pengertian resensi (Pexels.com/lil artsy) |
Definisi Resensi
Apa itu resensi? Resensi adalah sebuah ulasan atau penilaian terhadap suatu karya, baik berupa buku, film, atau karya lainya.
Kata resensi sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere.
Artinya dengan meresensi, maka seseorang akan melihat, menimbang, atau menilai karya tersebut.
Dalam bahasa Belanda, resensi dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah review.
Namun, dari ketiga istilah tersebut tetap mengacu pada hal yang sama, yaitu mengulas buku.
Resensi Menurut Para Ahli
Menurut Saryono (1997:56) pengertian resensi adalah sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku.
Isinya meliputi laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya buku tersebut. Dalam resensi, biasanya dilengkapi/didukung dengan ilustrasi buku, misalnya foto buku atau cover.
Menurut WJS Poerwadarminta (dalam romli, 2003: 75) arti resensi secara bahasa adalah sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut.
Dimana orang yang meresensi akan memberikan dorongan kepada masyarakat tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan seberapa manfaatnya buku tersebut.
Resensi juga berkaitan dengan literasi novel, yaitu kemampuan individu untuk memahami, menganalisis, dan mengevaluasi sebuah novel dengan baik.
Kemampuan ini meliputi pemahaman terhadap alur cerita, karakter tokoh, tema, dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui novel tersebut.
Sehingga secara sederhana, resensi bisa dikatakan sebagai sebuah tindakan yang memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik suatu buku.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resensi adalah:
- pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku: majalah itu memuat -- buku-buku yang baru terbit
- pendapat atau pertimbangan redaksi tentang hasil kesenian, kesusastraan, dan sebagainya
Jenis Jenis Resensi
Secara umum, resensi terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya:
- Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
- Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang mengulas secara detail pada tiap bagian atau bab dalam buku.
- Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan terperinci dengan metodologi penelitian. Isi dari resensi kritis biasanya cukup tajam dan objektif dalam menilai sebuah buku.
Struktur Resensi
Ada beberapa struktur resensi, berikut diantaranya:
- Identitas, yang mencakup judul buku, penerbit, pengaran, tahun terbit, tebal halaman.
- Orientasi, yaitu penjelasan tentang kelebihan buku, misalnya penghargaan yang pernah diraih.
- Sinopsis, yaitu ringkasan yang menggambarkan isi cerita tentang buku tersebut.
- Analisis, yaitu paparan tentang keberadaan unsur-unsur cerita, seperti tema, watak, penokohan, latar, dan alur.
- Evaluasi, yaitu paparan tentang kelebihan dan kekurangan suatu karya.
Unsur Resensi
Dalam resensi novel atau buku, diperlukan unsur-unsur resensi yang harus dipenuhi, sebagai berikut:
1. Judul Resensi
Judul sebuah resensi harus mempunyai korelasi dengan isi resensi. Tidak lupa juga, judul resensi harus dibuat semenarik mungkin agar bisa memberikan nilai tersendiri.
2. Menyusun Data Buku
Selanjutnya adalah menyusun data buku. Adapun hal yang dapat dilakukan dalam penyusunan data buku adalah sebagai berikut.
- Judul
- Pengarang
- Penerbit
- Tahun terbit beserta cetakannya
- Dimensi buku
- Harga
3. Isi Resensi Buku
Isi resensi biasanya selalu berisi tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan singkat yang dianggap penting. Tidak lupa juga, perlu dicantumkan kelebihan serta kelemahan buku.
4. Penutup Resensi Buku
Pada bagian penutup resensi, bisa diisi dengan kesimpulan yang berisi aalasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.
Manfaat Resensi
Adapun beberapa manfaat resensi adalah sebagai berikut:
1. Bahan Pertimbangan
Memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang suatu karya dan memengaruhi mereka atas karya tersebut. Sehingga mereka mendapat pertimbangan apakah layak untuk membeli/tidak, membaca/tidak.
2. Nilai Materi
Menjadi sumber penghasilan. Sebab begitu banyak penerbit yang menginginkan buku-buku terbitannya di resensi hingga bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.
3. Promosi Buku
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, resensi bisa membuat sebuah karya menjadi lebih dikenal masyarakat luas. Maka dari itu, banyak penulis/penerbit yang menginginkan jika karya terbarunya diresensi.
4. Melatih Kreativitas
Meresensi buku juga bisa melatih kreativitas seseorang. Di mana, kata-kata yang digunakan haruslah yang baik dan benar sehingga bisa diterima oleh masyarakat luas.
{inAds}
Ciri Ciri Resensi
Apa saja ciri-ciri resensi? Berikut diantaranya:
- Terdapat judul resensi.
- Memberikan identitas buku secara lengkap.
- Ada sinopsis atau ulasan buku.
- Menyajikan kelebihan dan kelemahan buku.
- Penggunaan bahasa yang baik dan benar.
- Memberi masukan, kritik, dan saran kepada penulis.
- Memberi apresiasi atas sebuah karya tulis.
- Menilai karya sastra secara objektif.
Tujuan & Manfaat Resensi
Adapun tujuan dan manfaat resensi adalah sebagai berikut.
- Membantu pembaca untuk mengetahui gambaran umum sebuah buku secara ringkas.
- Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
- Mengetahui latar belakang penulis dan alasan buku itu dibuat.
- Menguji kualitas sebuah karya dan membandingkan dengan karya lainnnya.
- Memberi masukan kepada penulis yang berupa kritik dan saran.
- Mengajak untuk berdiskusi tentang karya yang diresensi.
- Memberikan pemahaman secara komprehensif kepada pembaca.
Contoh Resensi
Berikut adalah contoh resensi buku yang berjudul Serpihan Masa Lalu karya Utami Panca Dewi.
Judul : Serpihan Masa LaluPenulis : Utami Panca Dewi
Penerbit : Nuansa
Cetakan : Pertama, 2016
Tebal : 155 halaman
ISBN : 978-602-73112-7-5
Novel remaja ini bercerita tentang perjalanan seorang wanita bernama Dara.
Sejak kepergian ibunya, Dara menjadi anak yang pendiam. Tentunya hal membuat itu ayahnya, Farid menjadi prihatin.
Ayahnya yang berprofesi sebagai dokter berinisiatif mengajak Dara mengunjungi Rumah Singgah Bina Insani, yang sekaligus panti asuhan bagi anak-anak yang kurang beruntung, milik Bu Respati.
Dokter Farid ingin Dara memiliki keceriaan kembali seperti sebelum ditinggal ibunya.
Diawali dengan memperkenalkan diri di kelas barunya, banyak anak panti yang meminta Dara menjelaskan cara penyelesaian soal-soal IPA.
Sebab, Dara merupakan siswi paling cerdas di kelas XI IPA 2. Dia mampu menjelaskan soal-soal secara mudah, melebihi teman-teman sekelasnya.
Melihat keceerdasan Darai, Bu Respati mintanya menjadi guru atau pengajar mata pelajaran IPA bagi anak-anak panti.
Kebetulan Rumah Singgah itu belum memiliki guru IPA dan Dara menyetujuinya. Jadi, setiap Jumat sore, Dara memberi pelajaran IPA pada anak-anak panti.
Setelah berbulan-bulan mengajar di Rumah Singgah, akhirnya Dara sadar akan passion-nya. Seketika Dara ingin menjadi guru.
Dia benar-benar menikmati momen saat berada di tengah anak-anak panti tersebut.
Dia merasa jika menemukan kepuasan ketika murid-muridnya bisa memahami materi yang dijelaskannya. Bisa dikatakan sebagai sebuah kebanggaan tersendiri.
Tentu saja cita-cita ini bertolak belakang dengan keinginan dokter Farid, ayahnya.
Sebagai seorang dokter senior, Farid ingin Dara menjadi dokter juga agar dapat menggantikan mengelola klinik tersebut.
Banyak pihak yang heran dengan cita-cita Dara. Salah satunya adalah Ruben, kakak kelasnya yang diam-diam menyukai Dara.
Namun, Dara tetap teguh dengan harapannya. Dia menganggap bahwa setiap anak bebas memilih jalan yang diinginkan tanpa harus memenuhi permintaan orang tuanya.
Padahal Dara memiliki rasa kepada Ruben. Tapi, Dara memilih mengubur perasaannya karena cita-citanya tersebut.
Selain itu, dia juga memikirkan perasaan Mela, sepupu Dara, juga menyukai Ruben.
Karena orang tua Mela baru saja bercerai, Mela harus pindah tempat tinggal dan sekolah. Terlebih lagi Mela mengidap thallasemia.
Dara tak ingin sepupunya bersedih. Jika bersama Ruben bisa membuat Mela bahagia, Dara rela mengesampingkan perasaannya, walau harus sedikit terluka.
Di sisi lain, Dara juga tertarik pada Ale, seorang remaja seusianya yang menjadi penjaja koran di lampu merah.
Adik Ale, Adelia, seorang berkebutuhan khusus merupakan salah satu anak asuh Rumah Singgah Bina Insani, murid Dara.
Setelah ayahnya meninggal, Ale berjuang membesarkan adiknya. Dia rela putus sekolah asal adiknya bisa mengenyam pendidikan.
Dokter Farid tidak senang melihat kedekatan Dara dengan Ale.
Menurutnya, anak jalanan seperti Ale yang berambut gondrong tidak punya sopan santun dan tidak punya masa depan sehingga tidak layak untuk dicintai.
Apalagi mengetahui Dara terlambat pulang karena pergi bersama Ale, makin beranglah Dokter Farid.
Untuk menjauhkan anak kesayangannya dari Ale, Farid mengizinkan Dara mengambil program studi Pendidikan Biologi di Yogyakarta.
Bagi Dara, tak masalah dijauhkan dari Ale, selama tidak dilarang menjadi guru. Sebab, cita-citanya sudah bulat menjadi seorang guru yang berguna bagi setiap anak.