Filsuf adalah seorang ahli pikir yang menghasilkan sebuah ide, gagasan, dan pemikiran baru yang bijaksana dan bermanfaat bagi peradaban serta kehidupan manusia.
Ada begitu banyak filsuf atau pelaku filsafat di dunia ini. Hanya saja yang terkenal adalah dari Yunani, misalnya Sokrates, Plato, dan Aristoteles.
Oleh karenanya, peradaban dunia sering mengutip hasil pemikiran mereka untuk hidup yang lebih bijaksana.
Nah, bicara tentang filsuf Yunani kuno, kali ini Sastrawacana.id telah merangkum beberapa filsuf yang dikenal hingga zaman modern.
Bahkan, hasil pemikirannya masih digunakan dalam peradaban kehidupan manusia. Siapa saja filsuf Yunani tersebut? Berikut diantaranya.
Baca juga: 8 Pengertian Filsafat Islam Menurut Para Ahli
1. Aristoteles (385-323 SM)
Aristoteles adalah filsuf Yunani murid Plato. Dari sekian banyak murid Plato, Aristoteles merupakan yang paling berpengaruh dalam peradaban dunia.
Ketika pengetahuan manusia masih terlalu umum dan luas, dia membaginya dalam subjek kategori berbeda, seperti fisika, metafisika, puisi, biologi, matematika, retorika, hingga politik.
Aristoteles memang menjadi tokoh filsafat Yunani yang pengaruhnya dirasakan hingga saat ini.
2. Socrates (469-399 SM)
Filsuf Yunani Socrates adalah seorang pemikir yang sangat berpengaruh dalam tradisi filosofi Barat karena hasil/buah pemikirannya.
Salah satu gagasannya yang paling fenomenal adalah metode Socrates, yaitu suatu bentuk penelaahan filosofis dengan mengeksplorasi implikasi dari posisi lawan bicara untuk merangsang munculnya pemikiran rasional dan gagasan baru.
Hingga akhirnya Socrates dihukum mati karena merusak keyakinan para pemuda akan dewa-dewa.
Baca juga: 7 Pengertian Filsafat Pendidikan Menurut Para Ahli
3. Plato (427-347 SM)
Plato adalah filsuf Yunani murid Socrates yang memiliki pandangan filosofis sama seperti gurunya.
Meski demikian, Plato merupakan seorang pemikir yang lebih sistematis dari gurunya.
Salah satu hasil pemikiran Plato adalah tentang idea yang menurutnya ialah sebuah realitas yang sebenarnya dapat dikenali oleh panca inderaapabila dari segala sesuatu yang ada.
Plato juga merupakan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia Barat.
Dalam pandangan fisika, Plato setuju dengan pemikiran Pythagoras.
4. Zeno Citium (490-430 SM)
Zeno merupakan seorang filsuf kuno yang sedikit berbeda dari para filsuf lainnya.
Ketika banyak filsuf menggunakan akal dan pengetahuan untuk menafsirkan alam, berbeda dengan Zeno yang justru menghabiskan waktunya untuk memikirkan paradoks gerak dan pluralitas.
Zeno juga punya banyak paradoks yang dicetus sendiri, seperti konsep infinity yang kemudian diperdebatkan oleh para filsuf-filsuf generasi selanjutnya.
Baca juga: 7 Cara Menjadi Jenius dengan Teori Leonardo da Vinci
5. Thales (620-546 SM)
Thales adalah seorang filsuf yang menghasilkan banyak buah pemikiran, salah satunya dia menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu.
Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Thales juga dinobatkan sebagai Bapak Filsafat Kuno oleh para sejarawan.
6. Pythagoras (570-495 SM)
Pythagoras adalah seorang ahli filsafat Yunani klasik dan perintis aliran pythagoreanisme.
Dia juga ahli matemetika yang berhasil menciptakan Teorema Pythagoras, salah satu perhitungan kunci dalam geometri.
Banyak hasil pemikiran Pythagoras yang memengaruhi filsafat modern.
Menurut laporan Athens Insiders, Pythagoras merupakan orang pertama yang mengajarkan jika bentuk bumi itu bulat.
7. Anaxagoras (500-428 SM)
Anaxagoras adalah seorang filsuf Yunani kuno yang kebanyakan buah pikirnya tentang realitas alam semesta.
Ide-idenya cukup kontras dan bertabrakan dengan ideologi kontemporer sehingga membuatnya terasingkan, bahkan terancam nyawa.
Anaxagoras meyakini bahwa realitas alam semesta berasal dari banyak prinsip, alias tidak ada yang murni sendiri.
Nah, itulah beberapa tokoh filsafat Yunani Kuno yang hasil pemikirannya masih berpengaruh hingga zaman modern.
Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya hanya di Sastrawacana.id ya!