Arti Nuladha Laku Utama (Pexels.com/Feyza Daştan) |
Nuladha laku utama artinya adalah mencontohlah perilaku yang utama.
Kalimat tersebut termasuk dalam tembang macapat sinom yang sering dikenal sebagai Sinom Gadhung Melati karya KGPAA Mangkunegoro ke IV (1811-1882 M) yang terdapat dalam Serat Wedhatama, Pupuh Sinom, podo 15.
Sinom Gandhung Melati
Nulada laku utama
(Mencontohlah perilaku yang utama)
Tumrape wong tanah Jawi
(Bagi orang di tanah Jawa)
Wong agung ing Ngeksiganda
(Orang besar dari Ngeksiganda/Mataram)
Panembahan Senopati
(Panembahan Senopati)
Kepati amarsudi
(Sangat tekun berusaha)
Sudane hawa lan nepsu
(Mengurangi hawa nafsu)
Pinepsu tapa brata
(Dengan cara laku prihatin/bertapa)
Tanapi ing siyang ratri
(yang dilakukan siang dan malam)
Amamangun karyenak tyasing sesama
(Berkarya membangun ketenteraman hati sesama)
Baca juga: Pengertian Wangsalan, Sandiasma, Candrasengkala, dan Purwakanthi dalam Sastra Daerah
Pengertian Tembang Macapat Sinom
Tembang Macapat Sinom adalah salah satu jenis tembang dalam tradisi sastra Jawa yang terkenal di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tembang Macapat Sinom biasanya ditampilkan dalam bentuk sajian musik vokal dengan iringan gamelan.
Lirik tembang ini ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dengan menggunakan aksara Jawa. Tembang Macapat Sinom mengandung pesan moral, nasihat kehidupan, serta pujian terhadap Tuhan, alam, atau tokoh-tokoh agung.
Secara tradisional, Tembang Macapat Sinom dipergunakan dalam berbagai upacara dan perayaan seperti slametan, pesta panen, atau acara keagamaan.
Melalui tembang ini, nilai-nilai budaya, etika, dan kearifan lokal Jawa dapat dipertahankan dan disampaikan kepada generasi selanjutnya.
Baca juga: Pengertian Tembung Tanduk, Jenis, dan Contohnya
Tembang Macapat Sinom memiliki irama yang khas, dengan melodi yang dihasilkan oleh alat musik gamelan dan vokal yang diiringi oleh instrumen gambang atau suling.
Dalam pertunjukan tembang ini, penyanyi seringkali menggunakan gaya nyanyian yang khas dengan teknik pernada atau aliran melodi yang berulang-ulang.
Dalam konteks seni tradisional Jawa, Tembang Macapat Sinom memiliki nilai seni, keindahan, dan nilai kearifan lokal yang tinggi.
Tembang ini merupakan warisan budaya yang berharga dan terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa.
Tembang Macapat Sinom juga memiliki struktur dan pola tertentu dalam penyajian liriknya. Setiap tembang terdiri dari beberapa bait, dan setiap bait terdiri dari beberapa baris dengan pola aksara tertentu.
Selain itu, Tembang Macapat Sinom juga memiliki gaya bahasa kiasan dan puitis yang khas. Pesan-pesan dalam tembang ini sering kali disampaikan melalui metafora, perumpamaan, dan bahasa yang indah.
Baca juga: Pengertian Rura Basa dan Contohnya
Hal ini menambah kekuatan ekspresi dan nilai estetika dalam penyampaian pesan-pesan dalam tembang tersebut.
Selama bertahun-tahun, Tembang Macapat Sinom terus berkembang dan diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi.
Tembang Macapat Sinom adalah bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya Jawa dan tetap menjadi salah satu warisan yang berharga hingga saat ini.
Penyajian dan apresiasi terhadap Tembang Macapat Sinom merupakan salah satu cara untuk mempertahankan identitas budaya dan kearifan lokal Jawa, serta memperkaya keberagaman seni dan musik tradisional di Indonesia.