Kolaborasi OASE-KIM dan Bunda PAUD (Dok. Kemidkbud) |
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjalin kolaborasi dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) dan Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Indonesia untuk mendukung Gerakan Transisi PAUD ke Sekolah Dasar (SD) yang Menyenangkan.
Dukungan ini ditandai dengan pernyataan komitmen bersama yang dilakukan di Jakarta, Rabu (7/6).
Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan Episode ke-24 Merdeka Belajar yang telah diluncurkan pada bulan Maret lalu.
Usia dini merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang peserta didik dan membangun fondasi pengetahuan, keterampilan, serta karakter yang dibutuhkan sebagai bekal kehidupan.
Baca juga: Keren, Sembilan Siswa Indonesia Tampilkan Seni dan Budaya di Jepang
Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, menyambut baik inisiatif Kemendikbudristek untuk menerapkan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
“Gerakan ini sebagai upaya dalam menjaga keselarasan pendidikan anak dari PAUD ke SD/Madrasah Ibtidaiyah (MI) sehingga proses peralihan dapat berjalan lancar dan baik,” tutur Ibu Negara.
Lebih lanjut disampaikan Ibu Negara, Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan juga bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak usia dini yang tidak berkesempatan mengikuti PAUD dapat memiliki hak yang sama untuk dibina dan mendapatkan kemampuan fondasi atau kemampuan dasar secara menyeluruh.
Dengan demikian, anak memiliki keterampilan, kemampuan, dan kematangan yang holistik.
“Mari bersama kita sukseskan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Semoga gerakan ini dapat terus berlanjut dan menciptakan suasana belajar yang positif dan membekas sebagai kenangan indah bagi anak-anak kita,” pesan Ibu Negara.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan bahwa pernyataan komitmen bersama untuk mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan adalah cerminan dari semangat utama Merdeka Belajar yang dijunjung bersama, yaitu gotong royong dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada peserta didik.
Baca juga: Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unej Suka Cosplay Ketika Mengajar, Ternyata Ini Alasannya
“Saya mengapresiasi Kementerian Agama; Kementerian Dalam Negeri; BAPPENAS; Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Kelompok Kerja Bunda PAUD dari seluruh provinsi dan kabupaten/ kota se-Indonesia; dan tentunya Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju; serta Dharma Wanita Persatuan, atas kesediaannya untuk menjadi yang terdepan dalam Gerakan Transisi PAUD ke SD,” ujar Mendikbudristek.
Melalui Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, Mendikbudristek mengajak seluruh peserta untuk melakukan tiga hal yang mendorong perubahan paradigma umum tentang pendidikan anak usia dini guna memastikan terjaminnya hak anak-anak.
“Pertama, kita perlu menyadarkan seluruh pihak bahwa periode usia dini tidak berhenti sampai PAUD, tetapi peserta didik SD kelas awal juga masih masuk kategori usia dini,” ujar Mendikbudristek.
Dijelaskan Mendikbudristek, proses pembelajaran di PAUD dan SD kelas awal harus serupa dan berkesinambungan.
Selain itu, suasana belajar di kelas awal harus sama menyenangkannya dengan saat di PAUD, dan kurikulum juga mesti selaras.
“Hal ini akan membantu peserta didik untuk beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru dan menumbuhkan rasa cinta terhadap proses belajar,” jelas Mendikbudristek.
Selanjutnya, Mendikbudristek mengajak para peserta untuk mendorong satuan pendidikan agar menerapkan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi peserta didik secara holistik.
Ditekankan Nadiem, kemampuan yang perlu diajarkan dan dikembangkan di PAUD dan SD kelas awal tidak hanya baca, tulis, dan berhitung (calistung) tetapi juga kematangan emosional, kemampuan berkomunikasi, budi pekerti, dan lain-lain.
“Kita harus berhenti memaknai calistung sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar di PAUD dan syarat penerimaan peserta didik di SD/MI,” ujar Mendikbudristek.
Ketiga, Mendikbudristek mengajak para seluruh peserta untuk meluruskan miskonsepsi bahwa keterampilan calistung tidak boleh dibangun di PAUD tanpa kemampuan literasi dan numerasi agar peserta didik tidak hanya menghafal huruf dan angka saja, namun juga mampu memahami dan mengolah informasi secara kritis.
“Kemampuan literasi dan numerasi harus dibangun dalam cara bertahap dan dengan pendekatan yang menyenangkan,” imbuh Nadiem.
Untuk mengubah paradigma dan miskonsepsi yang sudah lama dipercaya oleh masyarakat luas, dibutuhkan usaha yang keras dan keterlibatan banyak pihak seperti pemerintah daerah (Pemda), satuan pendidikan, Bunda PAUD, serta organisasi mitra, dan yayasan penyelenggara pendidikan.
Beberapa praktik baik yang telah dilakukan dari kolaborasi tersebut adalah dengan membentuk kelompok belajar untuk membantu guru mengubah proses belajar di satuan pendidikan, melakukan pertukaran guru PAUD dan SD untuk saling berbagi pengalaman dan praktik baik, dan menyebarkan booklet advokasi untuk mengundang lebih banyak masyarakat yang mengikuti gerakan ini.
Dengan pernyataan komitmen bersama yang telah dicanangkan, Mendikbudristek berharap akan menjadi pengikat kolaborasi semua pihak dalam mewujudkan transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
“Dengan semangat gotong royong, mari kita melahirkan generasi Pelajar Pancasila dengan kemampuan fondasi yang holistik dan kuat, serta terus bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” ajak Mendikbudristek.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menyampaikan bahwa Kemendikbudristek telah melakukan tindak lanjut dari Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
“Kami telah memberikan pembekalan kepada seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbudristek. Selain itu, kami bersama-sama Pemda melakukan pelatihan untuk narasumber guru PAUD dan SD yang menjadi teman belajar anak-anak di sekolahnya masing-masing. Kami juga mulai menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan serta menyediakan sumber belajar pada Platform Merdeka Mengajar,” tutur Iwan.
Kemendikbudristek mengundang lebih banyak pihak untuk bergerak bersama demi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih baik.
“Mari kita jaga hak anak dengan memberi dukungan penuh pada Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan,” ajak Iwan.
Pernyataan Komitmen Bersama Gerakan Transisi PAUD yang Menyenangkan diikuti oleh 650 orang peserta yang terdiri dari OASE-KIM, Bunda PAUD tingkat provinsi dan kabupaten/ kota se-Indonesia, kepala dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia, pejabat terkait dari Kementerian/ Lembaga, serta perwakilan mitra strategis pemerintah bidang pendidikan dan kebudayaan.
Pencanangan dukungan ditandai dengan pembacaan pernyataan komitmen bersama oleh perwakilan Bunda PAUD dari Provinsi Kalimantan Utara, Kota Sabang, dan Kabupaten Sarmi. Selanjutnya, salam transisi dilakukan sebagai dimulainya komitmen untuk bergerak bersama dalam mewujudkan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
Masyarakat dapat menyaksikan pernyataan komitmen bersama Gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan pada YouTube Kemendikbud RI.
Sumber: Kemdikbud.go.id