Pengertian Teks Anekdot
Teks Anekdot adalah cerita singkat yang mengandung unsur jenaka dengan maksud untuk melakukan kritikan.
Sehingga pada umumnya topik teks anekdot seputar politik, lingkungan, budaya, ekonomi, dan sosial.
Namun, teks anekdot tidak hanya berisikan cerita jenaka saja.
Tapi juga terdapat amanat, pesan moral, serta ungkapan tentang suatu kebenaran.
Baca juga: Teks Eksplanasi: Pengertian, Struktur, dan Contohnya
Jadi, meski cenderung jenaka, teks anekdot sifatnya harus nyata dan seputar fakta.
Sehingga jika ingin menulis teks anekdot, penulis harus mengalami langsung atau minimal memahami apa yang akan diangkatnya menjadi anekdot.
Tujuannya agar isi dari teks anekdot tersebut berdasarkan fakta, bukan imajinasi belaka.
Contoh Teks Anekdot
1. Contoh Teks Anekdot Tema Pendidikan
Dimar dan Agus sedang bercakap-cakap tentang rencana masa depan mereka.Dimar : Yes, akhirnya kita lulus juga!
Agus : Yap, gak sia-sia selama ini belajar keras
Dimar : Btw, mau lanjut study ke mana?
Agus : Rencananya sih daftar SNMPTN. Kalau kamu?
Dimar : Mau ikut SNMPTN tapi gak yakin lolos
Agus : Jangan berpikir begitu dulu. Kamu masih mau kuliah kan?
Dimar : Ya jelas lah. Kalau tidak diterima di PTN, mungkin aku akan daftar ke PTS aja.
Agus : Menurutku sih PTN aja
Dimar : PTS, Pokoknya Tetap Sekolah.
Agus : Dasar!
2. Contoh Teks Anekdot Tema Interaksi
Di suatu hari, penjual roti melewati kompleks perumahan.
Kemudian, Riski memanggilnya dengan nada kencang.
Tak lama kemudian, tukang roti itu datang dan akhirnya terjadi pembicaraan.
Riski : Adanya Roti jenis apa saja?Tukang Roti : Ada banyak dek
Riski : Kalau yang ini rasa apa ya?
Tukang Roti : Roti ini rasa coklat dek
Riski : Kalau yang ini rasa apa?
Tukang Roti : Rasa strawberry dek
Riski : Terus kalau yang ini?
Tukang Roti : Rasa nanas dek
Riski : Loh, terus mana rotinya? Dari tadi bicaranya buah-buahan terus. Memangnya abang jual apa sih, roti atau buah ?
Tukang Roti : *Hening* (Dalam sekejap si tukang jual roti tersebut pingsan mendadak).
3. Contoh Teks Anekdot Singkat
Suatu ketika dikampus, seperti biasa masuk kelas pagi-pagi.
Aku duduk disebelah temanku bernama Ainun.
Kebetulan kita sama-sama anak yang mendapatkan beasiswa di kampus.
Ainun :” he jo, sudah cair beasiswa kita”Aku :”loh iyo tah?” (wajah bahagiaku keluar)
Ainun :”iya, aada pemberitahuan di grup whatsapp, katanya easiswa cair 6 bulan”
Aku :”subhanallah nun, ayo nanti kita hedon”
Ainun :”iya ayo hedon ke warung lalapan yuk nanti”
Aku :”hedon kok ke warung lalapan hmmm”
Ainun :”dah lama aku tak makan ayam, tiap hari makan tempetahu sambel”
Aku :”okelaaah”
Aku dan ainun tertawa….
4. Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman
Ada dua orang gadis yang bersahabat yaitu Vira dan Nana.
Sejak bersahabat Vera sering meminta bantuan Nana terutama jika sedang membutuhkan uang.
Ketika sedang dalam kekurangan atau butuh uang dia selalu memanfaatkan temannya.
Tetapi giliran ditagih dia menghindar dan seperti tidak mau tau.
Suatu ketika si Nana sedang mengerjakan tugas yang menumpuk dan harus selesai dalam waktu seminggu.
Dia kebingungan karena disaat bersamaan dia ada acara keluarga yang tidak bisa dia tinggalkan.
Kemudian dia mempunyai suatu inisiatif.
Disaat bersamaan Vira ingin meminjam uang lagi kepada Nana.
Entah sudah berapa kali dia meminjam uang dan belum dikembalikan.
"Na bolehkan aku meminjam uang lagi?’" tanya Vira dengan nada sedikit memohon.
"Berapa Vir?" tanya Nana.
"Satu juta saja."
"Apaa? Itu sudah cukup untuk membayar hutang-hutangmu, kamu malah mau hutang lagi, ya sudah begini saja, tapi ada syaratnya ya, kamu kerjakan tugasku ini selama seminggu nanti akan aku pinjami kamu uang, gimana? Setuju tidak?", tanya Nana.
Satu minggu kemudian ketika tugas Nana sudah selesai, Vira meminta uang pinjaman kepada Nana.
5. Contoh Teks Anekdot Lucu
Suatu hari aku beserta keluargaku pegi ke pantai, hari itu tepat hari libur. Jadi ramai pengunjung.Aku saat itu ingin pergi membeli camilan bersama adik sepupuku bernama alfan.
Aku :”fan, ayo beli itu” (telunjukku menujuk pada tukang cilok yang berada agak jauh dari kami)
Alfan :”ayo mbak”
Saat itu ramai sekali hingga aku memegang tangan adikku. Kita berjalan mengambil uang d tas dan bergegas untuk membeli cilok.
Aku :”bang, beli ciloknya 3 bugkus lima riuan yaa”
Abang tukang cilok langsung mengambil pesanan cilok
Aku :”berapa bang?”
Abang: “15.000 toh neng”
Aku :”ohiya, loh uangu kok 2000, dek pinjem uangmu dong”
Alfan :”yaelah mbak, bilang aja kalo mau minta bayarin”
Aku :”heh,tau aja kamuu”
Alfan :”dasaar”
Aku tertawa, sedangkan dia cemberut