Tari legong keraton (flickr/Jaroslav Holub) |
Tari Legon Keraton
Kata Legong Keraton terdiri dari dua kata yaitu legong dan kraton. Kata legong diduga berasal dari kata “leg” yang berarti gerak tari yang luwes, lemah gemulai.
Sementara “gong” berarti gamelan. “leg” dan “gong” digabung menjadi legong yang mengandung arti gerakan yang diikat, terutama aksentuasinya oleh gamelan yang mengiringinya.
Jadi Legong Keraton berarti sebuah tarian istana yang diiringi oleh gamelan.
Baca juga: Sejarah Tari Gandrung Banyuwangi dan Asal Usulnya
Fungsi Tari Legong Keraton
- Sebagai sarana untuk pertunjukan dan hiburan
- Sebagai ungkapan keindahan ataupun aktivitas keindahan itu sendiri
- Sebagai aktivitas kreaktif
- Untuk mengikaat rasa persatuan
Perkembangan Tari Legong Keraton
Tarian Legong berkembang di keraton-keraton Bali pada abad ke-19. Tari Legong adalah berasal dari desa Sukawati, yaitu di Puri Paang Sukawati.
Dari Sukawati legong berkembang kebergagai pelosok desa di Bali seperti; di Puri Agung desa Saba (sekarang di Puri Taman Saba), di Peliatan, di Bedulu, di Benoh Denpasar, dan lain sebagainya.
Di desa Saba yaitu di Puri Saba tari legong keraton, menurut I Gusti Gede Raka sudah ada sekitar tahun 1911, di bawah pimpinan serta asuhan I Gusti Gede Oka yang bergelar Anak Agung di desa Saba, yaitu kakek beliau sendiri.
I Gusti Gede Oka dengan membawa calon penari datang ke Sukawati, belajar tari legong di desa Sukawati yaitu di Puri Paang, dengan guru tarinya pada waktu itu adalah Anak Agung Rai Perit.
Di atas tahun 1920-an kepemimpinan sekha legong di Saba yang juga merangkap sebagai pelatih dan pembina seka legong di Saba adalah putra beliau bernama I Gusti Bagus Jelantik sampai tahun 1940-an, yang mana beliau juga belajar di Puri paang Sukawati.
Di atas tahun 1945-an kepemimpinan sekha legong yang juga merangkap sebagai pelatih dan pembina adalah I Gusti gede Raka, yaitu keponakan dari I Gusti Bagus Jelantik, yang lebih dikenal dengan sebutan Anak Agung Raka Saba, karena beliau adalah orang Puri.
Gerak Tari Legong Keraton
1. Miles adalah tumit diputar ke dalam (kanan – kiri). Gerakan ini misalnya terjadi pada pergantian posisi ngagem.2. Mungkah lawang adalah gerakan tari yang pertama sebagai awal dari suatu tarian. Maksud dari gerakan ini yaitu untuk membuka langse.
3. Agem kanan adalah berat badan ada pada kaki kanan, jarak kaki kira-kira 1 genggam serta badan condong ke kanan. Tangan kanan sirang mata dan tangan kiri sirang susu.
4. Sledet adalah gerakan mata yang dimana gerakan ini dapat dilakukan ke samping kanan atau kiri dan merupakan ekspresi pokok dalam tari Bali.
5. Luk nerudut adalah gerakan kepala ke kanan dan ke kiri yang ditarik secara stakato.
6. Ulap-ulap adalah posisi lengan agak menyiku dengan variasi gerak tangan seperti orang memperhatikan sesuatu.
7. Ngejat pala adalah kecepatan dari gerakan ngotag pala.
8. Agem kiri adalah berat badan ada pada kaki kiri, jarak kaki kira-kira 1 genggam serta badan condong ke kiri. Tangan kiri sirang mata dan tangan kanan sirang susu.
9. Ngelo adalah gerak tangan bergantian sejajar dengan pinggang dan dahi
10. Ngenjet adalah menekankan kaki kanan atau kiri secara bergantian ke depan, tumit tidak menempel di tanah (menjinjit) dan badan agak merendah (ngeed).
11. Nyeregseg adalah gerakan kaki dengan langkah ke samping cepat dan bisa digerakkan kesegala arah.
12. Ngumad adalah gerakan menarik kaki yang didominit oleh gerakan tangan ke arah sudut belakang. Gerakan ini dipakai pada waktu akan ngangsel ngeteb ataupun ngumbang.
13. Ngumbang adalah gerakan berjalan pada tari wanita dengan jatuhnya kaki menurut maat gending ataupun pukulan kajar.
14. Milpil adalah gerakan berjalan juga, hanya ragamnya lebih halus, kadang – kadang injakan – injakan tapak kai lebih dari satu kali.
15. Lasan megat yeh adalah sikap kaki sama dengan sregseg hanya berbeda pada arah gerakan yaitu ke sudut kanan depan.
16. Ngepik adalah leher direbahkan ke kanan dan ke kiri.
Iringan Tari Legong Keraton
Iringan tari legong keraton yaitu :1. Ritme pada tari legong keraton
2. Gamelan palegongan