terlebih pada Mahasiswa yang berada pada jurusan yang tidak umum dan jarang diminati, seperti Sastra.
Banyak orang sering bertanya “Kamu kuliah jurusan Sastra, mau jadi apa?”
Begitulah kira-kira pertanyaan menyesatkan yang sering dilontarkan oleh orang-orang yang tidak paham esensi Sastra.
Setiap orang memiliki hak dan tanggungjawab atas mimpinya sendiri. Begitu pula Mahasiswa.
Setiap Mahasiswa selalu memiliki angan dan cita-cita saat yang sangat tinggi.
Jadi, jika pertanyaan aneh tersebut sering dilontarkan, secara tidak langsung akan melumpuhkan angan yang telah dirajut setinggi mungkin.
Mungkin menurut sebagian orang, prospek dari Sastra hanyalah berkutat pada penulisan. Memang benar, itu dasarnya.
Akan tetapi, ada hal di dalam Sastra yang jarang diketahui oleh orang di luar sana.
Anak Sastra cenderung memiliki kemampuan tata bahasa dan verbal yang baik.
Selain itu, anak Sastra juga memiliki tingkat sensitivitas tinggi pada bunyi atau tatanan bahasa.
Cakap berbahasa dan memiliki kemampuan jitu dalam menangkap maksud omongan orang lain. Ingat, kecerdasan orang bisa dinilai dari cara bicaranya.
Kalau anak Sastra mampu mengatur pola kalimat yang diucapkannya, itu sudah menandakan tingkat kecerdasan anak Sastra yang tidak perlu diragukan lagi.
“Ujung-ujungnya jadi penulis, mau makan apa?”
Kadang juga celetukkan tersebut keluar dari bibir orang yang merasa dia lebih hebat dibandingkan anak Sastra.
Perlu diketahui, J.K Rowling sempat dinobatkan menjadi wanita terkaya karena tulisannya.
Tidak hanya dia, banyak penulis dalam maupun luar negeri yang bisa mensejahterakan hidupnya dalam urusan financial.
Dan, satu hal lagi yang paling penting dan jarang disadari oleh banyak orang.
Penulis adalah pekerjaan mulia, sebab dengan menulis berarti orang tersebut sudah ikut berkontribusi dalam peradaban untuk merubah pola pikir manusia.
Pada dasarnya, karya tulis merupakan sebuah senjata termahal dalam dunia pendidikan.
Sehingga banyak orang yang mengatakan jika buku adalah jendela dunia. Lantas siapa yang menciptakan buku jika bukan penulis?
Bayangkan saja, jika penulis mampu merubah pola pikir jutaan orang dengan karyanya, apakah hal tersebut sia-sia?Tentu saja tidak!
Dan, apa yang bisa dikenang dari manusia saat sudah tiada? Satu-satunya jawaban adalah karya.
Selain menjadi penulis buku, masih banyak progress baik bagi Mahasiswa Sastra dalam mencapai karirnya.
Seperti CopyWriter, Jurnalis, Psikologi, Digital Marketing, Editor, Lembaga Pendidikan, Sutradara, Blogger, Aktor, Penyunting Naskah, Penulis Skenario, Dubes, dan masih banyak yang lainnya.
Jadi, jangan sampai semangat yang telah membara redup begitu saja karena ucapan-ucapan tidak sehat dari orang-orang yang tidak mengerti esensi Sastra.