Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dengan cara yang imajinatif atau kiasan.
Ada banyak jenis majas yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun dalam komunikasi, salah satunya adalah majas sinekdoke.
Menurut Keraf (2006:142), Majas Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro parte).
Dalam artikel ini, Sastrawacana.id akan membahas apa itu majas sinekdoke pars pro toto dan bagaimana contohnya.
Pengertian Majas Sinekdoke Pars Pro Toto
Sinekdoke Pars Pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan bagian kecil dari sesuatu untuk mewakili pada keseluruhan benda atau sesuatu.
Hal ini melibatkan penggantian bagian yang lebih besar atau lebih kecil dari sesuatu untuk seluruh benda.
Menurut Sulistyo dan Kiftiawzati (2007:362), Sinekdoke pars pro toto adalah majas yang melukiskan sebagian untuk keseluruhan.
Sementara menurut Nurgiyantoro (2017, hlm. 300) mengemukakan bahwa sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan (pars pro toto) atau sebaliknya (totum pro parte).
Contoh Majas Sinekdoke Pars Pro Toto
Berikut ini adalah contoh majas sinekdoke pars pro toto dalam kalimat.
1. Andi tidak terlihat batang hidungnya
Majas “Batang Hidung” adalah majas sinekdoke pars pro toto. Dimana, hanya disebut sebagian tapi sebenarnya mewakili keseluruhan tubuh Andi.
2. Setiap kepala wajib membuang sampah pada tembatnya!
Majas “Setiap Kepala” merujuk kepada setiap individu. Artinya, majas tersebut mewakili dari semua orang (keseluruhan).
3. Tahun ini dia bisa membeli tiga ekor sapi.
Kata “ekor” dalam kalimat di atas merujuk keseluruhan tubuh sapi, bukan hanya ekornya saja.
4. Dia harus angkat kaki dari kontrakan karena tidak mampu bayar.
Maksud dari “angkat kaki” bukanlah mengangkat kakinya, tapi pergi dari kontrakan.
5. Ribuan mata terpesona oleh anggunnya penampilan Rani saat di atas panggung.
Makna dari “ribuan mata” pada kalimat di atas bukanlah hanya mata saja, tapi seluruh orang yang menyaksikan.
6. Meskipun masih kecil, ia berani unjuk gigi di depan lautan penonton.
Maksud dari “unjuk gigi” bukan hanya melihatkan giginya saja. Tapi mewakili keseluruhan (penampilan).