Program MSIB 4 Kemendikbudristek (Kemdikbud.go.id) |
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengadakan acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan sekitar 200 perusahaan untuk berkolaborasi dalam Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 4, pada hari Rabu (8/3) di Auditorium Gedung D, Senayan, Jakarta.
Acara penandatanganan PKS ini diselenggarakan untuk memperkuat komitmen bersama serta mendorong terciptanya sinergi yang lebih solid antara pelaksana Kampus Merdeka, perguruan tinggi, mitra program MSIB, dan pemangku kepentingan lainnya.
Baca juga: Kerja Sama Pemerintah RI-Jepang Ciptakan SDM Unggul Bidang Vokasi
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan program MSIB yang merupakan bagian dari upaya transformasi pendidikan tinggi di Indonesia.
“Tanggung jawab pendidikan itu ada di pemerintah dan masyarakat. Oleh sebab itu, kami mengundang Bapak dan Ibu untuk ikut berkontribusi dalam pendidikan anak bangsa untuk mewujudkan Bangsa Indonesia yang cerdas yang kemudian diharapkan memberikan sumbangsih yang positif bagi kemajuan bangsa,” tutur Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati di Jakarta pada Rabu (8/3).
Dirjen Kiki menjelaskan bahwa kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang kemudian diimplementasikan ke dalam berbagai program, termasuk program MSIB, berdasarkan konsep yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa dalam pendidikan.
Semua orang adalah murid dan semua orang adalah guru. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri dapat menjadi guru untuk memberikan pembelajaran terbaik bagi para mahasiswa.
Ia juga menyatakan bahwa Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan harus berpusat pada siswa, mengutamakan pengembangan potensi dan bakat siswa semaksimal mungkin, dan bukan hanya pada kurikulum.
Baca juga: Kemendikbudristek dan Kemendagri Gotong Royong Merevitalisasi Bahasa Daerah
Melalui program MSIB, para mitra dapat memberikan inspirasi dan pengalaman belajar yang tidak dapat diperoleh para mahasiswa dari pembelajaran di perguruan tinggi..
“Kami menitipkan mahasiswa ke tempat Ibu dan Bapak selama satu semester. Semua pembelajaran, semua pengalaman yang diperoleh oleh mahasiswa itu diakui oleh kampus sebagai kredit pembelajaran. Dengan demikian, ketika Bapak dan Ibu menjadi mitra MSIB, Bapak/Ibu sudah menjadi mini university,” paparnya.
Acara tersebut dihadiri oleh wakil dari 20 perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa terbanyak, 20 perguruan tinggi dari wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur, serta 206 perwakilan dari total 219 mitra MSIB Angkatan 4, yang terdiri dari 157 mitra magang dan 62 mitra studi independen.
Kepala Program MSIB, Wachyu Hari Haji, menjelaskan bahwa Program MSIB Angkatan 4 diikuti oleh 25.990 mahasiswa dari 34 provinsi di Indonesia.
Mitra MSIB pada angkatan ini berasal dari berbagai sektor industri, dengan sektor teknologi memiliki komposisi terbanyak sebesar 22,1 persen. Perusahaan mitra MSIB Angkatan 4 dipilih melalui proses seleksi yang ketat.
“Yang menjadi mitra kami adalah yang sudah siap secara administrasi, kurikulum, dan pembelajarannya juga sudah oke. Kami mengundang para pakar untuk melihat apa yang bisa didapatkan mahasiswa,” terangnya.
Menurut Wachyu, selain memberikan manfaat bagi mahasiswa, Program MSIB juga bermanfaat bagi mitra, salah satunya dalam hal merekrut talenta muda berkualitas yang dapat membantu perkembangan perusahaan.
Salah satu perwakilan mitra dari BTPN Syariah, yaitu Saenah Farida, memberikan apresiasi kepada Kemendikbudristek atas inisiasi dan pelaksanaan Program MSIB.
“Program ini menjadi kolaborasi mutualisme antara pemerintah, mitra usaha, mahasiswa dan universitas. Terima kasih kepada Kemendikbudristek yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk ikut serta dalam kolaborasi ini. Bagi kami program MSIB adalah berkah, program ini memperkuat dan mempercepat visi mi dari perusahaan kami,” ucapnya.
Sumber: kemdikbud.go.id