Contoh Rumusan Masalah dan Kesimpulan

 


Contoh Rumusan Masalah dan Kesimpulan

Rumusan Masalah
  • Sejauh mana peranan warisan harta dalam kesejahteraan anak?
  • Apakah makna lemah dalam ayat tersebut, bermakna dalam hal ekonomi?
  • Seberapa besar tanggung jawab orangtua menyiapkan bekal harta untuk mempersiapkan kesejahteraan anak-anaknya?
  • Apakah ayat tersebut bermakna wajib atau anjuran saja?
  • Kalau harta adalah fitnah yang berbahaya, lalu bagaimana membentengi anak dari bahaya tersebut?
Kesimpulan
  1. Harta warisan berperan sangat besar dan strategis dalam menjaga dan memelihara kelanjutan kesejahteraan hidup anak-anak yatim.
  2. Mayoritas mufassir berpendapat bahwa di antara pengertian yang paling dominan terhadap kata yang berarti lemah dalam Q.S. An-Nisaa’: 4 adalah berkaitan dengan hal ekonomi.
  3. Tanggung jawab orangtua dalam mempersiapkan bekal harta untuk kesejahteraan anak-anaknya sepeninggalnya adalah sangat besar, bahkan diperintahkan secara tegas oleh Allah .
  4. Perintah yang terkandung dalam ayat di atas adalah anjuran yang sangat ditekankan.
  5. Untuk membentengi anak dari fitnah harta adalah dengan mengamanahkannya pada pihak yang terpercaya, dan juga membekali anak dengan pendidikan yang mencukupi sehingga memiliki keterampilan yang cukup untuk mengelolanya secara mandiri di masa berikutnya.

Contoh Rumusan Masalah dan Kesimpulan

Rumusan Masalah
  • Apa yang dimaksud dengan blog?
  • Bagaimana cara membuat blog?
  • Apa saja jenis-jenis blog?
  • Apa tujuan dan manfaat blog?
Kesimpulan
  1. Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Weblog sendiri merupakan singkatan dari “Logging The Web”. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar komentar mereka sendiri di jurnal online mereka.
  2. Hal pertama yang harus diperhatikan dalam membuat blog di blogger/blogspot adalah pastikan bahwa kita memiliki akun gmail karena blogger atau blogspot bekerjasama dengan google, jadi blog yang kita buat bisa tampil di mesin pencarian google.
  3. Berdasarkan Platform : (Free Blog, seperti blogger/blogspot, wordpress) -  (Self-Hosting Blog, seperti wordpress.org, joomla, drupal) - (Citizen Journalism Blog, seperti kompasiana, blogdetik)
  4. Menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun bagi orang lain.

Rumusan Masalah
  • Bagaimana Seni Tari dan Kreatifitas?
  • Bagaimana Model Peer Teaching dalam Pengembangan Pendidikan Seni Tari?

Kesimpulan

Wallas (dalam Psikologi Seni, Irma Damajanti, 2013 hal 23-24) mengemukakan bahwa proses kreasi melibatkan empat tahap yang berurutan, yaitu :
  • Preparation (tahap persiapan atau masukan) ialah tahap pengumpulan informasi atau data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah. Dengan berbekal bahan pengetahuan maupun pengalaman, individu menjajag bermacam-macam kemungkinan penyelesaian masalah. Disini belum ada arah yang pasti atau tetap, akan tetapi alam pikirannnya mengeksplorasi macam-macam alternatif. Pada tahap ini pemikiran pemikiran divergent dan pemikiran kreatif sangat penting.
  • Incubation (tahap pengeraman) ialah tahap ketika individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut., dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeraminya” dalam alam pra sadar. Sebagaimana dilaporkan dari analisa biografi maupun laporan-laporan tokoh-tokoh seniman dan ilmuan, tahap ini penting artinya dalam proses timbulnya inspirasi. Mereka semua melaporkan bahwa inspirasi yang merupakan titik awal dari suatu penemuan atau kreasi baru berasal dari daerah pra sadar atau timbul dalam keadaan ketidaksadaran penuh.
  • Illumination (tahap inspirasi) ialah tahap timbulnya insight atau Aha-Erlebnis, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.
  • Verification (tahap pembuktian atau pengujian) disebut juga tahap evaluasi, ialah tahap ketika ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran yang kritis dan konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh pemikiran konvergen (pemikiran kritis). Pemikiran dan sikap spontan harus diikuti oleh pemikiran selektif. Akseptasi total harus diikuti oleh kritik. Firasat harus diikuti oleh pemikiran yang logis. Keberanian harus diikuti dengan sikap hati-hati. Imajinasi harus diikuti oleh pengkajian terhadap realitas (reality-testing).
Rumusan Masalah
  • Apa hakikat dari penelitian pengembangan?
  • Bagaimana karakteristik dan motif pengembangan penelitian?
Kesimpulan
  1. Menurut Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori. Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut: Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.
  2. Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain : 1. Studying research findings, Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran. 2. Developing the product, Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa. 3. Field testing, Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik. 4. Revising, Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
Previous Post Next Post