8 Tradisi Lebaran Unik yang Hanya Ada di Indonesia


Tradisi Lebaran di Indonesia

Saat ini kita sudah memasuki detik-detik akhir di bulan suci Ramadhan dan menuju hari kemenangan, Hari Raya Idul Fitri yang juga dikenal sebagai hari lebaran.

Untuk merayakan hari kemenangan, ada berbagai cara yang dilakukan, mulai dari halal-bihalal sampai makan-makan bersama keluarga.

Namun, lebih dari itu, ternyata di Indonesia ada beberapa tradisi lebaran yang cukup unik dan tidak ada di tempat lain.

Tradisi tersebut sudah ada sejak zaman dulu dan masih digunakan sampai sekarang. Penasaran dengan tradisi tersebut? Berikut diantaranya.

1. Tradisi Ronjok Sayak di Bengkulu

photo: liburmulu.com

Tradisi ronjok sayak atau bakar Gunung Api ini biasa dilakukan masyarakat kota Bengkulu, khususnya oleh warga suku Serawai. Tradisi ini dilakukan menjelang lebaran atau pada malam takbiran.

Dalam pelaksanaannya, tradisi ini menggunakan media batok kelapa yang dibuat menggunung dengan cara disusun.

Sampai pada ketinggian yang dirasa cukup menjulang, kemudian batok-batok kelapa tersebut dibakar.

2. Tradisi Perang Topat di Lombok

photo: instagram.com/instalombok

Perang Topat merupakan simbol kerukunan antara umat Hindu dan Islam di Lombok. Umumnya, acara ini dilakukan pada hari ke enam Hari Raya Idul Fitri.

Tidak ada unsur kebencian, meski perang. Yang ada justru kerukunan, keharmonisan, dan kebahagiaan antar suku dan agama sebagai wujud toleransi yang tinggi.

3. Tradisi Tumbilotohe Gorontalo

photo: covesia.com

Tradisi Tumbilotohe adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Gorontalo untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan cara memasang lampu.

Uniknya, lampu-lampu yang digunakan adalah lampu tradisional menggunakan minyak tanah yang disebut Totehutu.

Lampu-lampu ini dinyalakan di depan rumah dan jalan menuju masjid pada malam takbir hingga menjelang subuh.

4. Tradisi Binarundak di Motoboi Besar

photo: tribun manado

Di daerah Motoboi Besar, Sulawesi Utara ada sebuah tradisi lebaran yang dikenal dengan nama binarundak, yaitu mengonsumsi nasi jaha bersama-sama.

Nasi jaha dimasak dengan bambu yang telah dilapisi oleh daun pisang. Serunya, kegiatan ini dilakukan bersama-sama di halaman atau lapangan dengan menggunakan sabut kelapa.

Saat sudah matang, maka nasi jaha akan dimakan bersama-sama sebagai ungakapan syukur kepada Tuhan.

5. Tradisi Ngejot di Bali

photo: iqra.id

Tradisi ngejot adalah sebuah bentuk toleransi antar umat beragama di Bali yang dilakukan dengan berbagi makanan, minuman, dan buah-buahan, sebagai wujud terima kasih kepada sesama tanpa melihat latar belakang agama.

Sebaliknya, umat Hindu pun melaksanakan tradisi ini ketika Hari Raya Besar, misal Galungan atau Nyepi.

6. Tradisi Tellasan Topak di Madura

photo: suara.com

Di Madura juga ada sebuah tradisi Lebaran yang bernama Tellasan Topat atau Lebaran Ketupat.

Tradisi ini dilakukan dengan cara membuat ketupat dalam jumlah banyak dan diarak mengelilingi desa dengan beragam budaya setempat, seperti pawai dokar hias.

Acara ini dilakukan sebagai wujud syukur kepada Tuhan.

7. Tradisi Festival Meriam Karbit di Pontianak

photo: pontianakpost

Setiap tahun, warga Pontianak merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan festival meriam karbit di sekitaran sungai Kapuas.

Meriam yang panjagnya kurang lebih 60 sentimeter tersebut dibuat dari kayu dan bambu. Kono katanya suara meriam ini digunakan untuk mengusir makhluk astral.

Namun, terlepas dari itu, festival ini adalah sebuah seni dan tradisi yang ditunggu-tunggu oleh penduduk setempat.

8. Tradisi Grebeg Syawal di Yogyakarta

photo: blogkulo.com

Tradisi Grebeg Syawal Yogyakarta adalah salah satu tradisi lebaran yang cukup terkenal di Indonesia.

Tradisi ini dilakukan pada 1 Syawal ini dengan cara mengarak gunungan dari hasil bumi, seperti sayuran dan buah-buahan.

Gunungan ini akan diarak dan akhirnya dibagikan oleh masyarakat setempat. Konon, siapa yang mendapat bagian gunungan ini akan mendapat kesejahteraan dan berkah dari Yang Kuasa.

Nah, itulah beberapa tradisi unik saat Lebaran di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya hanya di Sastrawacana.id

Previous Post Next Post