Seloka : Pengertian, Ciri, dan Contohnya

Seloka

Pengertian Seloka (Pexels.com/George Sharvashidze)


Pengertian Seloka

Seloka adalah bentuk puisi lama melayu klasik, biasanya berisikan pepatah ataupun perumpamaan yang dapat mengandung lulucon, sindiran bahkan tidak sedikit yang isinya berupa ejekan.

Seloka biasanya ditulis dengan 4 baris atau lebih, dan memakai bentuk pantun.

Seloka atau pantun seloka tidak lain daripada pantun rantai atau pantun berkait. Pantun ini memiliki beberapa bait yang saling berhubungan.

Baris kedua pada bait pertama menjadi baris pertama pada bait selanjutnya; sedangkan baris keempat pada bait pertama, menjadi baris ketika pada bait selanjutnya.

Jadi sebenarnya perbedaan bait pertama dan bait selanjutnya terletak pada satu baris sampiran (baris kedua) yang pada satu baris isi (baris keempat) bait selanjutnya.

Baca juga: Sastra Melayu Klasik: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Seloka Menurut Para Ahli

1. Simorangkir

Seloka merupakan peribahasa atau pepatah yang didalamnya diberi sampiran atau seloka tidak lain dari pada bidal/pepatah yang berirama.

2. Hooykaas

Seloka merupakan pantun yang didalamnya mengandung ibarat atau kiasan dan berisi nasihat-nasihat. Juga bahwa seloka atau pantun itu ialah pantun yang bersajak sama, seperti saja syair (a-a-a-a).

3. Amir Hamzah

Seloka merupakan pantun yang antara sampiran dan isi terdapat hubungan yang mengandung arti.

4. Madong Lubis

Seloka atau pantun seloka tidak lain adalah pantun rantai atau pantun berkait.

5. Sabaruddin Ahmad

Dalam seluk beluk bahasa Indonesia, ia menyatakan bahwa seloka ialah pantun berangkai “sama dengan keterangan Madang Lubis”.

6. Sutan Moh. Zain

Dalam zaman baru, beliau berpendapat bahwa seloka boleh terdiri atas 2 baris, 4 baris, 6 baris atau lebih. Seloka yang jumlah barisnya lebih dari 2, bersajak pasang (aa, bb, cc, dd), semua kalimatnya mengandung arti dan mempunyai hubungan yang logis seperti halnya syair.

Baca juga: Pengertian Folklore Beserta Jenis dan Contohnya

Ciri-Ciri Seloka

  • Di setiap bait dalam seloka ada 2 baris yang panjang
  • Di dalam setiap baris seloka terdiri atas suku kata (yaitu 2×9 suku kata)
  • Ada hubungan antara isi bait yang satu dengan isi bait berikutnya
  • Seloka tidak terikat dengan persajakan
  • Isi seloka berupa petuah atau nasihat
  • Pada baris kedua dalam bait terdahulu menjadi baris pertama pada bait berikutnya dan baris keempat dalam
  • Bait terdahulu menjadi baris ketiga dalam bait berikutnya

Fungsi Seloka

Fungsi seloka yaitu untuk mengkritik semua sikap negatif dari anggota masyarakat tanpa harus menyinggung perasaan dari anggota masyarakat tersebut.

Seloka juga bisa menjadi panduan atau pengajaran bagi individu yang terkait.

Selain itu fungsi seloka sangat bergantung kepada isinya yaitu untuk menyindir, mengejek, menempelak, melahirkan rasa benci karena sikap manusia, memberi pengajaran dan panduan, serta sebagai alat protes sosial.

Contoh Seloka

"Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan
Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan"

Ada suatu burung merak (a)
Lehernya panjang suaranya serak (a)
Tuan umpama emas dan perak (a)
Hati yang mana boleh bertolak (a)

"Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan,
Dimana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan,
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan,
Ibu mati bapak berjalan,
Kemana untung diserahkan"

"Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang"
Previous Post Next Post