Ahda Imran adalah seorang penyair dan esais yang lahir di Payakumbuh pada 10 Agustus tahun 1966, kemudian besar dan berkarya di Cimahi, Jawa Barat.
Selain dikenal sebagai penyair, Ahda Imran juga menulis beberapa naskah drama, salah satunya adalah untuk seri teater Monolog 3 Perempuan.
Dalam karya tersebut, Ahda Imran berkolaborasi dengan Gunawan Maryanto dan Djenar Maesa Ayu.
Kemudian pada tahun 2013, ia menulis naskah untuk Monolog Inggit Garnasih yang dimainkan oleh Happy Salma dan disutradarai oleh Wawan Sofwan.
Sepanjang kariernya, ia telah melahirkan banyak karya juga mencetak berbagai penghargaan, salah satunya adalah Penghargaan Sastra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kategori kumpulan puisi yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tahun 2022.
Selain itu, ia juga telah menulis banyak puisi yang sering dimuat dalam Harian Kompas, salah satunya puisi berjudul “Sajak Tan Malaka Kepada Harry A Poeze (2012)”.
Berikut ini adalah beberapa karya dan prestasi yang telah diraih oleh Ahda Imran sepanjang kariernya.
Karya Puisi Ahda Imran
- Sajak Tan Malaka Kepada Harry A Poeze (2012)
- Hujan Yang Berwarna Hitam (2013)
- Dari Bahasa kepada Puisi (2013); puisi untuk Afrizal Malna
- Hikayat Sebuah Meja (2013); puisi untuk Hanafi
- Setenang Buddha (2013)
- Kalajengking (2013)
- Hikayat Tangan (2013)
- Dalam Kapal Nuh (2013)
- Hikayat Aradea (2013)
- 24 Jam Berikutnya dalam Kepalamu (2013)
- Dunia Perkawinan (buku puisi, 1999)
- Penunggang Kuda Negeri Malam (buku puisi, 2008)
- Rusa Berbulu Merah (buku puisi, 2014)
- Ludah Orang Suci (buku puisi, 2021)
Antologi puisi Ahda Imran
- 70 Puisi: Penunggang Kuda Negeri Malam (2008); diterbitkan oleh Akar Indonesia
- Rusa Berbulu Merah: Kumpulan Puisi 2008-2013 (2014); diterbitkan oleh Pustaka Jaya
Kumpulan cerita Ahda Imran
- 200 Ikon Bandung, Ieu Bandung Lur! (2010); bersama Zaki Yamari; diterbitkan oleh Pikiran Rakyat
Naskah drama Ahda Imran
- Monolog Inggit Garnasih (2013); dipentaskan oleh Happy Salma, disutradarai oleh Wawan Sofwan
- Monolog 3 Perempuan (2014); bersama Gunawan Maryanto dan Djenar Maesa Ayu
- Tan Malaka: Saya Rusa Berbulu Merah (buku naskah drama)
- Sjahrir (buku naskah drama)
- Amir Hamzah; Nyanyian Sunyi Revolusi (buku naskah drama)
- The Sin Nio, Sepinya Sepi (buku naskah drama)
- Annelis Mallema (buku naskah drama)
- Kacamata Sjafruddin (buku naskah drama)
Karya Nonfiksi Ahda Imran
- Di Atas Viaduct (2009); diterbitkan oleh Kiblat Buku Utama
- 5 Dasa Warsa Irawati Menari (2011); bersama Miftahul Malik dan Irawati Durban Ardjo
Penghargaan Ahda Imran
- Tahun 2014, antologi puisi Ahda Imran berjudul Rusa Berbulu Merah masuk dalam daftar lima besar nominasi ajang Kusala Sastra Khatulistiwa.
- Tahun 2022 ia masuk dalam nominasi Penulis Skenario Adaptasi Terbaik bersama Kamila Andini dalam film Nana di Festival Film Indonesia 2022.
- Buku puisi Rusa Berbulu Merah menjadi buku Rekomendasi Majalah Tempo (2015)
- Buku puisi Ludah Orang Suci menjadi buku Rekomendasi Majalah Tempo (2021)
- Buku puisi Ludah Orang Suci menerima Penghargaan Buku Puisi Kemendikbud (2022)
- Pemenang Sayembara Naskah Teater Dewan Kesenian Jakarta (2022) untuk naskah Mesin Jemaat
- Rawayan Award.
- Novel biografisnya “Jais Darga Namaku” diangkat ke layar lebar dengan judul Before, Now & Then (Nana) dan terpilih mengikut Berlinale Festival 2022 di Berlin.