Kesultanan Banten (arkenas.kemdikbud.go.id) |
Kesultanan banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati pada 1525 M.
Kemudian ia mengangkat anaknya, Sultan Maulana Hasanuddin sebagai raja pertama Kesultanan Banten.
Pada masa kepemimpinan Sultan Maulana Hasanuddin, Kesultanan Banten mengalami kemajuan yang pesat, khususnya dalam bidang perdagangan.
Salah satu hasil alam yang menjadi komoditas paling diunggulkan saat itu adalah lada yang dikuasai oleh Kesultanan Banten.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Singasari, Nama Raja dan Peninggalannya
Kemudian, ketika pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Banten disebut mencapai puncak keemasan keemasan (1651-1683 M).
Di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa, banyak rakyat yang dipimpin untuk melakukan perlawanan terhadap VOC karena Belanda memonopoli perdagangan yang merguikan Kesultanan Banten.
Namun, sekitar tahun 1860 an, Kesultanan Banten mengalami kemunduran yang didasari oleh perang saudara, dimana anak dari Sultan Ageng Tirtayasa, yakni Sultan Haji, berusaha merebut kekuasaan ayahnya.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Peninggalannya
Perpecahan tersebut dimanfaatkan oleh VOC yang kemudian memberi bantuan persenjataan kepada Sultan Haji yang membuat Sultan Ageng terpaksa harus mundur.
Kemudian pada tahun 1863, Sultan Ageng ditahan oleh VOC dan ditahan di Batavia.
Sejak saat itu, VOC semakin ikut campur dalam urusan Banten, termasuk dalam memonopoli perdagangan lada.
Semenjak meninggalnya Sultan Haji, VOC semakin menekan Kesultanan Banten yang menjadi cikal bakal runtuhnya Kesultanan Banten.