Bahasa Indonesia memiliki ratusan ribu kosakata yang sudah terdaftar di KBBI. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring berjalannya waktu dan perkembangan bahasa.
Kosakata adalah kumpulan kata atau istilah yang digunakan dalam suatu bahasa untuk berkomunikasi.
Namun, sebagai pengguna Bahasa Indonesia, kita tentu tidak mengetahui semua kosakata Indonesia yang ada dalam kamus.
Sebab, ada kosakata yang merupakan kosa kata sehari-hari, ada pula kosa kata yang jarang digunakan.
Ada lebih dari 1000 kosakata Bahasa Indonesia dan juga kosa kata sastra Indonesia yang jarang diketahui, apalagi diucapkan.
Jika membuka buku kosa kata Bahasa Indonesia, kita akan melihat bagaimana keterbatasan kita terhadap bahasa.
Ada banyak sekali kosakata Bahasa Indonesia dan artinya yang tidak pernah kita dengar sebelumnya.
Kali ini Sastrawacana.id telah merangkum beberapa kosakata yang jarang bahkan nyaris tidak pernah digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah 100 kosakata Bahasa Indonesia yang jarang diketahui dan digunakan.
- Adun = Bersolek, elok (karena berhias)
- Agul = Sombong, bangga
- Akaid = Kepercayaan yang telah pasti dan tidak boleh dipersoalkan lagi; ilmu tentang kepercayaan
- Aklimatisasi = penyesuaian (diri) dengan iklim, lingkungan, kondisi, atau suasana baru
- Akordeon = alat musik yang dapat dilipat yang dilengkapi dengan bilah gamitan (udara akan bertiup dengan kuat apabila pemuput udara digerakkan dengan tangan)
- Aksioma = pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian
- Alamas = intan
- Alimun = golongan pekerja yang sudah tidak produktif
- Ambin = kain (tali dan sebagainya) pengikat anak (barang dan sebagainya) yang digendong
- Ambivalen = bercabang dua yang saling bertentangan (seperti mencintai dan membenci sekaligus terhadap orang yang sama)
- Amtenar = pegawai negeri; pegawai pemerintah
- Anderak = lubang perangkap untuk menangkap gajah
- Anno = tahun
- Apriori = Anggapan yang muncul sebelum mengetahui (melihat, menyelidiki, dan sebagainya) keadaan yang sebenarnya
- Aristokrasi = pemerintahan (kekuasaan) berada di tangan kaum bangsawan
- Aubade = nyanyian atau musik (untuk) penghormatan pada pagi hari
- Baktau = induk semang bagi perempuan lacur; muncikari
- Balairung = balai atau pendopo besar tempat raja dihadap rakyatnya
- Barbur = suka menghambur-hamburkan uang; boros
- Bena = menarik untuk diperhatikan
- Bertih = beras yang disangrai di kuali sampai kulitnya pecah meletup
- Buhul= simpul pada tali; ikatan (pada dasi)
- Belandong = penebang kayu di hutan
- Candramawa = hitam bercampur putih (tentang warna bulu kucing)
- Candala = rendah; hina; nista
- Capik = lumpuh (tentang kaki dan tangan)
- Celangak = terbuka lebar (tentang pintu dan sebagainya); celangap
- Cempala = lancang
- Cempera = cerai berai
- Cenangga = cacat tubuh yang dibawa sejak lahir; cangga
- Cendala = hina; buruk; keji; cabul
- Cenduai = guna-guna (mantra) untuk memikat hati perempuan
- Cerana = tempat sirih yang bentuknya seperti dulang berkaki (dibuat dari kuningan, perak, dan sebagainya)
- Cerang = tempat dalam rimba yang sudah ditebang pohon-pohonnya (seperti bekas ladang)
- Cerau = tiruan bunyi air hujan yang deras
- Codak = angkat, dongak
- Curu = mencret
- Cutel = tamat; habis (tentang cerita dan sebagainya)
- Dabal = pundi-pundi yang digantungkan pada ikat pinggang
- Dabih = sembelih
- Dabik = pukul (menunjukkan keberanian)
- Dabir = juru tulis; penulis
- Dahriah = orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan; ateis
- Daksina = selatan
- Dalu = ranum; terlampau masak (tentang buah-buahan)
- Damik = tampar
- Decur = tiruan bunyi air memancur dan sebagainya
- Dedar = berasa panas (tentang badan)
- Degil = keras kepala
- Delap = tak tahu maul (suka meminta)
- Dingkit = sesak
- Durja = Muram, sedih
- Ekskursi = perjalanan untuk bersenang-senang; piknik; darmawisata
- Fadihat = kejelekan; keaiban; kenistaan
- Fiat = persetujuan penuh dan resmi
- Gagai = memanjat
- Gagau = meraba
- Gahara = keturunan raja yang tulen (ayah ibunya anak raja-raja)
- Gahari = sedang
- Galgal = serba tergesa-gesa dan kasar (tentang perbuatan, tingkah laku, pekerjaan, dan sebagainya)
- Gayang = terhuyung-huyung atau tidak tegak berdiri karena mabuk (pusing kepala, pening, dan sebagainya)
- Gegares = makan banyak-banyak (rakus)
- Geligis = menggigil; menggentar keras
- Gelincuh = tersaruk, salah urat
- Gelingsir = ingsut, meluncur turun
- Gelipar = meleset (tentang pedang dan sebagainya yang ditebaskan)
- Geligit = menggigit berulang-ulang
- Gelojoh = suka makan banyak; lahap; rakus
- Gelimang = kotor
- Gerenyau = lancang (terutama tentang anak perempuan)
- Germang = seram (tegak bulu badannya)
- Geruh = celaka; malang; sial; nasib buruk
- Geta = takhta, singgasana
- Geronyot = berdenyut-denyut (tentang urat daging dan sebagainya)
- Halimbubu = pusaran angin
- Hembalang = berguling-guling; pontang-panting (tentang lari);
- Hukama = orang orang cerdik pandai, orang alim
- Indarus = ayam sabungan yang telah kalah berlaga
- Inkaso = upah bagi pemungut uang
- Insinuasi = tuduhan tersembunyi, tidak terang-terangan, atau tidak langsung; sindiran
- Interim = sementara; sementara waktu
- Internir = mengasingkan
- Itlak = mengakui kebenaran suatu ajaran tanpa diselidiki sendiri
- Itifak = persetujuan; persamaan; persesuaian
- Jaharu = orang jahat
- Jamhur = orang pandai
- Jelengar = diam keheran-heranan
- Jemuas = kotor (bergelimang) oleh cairan dan sebagainya yang lekat-lekat (tentang muka, tangan, dan sebagainya)
- Juadah = bekal makanan
- Kacapuri = bagian rumah yang berada di tengah-tengah; induk rumah, pusat istana
- Kadera = kursi
- Kalakian = ketika itu
- Kalibut = huru-hara
- Kalicau = mengelak
- Kalimantang = panji-panji putih panjang
- Kapiran = tidak terurus; telantar; tidak beroleh apa-apa; sia-sia
- Kedadak = penyakit buang-buang air dan muntah-muntah
- Kedekut = kikir (sekali); pelit (sekali)
- Kedengkik = kurus kering
- Kelimun = kelompok orang banyak; kerumun
Itulah beberapa contoh kosakata Bahasa Indonesia yang jarang digunakan dalam perbincangan sehari-hari.
Seiring berjalannya waktu, bahasa juga ikut berkembang sehingga ada banyak kosakata baru Bahasa Indonesia yang diadopsi dari bahasa asing.
Maka, alangkah baiknya agar kita selalu mempelahari bahasa Indonesia dengan baik dan benar agar kita tidak semakin asing dengan kata-kata baru yang muncul di kemudian hari.