Alat Musik Angklung (Flickr.com/r4madani) |
Pengertian Angklung
Alat musik angklung adalah salah satu instrumen musik tradisional Indonesia yang terbuat dari beberapa tabung bambu dengan ukuran berbeda untuk menciptakan nada yang berbeda pula.
Jumlah tabung bambunya bervariasi, mulai dari dua bambu hingga lebih. Bahkan, ada beberapa angklung modern saat ini yang jumlah tabungnya lebih dari 10 dengan mengeluarkan bunyi yang lebih bervariasi.
Sumber bunyi angklung berasal dari goyangan atau getaran, dimana pemainnya menggunakan tangan kiri untuk memegang atau menggantung angklung, sementara tangan kanan digunakan untuk menggoyangkan angklung tersebut.
Alat musik angklung berasal dari daerah Jawa Barat, dalam bahasa Sunda disebut angkleung-angkleungan yaitu gerakan pemain ketika menggoyangkan angklung hingga mengeluarkan bunyi.
Hal ini juga dapat dibuktikan dari bukti budaya bahwa penyebaran angklung lebih merata di wilayah Tatar Pasundan.
Baca juga: Pengertian Musik Ansambel, Jenis, Fungsi, dan Contohnya
Sejarah Angklung
Menurut sejarah, angklung sendiri sudah dikenal sejak abad 11, meski tidak ada informasi lebih lengkap mengenai itu.
Namun, jika melihat bentuknya, diduga jika alat musik ini telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sehingga menjadi bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.
Sementara itu, catatan tentang alat musik angklung baru muncul pada abad ke 12 hingga 16, ketika masa Kerajaan Sunda.
Menurut laman Kemdikbud, angklung berasal dari masyarakat Sunda karena kultur agraris yang kental dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya.
Hal tersebut kemudian melahirkan kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci yang disimbolkan sebagai Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip).
Maka, kegunaan angklung pada saat itu adalah sebagai pengiring serta bagian dari ritual dalam proses penanaman padi.
Selain untuk memohon keberkahan agar hasil panen melimpah, ritual menggunakan angklung juga sebagai tolak bala agar tidak ada bencana yang melanda.
Baca juga: 7 Alat Musik Khas Betawi dan Cara Memainkannya
Fungsi Angklung
Fungsi Angklung Sebagai Ritual dan Media Hiburan (Flickr.com/Albert-G) |
Awalnya alat musik angklung memiliki fungsi yang sakral, yakni sebagai prosesi ritual dalam persembahan terhadap “Dewi sri” atau “Nyi Pohaci”.
Namun, kini angklung telah mengalami pergeseran fungsi menjadi alat pertunjukan yang sifatnya hiburan.
Maka, sekarang angklung dapat dinikmati di berbagai acara, seperti orkestra, teater, acara kampung, hajatan, pernikahan, dan acara-acara lainnya.
Bahkan, tak jarang juga ada perlombaan angklung, baik yang diadakan oleh lembaga negara maupun swasta sebagai bentuk perhatian terhadap kesenian.
Baca juga: 10 Alat Musik yang Berasal dari Sumatera Barat
Jenis-Jenis Angklung
Jenis Angklung (Edward Charles1) |
Ada beragam jenis angklung yang tersebar. Keberagaman tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan serta kepercayaan dari kultur serta wilayahnya masing-masing. Adapun jenis-jenis angklung sebagai berikut:
1. Angklung Kanekes
Angklung Kanekes adalah jenis angklung Buhun orang Kanekes atau suku Baduy yang umumnya digunakan sebagai ritual dalam proses penanaman padi.
Masyarakat Kanekes mempercayai bahwa ritual dengan menggantung angklung dan kolecer di area persawahan, dapat membuat panen padi melimpah dan terhindar dari musibah.
2. Angklung Dogdog Lojor
Angklung Dogdog lojor tergolong sebagai angklung buhun yang berkembang di daerah Ciptarasa Sukabumi.
Dari bentuknya, angklung Dogdog Lojor terdiri dari 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung.
Sementara menurut fungsinya, angklung ini biasa digunakan sebagai ritual dalam konteks pertanian untuk menghormati Nyi Pohaci dalam upacara “seren taun”.
3. Angklung Badeng
Jenis angklung Badeng berkembang di daerah Desa Sanding, Malangbong Garut yang biasanya dimainkan sebagai seni pertunjukan.
Biasanya, pertunjukan angklung Badeng ini terdiri dari vokalis, seperangkat angklung, terbang, kecrek, dan dilengkapi dengan dogdog lojor.
4. Angklung Badud
Angklung yang sering ditemui di daerah Ciamis ini masih berkaitan fungsinya dengan ritual di bidang pertanian.
Namun, seiring perkembangan zaman, jenis angklung ini mengalami perubahan fungsional. Semula hanya digunakan sebagai ritual, kini sudah menjadi seni pertunjukan.
Baca juga: Mengenal Alat Musik Tifa dan Cara Memainkannya
5. Angklung Buncis
Angklung Buncis dulunya digunakan sebagai ritual, tapi seiring berjalannya waktu, jenis angklung ini difungsikan sebagai seni pertunjukan.
Pertunjukan angklung Buncis biasanya ditampilkan sebagai pengiring arak-arakan, khitanan, pernikahan dan sering juga ditampilkan saat perayaan kemerdekaan.
6. Angklung Bungko
Angklung Bungko sering ditemui di desa Bungko, Cirebon, Jawa Barat, yang fungsinya dimainkan pada upacara nadran, ngunjung ke Gunung Djati dan sedekah bumi.
Menurut masyarakat setempat, jenis angklung ini sudah berusia 600 tahun dan dipercaya sebagai media dalam penyebaran agama Islam di masa lalu.
7. Angklung Gubrag
Angklung Gubrag berkembang di daerah Cipining Bogor. Menurut sejarahnya, penamaan Angklung Gubrag karena musibah gagal panen yang pernah menimpa wilayah setempat.
Awalnya, Angklung Gubrag digunakan sebagai ritual, tapi seiring berkembangnya zaman, angklung ini juga menjadi media hiburan.
Baca juga: Pengertian Alat Musik Melodis, Fungsi, Beserta Contohnya
8. Angklung Padaeng
Jenis angklung Padaeng adalah angklung tradisional yang dikenalkan pada tahun 1938 oleh Daeng Soetigna, pelopor angklung bernada diatonis.
Selain berlaras diatonis, juga terdapat angklung berlaras pelog, salendro, dan madenda seperti angklung pada umumnya.
Author: Maulana Affandi
Sumber: Kemdikbud.go.id, digilib.uinsgd.ac.id