Arti ghosting dan love bombing (Pexels.com/Vera Arsic) |
Arti Ghosting
Ghosting adalah hilangnya komunikasi antara seseorang dengan orang yang masih menjadi pasangannya, namun tanpa pemberitahuan sama sekali.
Pelaku ghosting akan menghindari media komunikasi apapun, seperti telepon, chat, atau seluruh media sosial orang yang dighosting.
Seorang Psikolog, Jennice Vilhauer menilai ghosting sebagai salah satu bentuk silent treatment yang kejam secara emosional.
Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Wanita Selingkuh Menurut Psikologi
Seorang individu dapat melakukan ghosting karena memiliki kesibukan, menghindari konfrontasi, takut berkomitmen, punya masalah terkait attachment style dalam komunikasi dan hubungan interpersonal.
Kemudian juga untuk menghindari respons emosional seperti marah dan menangis, memiliki kepribadian narsistik, dan mereka yang depresi lalu menarik diri dari lingkungan sosial.
Arti Love Bombing
Sementara itu, Love Bombing bermakna ungkapan kasih sayang secara berlebihan yang ternyata justru bentuk manipulasi.
Love bombing bisa dalam bentuk banyak hal, seperti kejutan, perhatian, atau sering memberikan hadiah.
Bentuk perhatian love bombing dilakukan secara berlebihan dan sudah bisa dipastikan berdampak tidak baik.
Pada umumnya, love bombing terjadi di awal masa pendekatan, alias PDKT.
Karena perhatian dan pujian yang terus-menerus diterima, membuat si pelaku terlihat menarik bahkan menimbulkan rasa nyaman.
Baca juga: Kenapa Ibu Hamil Lebih Sensitif? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Tak hanya di awal, ketika sudah berada dalam hubungan atau bahkan saat putus, love bombing dapat terjadi.
Saat bertengkar dalam hubungan, lalu ia meminta maaf, berjanji tidak mengulanginya lagi, dan mengirim banyak hadiah. Itulah bentuk love bombing lainnya.
Love bombing juga ditemukan pada kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Setelah melakukan kekerasan, pasangan akan memberikan perhatian dan segala hal yang berlebihan dengan tujuan agar pasangan yang menjadi korban tetap bersama dengannya.
Disamping itu, korban akan merasa dilema karena ingin pergi dari kondisi tersebut, namun khawatir keputusan itu justru keliru bagi dirinya.
Kekhawatiran dapat terjadi lantaran selama ini ia menganggap semua perlakukan tersebut sebagai bentuk kasih sayang, bukan manipulasi.
Bahayanya, love bombing bisa menciptakan ketergantungan dengan pasangan, hingga merasa hidup tidak bermakna jika dijalani tanpa figure yang menjadi pasangannya.
Tujuan dari pelaku love bombing sendiri yaitu untuk manipulasi hubungan agar memperoleh sesuatu yang diinginkan.
Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, love bombing menyebabkan korban merasa bingung hingga terkekang.
Korban akan bertanya-tanya mengenai perilaku yang diterima, apakah termasuk tanda sayang atau justru perilaku mengganggu.
Baca juga: 5 Situs Psikotes Online Untuk Latihan Psikotes Gratis
Pelaku Ghosting dan Love Bombing
Dari penjelasan panjang di atas dapat disimpulkan bahwa kedua hal tersebut terjadi karena berbagai faktor sebagai bentuk dinamika manusia.
Selain itu, pelaku ghosting maupun love bombing tidak berpusat hanya pada satu jenis kelamin tertentu.
Baik pria maupun wanita punya potensi sama untuk melakukan ghosting dan love bombing.
Baca juga: Mengenal Sleepy Eyes, Make Up yang Viral di TikTok
Hal ini juga tidak terjadi karena sebuah tren. Sejak dulu sudah ada, namun baru sekarang diketahui masyarakat secara luas.
Sebagai contoh, ketika ayah meninggalkan istri dan anaknya tanpa pamit sehingga membuat khawatir, maka itu termasuk bentuk ghosting. Hanya saja zaman dulu istilahnya berbeda.