Mochtar Lubis adalah seorang jurnalis sekaligus sastrawan top tanah air. Sejak zaman pendudukan Jepang, ia telah banyak memberikan kontribusi terhadap kemajuan literasi Indonesia.
Selain itu, Mochtar Lubis juga dikenal sebagai penyair fenomenal yang terus mengkritik penguasa dengan karya-karyanya.
Buku Mochtar Lubis
Nah, dari sekian banyak karya-karyanya, ada beberapa yang cukup fenomenal dan masih menjadi pembicaraan hingga saat ini.
Sastrawacana.id telah merangkum, dari segudang karyanya, setidaknya ada empat buku Mochtar Lubis yang cukup fenomenal dan populer hingga sekarang. Berikut diantaranya.
1. Harimau! Harimau!
Buku berjudul Harimau! Harimau! adalah salah satu karya Mochtar Lubis yang cukup populer, diterbitkan pada tahun 1975.
Buku ini bercerita tentang tujuh tokoh pendamar bernama Pak Haji, Pak Balam, Sanib, Buyung, Talib, Sutan, dan Wak Katok. Ketujuh orang ini sangat disegani di kampungnya karena mereka punya perilaku yang sopan dan baik.
Pada suatu hari ketika sedang berburu kijang di hutan, mereka bertemu dengan harimau yang juga ingin memangsa kijang.
Harimau tersebut marah karena merasa buruannya diambil, kemudian harimau itu menyerang Pak Balam dan Talib.
Dari penyerangan itu, akhirnya terbongkar beberapa rahasia kelam keduanya yang jauh berbeda dengan pandangan masyarakat selama ini.
Buku fenomenal ini ditulis ketika Mochtar Lubis berada di dalam penjara.
Meski ditulis dalam jeruji besi, akhirnya buku Harimau! Harimau! diberi penghargaan sebagai buku terbaik dari Departemen Pendidikan dan Budaya RI dan sudah diterjemahkan ke dalam tiga bahasa, Inggris, Belanda, dan Mandarin.
2. Senja di Jakarta
Buku Senja di Jakarta merupakan sebuah kritik keras yang dituangkan ke dalam tulisan. Buku ini bercerita tentang bobroknya ekonomi, sosial, dan politik di Jakarta pada tahun 1950-an.
Tokoh dalam buku Senja di Jakarta adalah Suryono dan ayahnya, Raden Kaslan. Dalam ceritanya, mereka berdua adalah orang yang bergelimang harta. Hanya saja harta itu hasil dari korupsi.
Kritik Lubis pada buku Senja di Jakarta sangat terasa, bahkan sampai saat ini. Kemudian pada tahun 1957, Senja di Jakarta akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Claire Holt dengan tajuk Twilight in Jakarta.
Tidak berhenti sampai di situ, buku ini juga diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, mulai dari Belanda, Malaysia, Itali, Spanyol, Korea, dan Jepang.
3. Jalan Tak Ada Ujung
Buku Jalan Tak Ada Ujung bercerita tentang sosok guru teladan bernama Isa yang selalu dilanda ketakutan.
Isa memiliki sahabat yang bernama Hazil, seorang gerilyawan gagah yang tak kenal takut untuk berperang.
Latarnya menggambarkan kondisi Indonesia yang sedang revolusi dan kondisi mencekam akibat peperangan.
Buku yang terbit pada tahun 1952 ini mendapat banyak ulasan oleh para sastrawan lain sehingga disebut-sebut sebagai karya terbaik dari Mochtar Lubis.
4. Maut dan Cinta
Buku Maut dan Cinta bercerita tentang tokoh utama bernama Sadeli, seorang perwira yang mendapat tugas sebagai intelijen karena ia memiliki kecerdasan tinggi serta kefasihan berbahasa asing.
Dalam buku ini, pembacan akan terbawa suasana betapa mencekamnya kondisi saat itu, ketika revolusi Kemerdekaan Indonesia.
Ceritanya juga menceritakan tentang cinta, perjuangan, harapan, perlawanan, serta petualangan masa revolusi Indonesia.
Banyak pesan yang disampaikan oleh Lubis dalam buku ini sehingga pada tahun 1979, Maut dan Cinta berhasil terpilih sebagai novel terbaik.