Pengertian Majas Metafora
Majas Metafora adalah sebuah majas perbandingan yang menjelaskan sesuatu secara kiasan atau bukan pada makna sesungguhnya.
Lebih mudah lagi, majas metafora bisa dikatakan sebagai majas yang menggambarkan barang mati seolah-olah menjadi hidup, misalnya jago merah yang berarti api.
Baca juga: Pengertian Majas Alegori Beserta Contohnya
Ada begitu banyak majas metafora dalam bahasa Indonesia dan digunakan untuk berinteraksi sehari-hari.
Oleh karenanya, kita harus mengetahui apa itu majas metafora agar kegiatan komunikasi menjadi lebih lancar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Nah, supaya lebih jelas, berikut adalah 50 contoh majas metafora bahasa Indonesia.
Baca juga: Pengertian Majas Personifikasi Dan Contohnya
Contoh Majas Metafora
Adapun contoh majas metafora adalah sebagai berikut:
- Daun-daun itu menari dengan sangat indahnya ketika angin kencang.
- Coba bertanya pada rumput yang bergoyang.
- Tangisan awan tak pernah berhenti di kota Bogor.
- Si jago merah melalap rumah susun hingga tersisa debu.
- Raja siang terbit di hari yang cerah.
- Raja malam mulai mengawasi mangsanya.
- Pak Karno sangat sayang dengan buah hatinya.
- Sampah masyarakat selalu meresahkan warga.
- Rani sangat pandai karena dia kutu buku.
- Lintah darat itu sungguh berbahaya dan membuat takut.
- Dialah kembang desa yang selalu menjadi impian.
- Harusnya tikus berdasi itu dihukum seberat-beratnya!
- Maling itu mati kutu setelah aksinya dipergoki warga.
- Jadilah anak emas di sekolah supaya nilaimu baik!
- Walau masih muda, dia sudah menjadi tulang punggung keluarga.
- Engkaulah belahan jiwaku.
- Perpustakaan adalah gudang ilmu, jangan malas ke sana!
- Buku adalah jendela dunia.
- Rani adalah bintang kelas karena dia rajin belajar.
- Kasihan si Joko, dia selalu menjadi kambing hitam di kelasnya.
- Dia bermulut harimau, pantas saja tidak ada yang menyukainya.
- Dasar kau otak udang!
- Jangan mau jika dia mencuci otakmu!
- Wasit itu berat sebelah yang membuat pertandingan menjadi ricuh.
- Doni angkat bicara ketika adiknya dimarahi oleh Ayahnya.
- Dia penurut, pantas saja dijadikan tangan kanan oleh majikannya.
- Ayahku naik pitam karena aku mendapat nilai buruk.
- Kebanyakan orang sukses selalu lupa daratan.
- Pak Polisi memiliki daftar hitam yang selalu diwaspadai.
- Rojer memang buaya darat, dia selalu merayu wanita di kelasnya.
- Angin puting beliung membabi buta dan menghancurkan rumah warga.
- Dia sangat berjiwa besar walau kondisi ekonomi pas pasan.
- Setelah kematian kedua orang tuanya, Andi sekarang hidup sebatang kara.
- Dasar hidung belang, kamu selalu merayu wanita lain!
- Dia hanya bisa gigit jari ketika tak mampu berbuat apa-apa.
- Sebaiknya kalian tutup mulut untuk kebaikan bersama.
- Kasian Ayah, bisnisnya gulung tikar karena tidak ada pembeli.
- Ayo unjuk gigi, jangan malu.
- Meja hijau menjadi saksi atas kelakukan kriminalnya.
- Dia selalu cuci tangan dengan segala perbuatannya.
- Anak baru itu selalu cari muka di depan guru.
- Lebih baik dengan kepala dingin, jangan selesaikan masalah dengan ringan tangan.
- Ratna menjadi buah bibir karena prestasinya yang membanggakan.
- Sudah tanggal tua, dompet jadi menipis.
- Orang bermuka dua selalu dijauhi oleh temannya.
- Wanita adalah tulang rusuk pria.
- Pekerjaan itu sudah diselesaikan dengan baik oleh tangan kanan Pak Rio.
- Riska adalah kembang desa di kampungnya.
- Prestasi Budi yang selalu jadi bintang kelas membuat bangga orang tuanya.
- Pak Sani adalah kaki tangan dari orang terkaya di desa ini.
- Dia rajin belajar agar menjadi bunga bangsa bagi Indonesia
- Berita kriminial itu ditulis kuli tinta yang berwawasan luas.
- Ratih belum juga bangun padahal si raja siang sudah menari-nari.
- Bu Ratna dikejar-kejar lintah darat karena tidak bisa membayar hutang.
Nah, itulah pengertian dan contoh majas metafora. Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa membaca artikel lainnya hanya di Sastrawacana.id