Pengertian Majas Alegori
Majas alegori adalah salah satu jenis majas perbandingan untuk menjelaskan suatu hal secara tidak langsung, melalui sebuah kiasan atau penggambaran yang berkaitan.Umumnya, majas alegori sering ditemukan pada karya sastra berupa novel, meski juga kadang ditemukan dalam karya ilmiah.
Contoh Majas Alegori
- Cinta itu seperti menggenggam pasir. Bila tidak digenggam akan menghilang, tetapi jika digenggam terlalu erat maka akan terdesak keluar melalui celah jari dan akhirnya juga menghilang.
- Otak kita seperti pisau jika kita selalu rajin untuk mengasahnya maka dia akan menjadi sangat tajam, namun jika kita sangat jarang untuk mengasahnya maka lama kelamaan pisau tersebut akan tumpul bahkan bisa berkarat.
- Kitab suci adalah rambu lalu lintas manusia. Selama kita patuh akan rambu itu maka kita akan selamat sampai tujuan.
- Wajah yang tampan dan cantik ibaratkan bunga, indah mekar membuat semua yang melihatnya suka, saat layu semua akan pergi.
- Kedua orang tua kita digambarkan seperti seorang pelukis yang berperan untuk mewarnai kertas putih yang tidak lain yaitu anaknya sendiri. Bagaimana caranya seorang anak akan menjadi orang yang berhasil itu tinggal tergantung dari orang tuanya.
- Kegagalan seperti sebuah batu besar untuk kita lewati yang dengan batu tersebut kita akan mampu melompat lebih tinggi dari saat sebelum kita menemui batu tersebut.
- Mereka berdua akan mendayung bahtera rumah tangganya sendiri. Suami harus dapat menjadi nahkoda yang pandai mempertahankan kapal, sedangkan istri harus bisa menjadi juru mudi. Perjalanan tentu tidak akan mudah, di tengah laut tentu akan berhadapan dengan ombak dan badai.
- Hidup itu bagaikan sungai yang mengalir, pasti akan ada rintangan seperti gelombang, bebatuan, arus yang kencang, kedalaman yang sulit ditebak, dan hingga pada akhirnya berhenti saat bertemu dengan laut.
- Perjalanan hidup ini seperti sungai yang mengalir menyusuri sebuah tebing dan bebatuan, tetapi sangat sulit untuk menebak kedalamannya. Namun rela menerima segala kotoran dan sampah, yang pada akhirnya berhenti ketika sudah bertemu dengan sebuah lautan.
- Seorang suami adalah nahkoda dalam kapal rumah tangga.
- Kehidupan ibarat roda yang selalu berputar. Terkadang kita bernasib mujur terkadang kita juga mengalami kemalangan.
- Bekerja adalah menanam harapan di hamparan kehidupan.
- Iri dan dengki adalah duri-duri yang bisa menusuk dan membuat luka.
- Kehidupan ini ibarat aliran sungai dari pegunungan. Lalu turun menyusuri lereng-lereng yang kadang indah yang kadang juga penuh sampah.
- Harga dunia tak akan pernah mengenyangkan. Harta ibarat air laut yang semakin diminum akan semakin membuat haus.
- Amal yang ikhlas tak ubahnya seperti sebutir benih di tanah yang sangat subur. Ia akan tumbuh dan memberikan buah.
- Seorang anak bagaikan kertas putih. Orang tuanyalah yang akan menuliskan sesuatu.
- Bekerja merupakan kehormatan bagi seorang laki-laki.
- Kemarahan ibarat api yang membakar. Akan merusak segala sesuatu termasuk sesuatu yang kita cintai.
- Seorang musuh ibarat guru yang sedang menyamar. Ia akan mengajarkan berbagai hal kepada kita.
- Kasih sayang laksana embun pagi yang membasahi tanah kering. Siapapun yang mendapatkannya maka ia mendapatkan kesejukan.
- Shalat lima waktu ibarat sungai jernih yang mengalir di depan rumah. Siapapun yang shalat maka akan bersih jiwanya.
- Menyayangi seseorang bagaikan menangkap air. Jika terlalu keras maka akan hilang. Jika dibiarkan maka tak akan didapatkan.
- Wajah cantik adalah bunga yang berseri di pagi hari. Di sana kumbang dan kupu-kupu akan mendatanginya.
- Kebencian adalah pencuri yang paling ulung. Tanpa disadari ia akan mengambil satu persatu itu pun di kebahagiaan.
- Bulan Romadhan adalah pasar bagi seorang muslim. Di sanalah mereka akan menjual jiwa raganya untuk membeli surga .
- Rumah tangga serupa dengan bahtera yang berlayar di samudra.
- Seorang wanita adalah tawanan bagi suaminya. Dia harus diperlakukan dengan penuh kelembutan. Dijaga jangan sampai terluka.
- Pengakuan akan kesalahan adalah gerbang pertama menuju perbaikan. Mereka yang mengakui kesalahannya mereka juga yang akan berjalan di jalan kebaikan.
- Usia seseorang bagaikan batang pohon yang yang selalu tumbuh tinggi. Akan tetapi apabila tiba masanya ia akan kering dan mati.
- Kebaikan merupakan mata uang yang diterima di manapun.
- Kezaliman adalah kegelapan.
- Kelasku bagaikan pasar yang setiap hari di penuhi oleh keributan dan tidak ada aturan.
- Harta itu bagai pedang kita harus pandai pandai memakainya untuk hal yang berguna atau kita yang akan tertusuk sendiri.
- Cinta itu bagai air. Kita bisa jatuh ke dalamnya. Kita bisa tenggelam ke dalamnya tapi kita tidak bisa hidup tanpanya.
- Al Quran bagaikan lentera kehidupan. Dengan al quran kita tidak akan tersesat karena gelapnya kehidupan dunia yang fana. Kita tidak akan terperangkap dalam nikmat yang dunia suguhkan.
- Hidup di dunia ini ibarat kita berteduh di bawah pohon dan cepat atau lambat kita pasti akan melanjutkan perjalanan kita ke tempat tujuan utama kita yaitu akhirat. Hanya menunggu waktu saja.
- Wanita itu seperti ular. Mulutnya teramat berbisa dan dusta karena semua yang keluar dari mulutnya adalah kata kata yang menyakitkan seperti racun.
- Duit hanyalah sebuah alat tukar, namun duit dapat membuat orang mabuk kepayang, duit menjadikan orang jadi lupa daratan.
- Air mata melambangkan suka dan duka. Ketika mengiringi keduanya tak ada bedanya. Kadang mengalir tak terasa menerobos batas bendungan mata.
- Kematian adalah kehidupan yang panjang. Kehidupan yang akan dihadapkan dengan hasil semua perbuatan.