Pengertian Puisi Rakyat
Pengertian puisi rakyat adalah salah satu jenis sastra lama yang terikat oleh aturan atau syarat penulisan, seperti jumlah bait, baris, dan irama.
Biasanya puisi rakyat disimbolkan sebagai gambaran atau ungkapan tradisional yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari.
Lebih dari itu, puisi rakyat juga berisi pesan-pesan moral dan warisan para leluhur nenek moyang Indonesia yang lebih condong untuk selalu mengingat Tuhan (puji-pujian).
Oleh karenanya, puisi rakyat masih terus dilestarikan sampai saat ini.
Baca juga: Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru Beserta Contohnya
Ciri - Ciri Puisi Rakyat
Adapun ciri-ciri puisi rakyat adalah sebagai berikut:- Penutur atau pengarangnya tidak diketahui secara pasti.
- Menyebar melalui mulut ke mulut.
- Berupa sastra lisan.
- Terikat aturan, seperti jumlah baris, bait, dan irama.
- Berisi pesan dan nilai moral.
- Kebanyakan untuk mengingat Tuhan.
Elemen Puisi Rakyat
- Puisi rakyat lebih kaku karena terikat aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, serta pengulangan kata yang biasanya diletakkan pada akhir sajak.
- Puisi rakyat mengandung makna yang kuat melalui rangkaian kata.
- Terdiri dari beberapa deret kalimat.
Jenis - Jenis Puisi Rakyat
Berikut adalah beberapa jenis puisi rakyat, diantaranya:1. Gurindam
Pengertian gurindam adalah karya sastra lama berbentuk puisi yang terdiri dari dua baris kalimat yang memiliki rima atau sajak yang sama.
Contohnya: Jika belajar besungguh-sungguh, Keberhasilan akan kau rengkuh.
2. Syair
Kata "Syair" berasal dari bahasa Arab Syu’ur yang berarti "Perasaan".
Kata Syu'ur berkembang menjadi kata Syi'ru yang berarti "Puisi" dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum.
3. Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "penuntun".4. Mantra
Mantra termasuk dalam puisi lama yang dalam masyarakat Melayu tidak dianggap sebagai karya sastra, tetapi lebih terkait dengan kebiasaan dan kepercayaan.5. Karmina
Karmina dikenal dengan nama pantun kilat atau pantun dua seuntai adalah pantun yang terdiri dari dua baris.
Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi dengan pola sajak lurus.
Karmina biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
6. Seloka
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan.
Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, kadang-kadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Baca juga: 15 Pengertian Filologi Menurut Para Ahli
7. Talibun
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris.
Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya. Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:- Ia merupakan sejenis puisi bebas Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian.
Contoh Puisi Rakyat
Berikut adalah beberapa contoh puisi rakyat, diantaranya:Jentayu Yang Luka
Tiba-tiba dia bangkit
Dengan kelembutan yang tetap sopan
Berdiri di barisan paling hadapan
Sebagai pahlawan keadilanLama dulu wajahnya tersembunyi
Di belakang pemimpin berani sang suami
Mengintip dengan mata kecilnya
Segala tingkah dan senyuman pura-pura
Si pengampu yang bermuka dua
Si penyembah yang berjiwa hamba
Si pengemis segenggam labaDia adalah jentayu yang luka
Terbang mengepak menyonsong gumpalan awan
Mencakar menjeritkan kebebasan dan keadilan
Mencabar dunia yang semakin kejam.
Contoh Puisi Rakyat Berupa Syair
1.) Jauhi semua perbuatan jahat
Jauhi pula pebuatan maksiat
Mari kita segera bertaubat
Supaya kita selamat dunia akhirat
2.) Jangan risau dengan cobaan
Jangan bersedih karena kesulitan
Berdoa saja pada Tuhan
Insya Allah Dia kan kabulkan
3.) Jangan lalaikan perintah-Nya
Kerjakan yang disuruh-Nya
Bertaubatlah kepada-Nya
Dia pasti menerimanya
Contoh Puisi Rakyat Berupa Gurindam
Hakikat Seorang Guru
Siapa hendak menjadi guru
Maka rajinlah menuntut ilmu
Ketika sudah menjadi guru
Jangan merasa paling berilmu
Karena di atas langit yang biru
Masih ada langit yang lebih biru
Ajarlah murid dengan ilmumu
Serta teladan tingkah lakumu
Jikalau itu sudah kau laku
Resmilah engkau menjadi guru