Pengertian monolog Menurut Para Ahli
Monolog adalah narasi yang dibacakan sendiri tanpa lawan bicara untuk mengekspresikan pikiran.
Sementara menurut KBBI, monolog adala pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri.
Adapun pengertian monolog menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Suroso
Pengertian monolog adalah berbicara sendiri, bercerita sendiri, tentang suatu peristiwa atau keadaan yang dialami tokoh.
2. Kabisch (1985:43)
Monolog adalah suatu percakapan yang dilakukan dengan diri sendiri. Sebagai seorang monolog, penggambaran bukan menggambarkan akan situasi sebagai monolog pengamat, tetapi juga memperjelas komentar.
Baca juga: 12 Pengertian Drama Menurut Para Ahli
3. Alterman
Menurut Alterman, monolog dapat di artikan sebagai a long monologue or monodrama is a one-person play. Monodramas can be a powerful form of theater.
4. Abdullah
Berbeda dengan pendapat Abdullah, yang mendefinisikan bahwa monolog adalah ungkapan kata hati dalam drama. Abdullah menyebutkan bahwa ada tiga macam monolog yang terdiri dari monolog, aside dan soluloque.
5. Nano Riantiarno
Menurut seniman teater Nano Riantiarno pengertian monolog adalah tradisi, monodrama yang diadopsi dari Yunani Klasik. Kemudian seiring berjalannya waktu dikembangkan oleh Wiliam Shakespeare dalam banyak bentuk drama.
Baca juga: 8 Definisi Teater Menurut Para Ahli
6. Shakespeare
Sementara berbeda dengan Shakespeare yang menyebutkan seorang pelakon yang mengungkapkan fikiran dan perasaan tanpa kehadiran pelaku lain adalah soliloque, yang juga masih termasuk dalam drama panjang.
7. Reantiarno
Pengertian monolog menurut reantiarno monolog memiliki banyak aliran, bentuk pertunjukan dan memiliki perspektif keilmuan yang beragam. Ada yang namannya mono play, one man show, teater solo dan masih banyak istilah lain yang akan kita pelajari dalam monolog.
8. Marquab
Dialog dan monolog memiliki hubungan dalam drama. Menurut Marquab, dialog dan monolog adalah bentuk dari komunikasi dalam drama. Jika drama tidak komunikatif, maksud pengarang, pembangunan nresmon emosional tidak akan sampai.
Baca juga: Pengertian Teks Anekdot Beserta Struktur dan Contohnya
Contoh Monolog
Mudasir? Kamu Mudasir? Bagaimana caranya kamu masuk kamar ini? Mudasir? Kenapa? Tidak kenal saya lagi?
Saya Atikah. Isterimu. Dulu, kamu mengantar saya ke Jakarta. Kita berpisahan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Kamu cerita di surat, sehabis mengantar saya kamu langsung pulang ke kampung mengurus sawah. Sampai setahun lebih kita saling berkirim surat.
Sesudah musibah datang, surat-suratmu tidak datang lagi.Jangan pergi, Mudasir. Jangan tinggalkan saya. Apa saya sudah tidak punya daya tarik lagi?
Kamu dulu sering bilang saya cantik. Saya memang cantik. Kecantikan yang alami, tanpa gincu dan bedak. Kamu suka saya apa adanya.
Kamu sering bilang begitu. Ini saya, Atikah. Saya tahu, penyiksaan ini bikin saya tidak secantik dulu lagi.
Kalau ada cermin di kamar ini, mungkin saya bisa segera tahu. Wajah saya bisa saja sudah seperti gombal busuk. Bacin dan tidak layak dipandang-pandang. Bikin jijik ya? (cuplikan naskah monolog Tolong karya N. Riantiarno)
Contoh Monolog
Saya sangat susah sekali sebab istri saya sangat cantik sekali.
Kecantikannya itulah yang menyebabkan saya jadi susah dan hampir gila. Sungguh mati, saudara. Dia sangat cantik sekali.
Sangat jarang Tuhan menciptakan perempuan cantik. Disengaja. Sebab perempuan-perempuan jenis itu hanya menyusahkan dunia.
Luar biasa, saudara. Bukan main cantiknya istri saya itu. Hampir-hampir saya sendiri tidak percaya bahwa dia itu istri saya.
Saya berani sumpah!
Dulu sebelum dia menjadi istri saya tatkala saya bertemu pandang pertama kalinya disuatu pesta berkata saya dalam hati: maulah saya meyobek telinga kiri saya dan saya berikan padanya sebagai mas kawin kalau suatu saat nanti ia mau menjadi istri saya.
Tuhan Maha Pemurah. Kemauan Tuhan selamanya sulit diterka. Sedikit banyak rupanya suka akan surpraise. Buktinya?
Meskipun telinga saya masih utuh, toh saya telah berumah tangga dengan Supraba selama lima tahun lebih. (cuplikan teks monolo Kasir Kita karya Arifin C. Noer)