Pantun Peribahasa
Pantun Peribahasa adalah sebuah pantun yang dibuat dengan kalimat berirama yang tersusun atas empat baris atau satu bait.
Biasanya, isi dari pantun peribahasa adalah berupa kiasan yang tujuannya untuk memberi pesan moral kepada pembaca, meski kadang juga digunakan untuk sekedar lelucon atau candaan belaka.
Baca juga: Sejarah Singkat Lahirnya Pantun di Nusantara
Ciri Ciri Pantun Peribahasa
Adapun ciri-ciri pantun peribahasa sebagai berikut
Tak ada uang abang di tendang
Bersama-sama saat senang
Di saat susah di tinggal menghilang
Ada pedang ada belalang
Ada air ada pula ikan
Hidup di sini kita senang
Hidup di sanapun juga mapan
Si kalong sering berpesta
Abis nyolong kena gebuk warga
Tong kosong nyaring bunyinya
otak kosong banyak bicara
Kalau menang jadi arang
Kalau kalah jadi abu
Kalau menang hidup malang
Kalau kalah hidup pilu
Buah mangga buah salak
Buah durian dimakan asih
Bagai air dengan minyak
Hidup di dunia selalu berselisih
Harus teriak jika tenggelam
Jika tidak bisa bahasa
Air beriak tanda tak dalam
Banyak bicara tak banyak ilmunya
Berakit-rakit kita ke hulu
berenang-renang ketepian.
bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian
Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian
Pohon pepaya di dalam semak
Pohon manggis sebesar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis di harap jangan
- Mengandung pesan atau pengungkapan maksud dengan cara membandingkan.
- Susunan barisnya berirama.
- Biasanya hanya ditulis empat baris atau 1 bait saja.
- Menggunakan kata yang sederhana.
- Pantun peribahasa digunakan pada zaman dahulu untuk pesan atau isyarat.
Contoh Pantun Peribahasa
Ada uang abang di sayangTak ada uang abang di tendang
Bersama-sama saat senang
Di saat susah di tinggal menghilang
Ada pedang ada belalang
Ada air ada pula ikan
Hidup di sini kita senang
Hidup di sanapun juga mapan
Si kalong sering berpesta
Abis nyolong kena gebuk warga
Tong kosong nyaring bunyinya
otak kosong banyak bicara
Kalau menang jadi arang
Kalau kalah jadi abu
Kalau menang hidup malang
Kalau kalah hidup pilu
Buah mangga buah salak
Buah durian dimakan asih
Bagai air dengan minyak
Hidup di dunia selalu berselisih
Harus teriak jika tenggelam
Jika tidak bisa bahasa
Air beriak tanda tak dalam
Banyak bicara tak banyak ilmunya
Berakit-rakit kita ke hulu
berenang-renang ketepian.
bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian
Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian
Pohon pepaya di dalam semak
Pohon manggis sebesar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis di harap jangan
Ada air di dalam gelas
Gelas diletak tidak beralas
Ada ubi ada batas
Ada budi pasti dibalas