Kebahasaan Karya Ilmiah (Pexels.com/Judit Peter) |
Karya ilmiah merupakan suatu bentuk penulisan yang memuat informasi berdasarkan hasil penelitian dan disusun dengan bahasa formal serta akademik.
Bahasa karya ilmiah harus memenuhi kriteria kebahasaan yang tepat, seperti kesesuaian antara gaya penulisan dengan konteksnya, kesesuaian antara kata-kata yang digunakan dengan tema atau topik yang dibahas, serta penggunaan kata-kata yang tepat dan jelas.
Baca juga: Arti Revisi Adalah? Ini Pengertian, Jenis, dan Tujuannya
{getToc} $title={Table of Contents} $count={Boolean}
Pengertian Kebahasaan Karya Ilmiah
Kebahasaan karya ilmiah adalah kaidah atau aturan-aturan yang harus diikuti oleh penulis yang ingin menulis karya ilmiah.
Aturan tersebut bertujuan untuk membuat karya ilmiah menjadi lebih baik, berkualitas, dan bersifat akademik.
Selain itu, kebahasaan karya ilmiah juga dapat membuat karya tulis menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca sehingga dapat memberikan kesan positif.
Baca juga: Non Fiksi: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya
Kebahasaan Karya Ilmiah
Buat kamu yang sedang menulis karya ilmiah, maka kamu perlu memperhatikan teknik penulisan artikel ilmiah dan beberapa poin kebahasaan karya ilmiah berikut ini.
1. Memperhatikan Impersonal
Kebahasaan karya ilmiah yang paling dasar adalah memerhatikan impersonal, yaitu penggunaan kata ganti.
Impersonal adalah kata ganti yang banyak digunakan untuk penulisan karya ilmiah. Misalnya kata ganti “aku”, maka harus diganti dengan “peneliti” atau “Penulis”.
Sebab, kata "aku" bukanlah termasuk kata formal yang biasanya digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Karya Ilmiah Bersifat Reproduktif
Reproduktif dalam karya ilmiah berarti hasil tulisan memuat informasi yang dapat diterima oleh pembaca secara jelas.
Maka, penyampaian informasi pada karya ilmiah harus tegas, padat dan mudah dipahami oleh pembaca tanpa menggunakan kalimat-kalimat yang tidak perlu.
Tujuan lain adalah agar karya tulis tidak bersifat berambigu karena dapat membingungkan pembaca.
Baca juga: Cara Menulis Daftar Pustaka yang Benar
3. Menggunakan Gaya Bahasa Denotatif
Dalam menulis karya tulis ilmiah berbeda dengan menulis karya sastra fiksi.
Ketika menulis karya ilmiah, penulis harus menggunakan gaya bahasa denotatif yang disampaikan secara eksplisit, jelas, tegas dan gamblang, tanpa kiasan-kiasan.
Tujuan penggunaan gaya bahasa denotatif adalah agar isi tulisan lebih jelas, tidak ambigu, serta mudah dipahami oleh pembaca.
4. Tidak Boros Kalimat
Karya ilmiah selalu ditulis dengan cara yang lugas dan tegas dengan memuat informasi berdasarkan data.
Hindari penggunaan kalimat yang bertele-tele dengan tujuan memperbanyak isi. Hal tersebut justru membuat karya tulis ilmiah menjadi miskin informasi.
Maka, jangan gunakan kalimat yang terkesan bertele-tele. Lebih baik langsung ke poin-poin yang ditujukan saja dengan merujuk data.
Semakin banyak data yang dikumpulkan, maka semakin banyak pula informasi yang dapat disajikan.
5. Menggunakan Referensi yang Tepat
Dalam menyusun karya tulis ilmiah, referensi adalah hal yang penting dan tidak boleh diabaikan.
Hendaknya penulis mencari referensi yang tepat dan sesuai dengan topik yang sedang dibahas agar isi karya ilmiah tidak melenceng dari topik utama.
Carilah referensi yang sudah terbit dan terkonfirmasi oleh pihak atau lembaga terkait untuk menjaga kebenaran informasi yang diberikan.
Baca juga: 11 Situs Jurnal Internasional Gratis untuk Mahasiswa
6. Tidak Melibatkan Opini atau Perasaan Pribadi
Maksudnya adalah penulis harus objektif dalam menyusun karya tulis ilmiah dengan menyampingkan sentimen serta perasaan pribadi.
Karya tulis ilmiah tidak boleh menggiring pembaca untuk mempercayai asumsi atau opini dari penulis sebab karya ilmiah harus ditulis berdasarkan data dan fakta yang terjadi di lapangan.
7. Menggunakan Bahasa Keilmuan
Dalam menulis karya tulis ilmiah, hendaknya penulis menggunakan bahasa keilmuan dengan mencantumkan beberapa istilah akademik.
Hal ini akan membuat karya tulis ilmiah menjadi lebih berkualitas dan formal sehingga berbeda dengan jenis karya tulis lainnya.
8. Menggunakan Kalimat Pasif
Berbeda dengan novel maupun teks berita, karya tulis ilmiah harus ditulis dengan kalimat pasif.
Kalimat pasif adalah kalimat di mana subjek menerima tindakan dari objek, sedangkan objek yang melakukan tindakan tidak disebutkan atau disebutkan setelah kata kerja.
Dalam kalimat pasif, penekanan diberikan pada objek yang menerima tindakan daripada subjek yang melakukan tindakan.
Baca juga: Contoh Pendahuluan Makalah dan Karya Tulis Ilmiah yang Benar
9. Karya Ilmiah Harus Bersifat Logis
Dan yang tak kalah penting juga, kebahasaan karya ilmiah harus bersifat logis dan rasional, berbeda dengan karya sastra yang cenderung menggunakan kalimat-kalimat tidak logis.
Karya ilmiah diperuntukkan untuk kebutuhan akademis sehingga hindarkan penggunaan kalimat tidak logis.
10. Mengandung Kohesi
Kohesi adalah berkesinambungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya sehingga tercipta pengertian yang baik atau koheren.
Untuk memahami lebih jelas makna dari kohesi, baca artikel ini: Pengertian Kohesi & Koherensi Menurut Ahli dan Contohnya
Itulah beberapa kaidah kebahasaan karya ilmiah dan cara penulisan artikel ilmiah yang perlu diketahui oleh mahasiswa ataupun peneliti.
Semoga bermanfaat dan memberikan gambaran cara menyusun karya ilmiah dan pembuatan artikel ilmiah yang benar. Jangan lupa membaca artikel pendidikan lainnya di Sastrawacana.id
Author: Maulana Affandi