Pengertian koersi sosiologi dan contohnya (pexels.com/Yan Krukau) |
Koersi adalah sebuah istilah dalam psikologi yang artinya memaksa, dimana pemaksaan terjadi dari pihak yang kuat terhadap yang lebih lemah.
Dalam kehidupan sehari-hari bahkan dalam rumah tangga, koersi sering terjadi. Semisal seorang ayah yang memaksakan kehendaknya kepada anak dengan bentuk paksaan, baik secara psikologis maupun fisik.
Untuk mengetahui apa itu koersi sosiologi dengan lebih jelas, Sastrawacana.id akan membahas pengertian koersi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Misoginis Adalah? Simak Pengertian, Pemicu dan Pencegahannya
Pengertian Koersi
Koersi berasal dari bahasa asing coercion, yaitu bentuk akomodasi melalui paksaan fisik atau psikologi, dimana paksaan ini dilakukan oleh pihak yang dominan.
Sementara menurut KBBI, koersi adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan dengan menggunakan tekanan sehingga salah satu pihak yang berinteraksi berada dalam keadaan lemah dibandingkan dengan pihak lawan.
Maka, koersi dapat dilakukan oleh pihak yang berkuasa atau dominan atas sebuah kondisi tertentu.
Jadi, sederhananya koersi bisa didefinisikan sebagai sebuah bentuk paksaan yang dilakukan seseorang agar kehendaknya dituruti oleh orang lain.
Koersi juga dapat difungsikan sebagai metode dalam menyelesaikan sebuah konflik ketika perdamaian sulit diraih dengan cara humanis.
Selain koersi, untuk menyelesaikan sebuah konflik ada beberapa metode lain, seperti kompromi, mediasi, arbitrase, negosiasi, rekonsiliasi, stalemate, transformasi konflik, ajudikasi, segregasi, eliminasi, dan subjugasi.
Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Wanita Selingkuh Menurut Psikologi
Jenis-Jenis Koersi dalam Sosiologi
Koersi terbagi menjadi dua jenis, yaitu psikologis dan fisik. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Koersi Psikologis
Dalam koersi psikologis, seseorang hanya memberikan paksaan atau kekerasan yang tidak menggunakan fisik, tapi verbal. Paksaan verbal bisa berupa ancaman agar orang lai mematuhi apa yang dikehendaki.
Jadi, bisa dikatakan bahwa koersi psikologis lebih menyerang mental dan emosional orang lain sehingga apa yang diinginkan dapat terwujud.
2. Koersi Fisik
Sementara koersi fisik lebih kepada kekerasan dan paksaan yang melibatkan anggota tubuh, sehingga orang lain merasa takut.
Contoh koersi fisik adalah ketika orang tua menjewer anaknya karena ketahuan bolos sekolah. Tindakan tersebut dilakukan agar anak takut sehingga tak mengulangi perbuatan tersebut di lain hari.
Baca juga: Butterfly Hug, Metode Psikologi untuk Redakan Cemas
Contoh Koersi Sosiologi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut ini adalah beberapa contoh akomodasi koersi dalam sosiologi yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
1. Seorang pimpinan perusahaan memecat karyawan yang suka melanggar aturan dan sering terlibat konflik dengan karyawan lainnya.
2. Polantas memberikan surat tilang kepada pengendara yang tidak mematuhi aturan lalu lintas.
3. Tindakan senioritas di sekolah, dimana ada tekanan kepada adik kelas untuk menguasai bahkan memalak uang jajan.
4. Orang tua memukul anaknya karena ketahuan merokok padahal masih belum cukup umur.
5. Hukuman kepada penjahat yang kurun waktunya berbeda, sesuai dengan tingkat kejahatan yang dilakukan.
6. Guru menghukum murid karena datang terlambat, seperti disuruh berdiri di depan kelas atau menyalin tugas.
7. Sanksi dari pemerintah ketika masyarakat tidak mau vaksin, seperti tidak bisa keluar kota dan sebagainya.
8. Memarahi orang yang sedang bertengkar dengan kekerasan karena jika dipisah dengan halus mereka tidak mau berhenti bertengkar.
9. Seorang wanita terus mengancam pacarnya akan diputus jika tidak memenuhi semua keinginannya.
10. Ayah yang menakut-nakuti anaknya jika terus bermain di luar rumah.
Nah, itulah pengertian koersi dan contohnya dalam sosiologi. Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa membaca artikel lainnya hanya di Sastrawacana.id.
Jangan lupa ikuti Google Berita Sastrawacana.id agar tidak ketinggalan informasi lainnya dengan link berikut ini: Klik di sini