Perilaku playing victim (pexels.com/Timur Weber |
Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menyaksikan situasi dimana seseorang memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Ya, hal tersebut cukup sering terjadi di lingkungan masyarakat. Bahkan, kita pun berpotensi menjadi korban dan dimanfaatkan oleh orang lain.
Maka dari itu, untuk berjaga-jaga agar kita tidak dimanfaatkan oleh orang lain, simak informasi lengkap tentang playing victim berikut ini.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Altruisme dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Pengertian Playing Victim
Playing victim adalah perilaku seseorang yang secara sengaja mengesankan dirinya sebagai korban dalam situasi tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan simpati serta keuntungan lainnya.
Seseorang yang bermain sebagai korban akan seringkali memanfaatkan perannya tersebut untuk menghindari tanggung jawab serta meraih keuntungan pribadi dari orang lain.
Kenapa orang melakukan playing victim?
Ada beberapa alasan yang memicu seseorang untuk bermain playing victim, antara lain:
Baca juga: Terobsesi Karakter Fiksi? Simak Dampak dan Cara Mengatasinya Berikut Ini
1. Ingin melepaskan diri dari tanggung jawab
Dengan berperan sebagai korban, seseorang dapat menyalahkan orang lain sebagai penyebab masalah atau kegagalan yang mereka alami.
2. Menarik simpati atau perhatian orang lain
Orang yang bermain playing victim ingin menarik perhatian orang lain dan memperoleh simpati, sehingga dapat memiliki kendali atas situasi untuk mengendalikan orang lain.
3. Mencari keuntungan pribadi dari orang lain
Ketika seseorang berperan sebagai korban, maka ia akan merasa dapat dukungan dari orang lain, baik berupa dukungan moral maupun materi.
4. Tidak memiliki kemampuan komunikasi
Melakukan playing victim juga biasa menjadi pertanda bahwa seseorang tidak memiliki kemampuan komunikasi untuk menyelesaikan masalah sehingga ia berperan sebagai korban agar lari dari tanggung jawab.
5. Memiliki trauma atau pengalaman buruk
Beberapa orang yang melakukan playing victim mungkin pernah mengalami traumatized di masa lalu sehingga membentuk karakter yang ingin lari dari masalah serta tanggung jawab.
Baca juga: 15 Istilah Populer dalam Psikologi dan Penjelasannya
Ciri-Ciri Playing Victim
Ciri-ciri playing victim (pexels.com/Liza Summer) |
Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang dapat membantu kita untuk mengidentifikasi perilaku playing victim orang lain.
1. Selalu merasa menjadi korban
Orang yang melakukan playing victim cenderung memposisikan dirinya menjadi korban dalam berbagai situasi.
Mereka sering mengeluh, mengungkapkan keputusasaan, dan merasa bahwa dunia selalu tidak adil terhadap mereka.
2. Memanfaatkan cerita tragis
Seseorang yang bermain sebagai korban lebih sering menggunakan cerita tragis atau pengalaman pahit untuk menarik perhatian dan simpati orang lain.
Mereka mengulang-ulang cerita tentang kesulitan atau trauma yang mereka alami, dengan tujuan untuk memperoleh perhatian dan empati.
3. Suka menyalahkan orang lain
Pemain playing victim cenderung menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka hadapi karena mereka enggan bertanggung jawab dan lebih suka menyalahkan orang lain sebagai penyebab utama dari sebuah masalah tersebut.
Baca juga: Apa itu Alter Ego? Ini Pengertian, Fungsi, dan Contohnya
4. Memanfaatkan simpati dan dukungan
Pemain playing victim suka memanfaatkan simpati dan dukungan dari orang lain. Bukannya merasa beruntung mendapat dukungan, mereka justru akan memanfaatkan dukungan tersebut, bisa berupa finansial atau perlakuan istimewa.
5. Menghindari tanggung jawab
Salah satu ciri yang khas dari playing victim adalah upaya yang sangat terlihat untuk menghindari tanggung jawab pribadi.
Mereka mencoba memindahkan beban tanggung jawab kepada orang lain atau mengabaikan kewajiban mereka sendiri dengan alasan bahwa mereka adalah korban dari situasi tersebut.
6. Sikap manipulatif
Dalam melangsungkan aksinya, pemain playing victim selalu melakukan taktik manipulatif.
Mereka mungkin menggunakan emosi, kesedihan, atau rasa bersalah orang lain sebagai alat untuk mempengaruhi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Itulah beberapa ciri-ciri playing victim yang umum terjadi. Ketika kita menemui atau berhubungan dengan orang seperti ini, hendaknya berhati-hati karena bisa saja kita akan dijadikan korbannya.
Baca juga: Mengenal Princess Syndrome, Istilah yang Viral di Media Sosial
Contoh Playing Victim
Contoh playing victim (pexels.com/Pixabay) |
Berikut adalah contoh-contoh perilaku playing victim yang umum terjadi:
1. Playing victim di lingkungan kerja
Seseorang yang selalu mengeluh bahwa mereka mendapat perlakuan tidak adil di tempat kerja.
Ia mengklaim bahwa atasan dan rekan kerja menyudutkannya, padahal sebenarnya ia tidak bekerja dengan baik atau tidak memenuhi kewajiban kerja dengan baik.
Tujuan mengatakan seperti itu adalah agar mendapat perhatian dari orang lain. Dan bahayanya jika ia menghasut teman kerjanya untuk ikut membenci atasan serta perusahaannya.
2. Playing victim dalam hubungan
Ketika ada seseorang yang selalu menggambarkan dirinya sebagai orang yang tidak beruntung dalam hubungan percintaan.
Ia terus mengeluh tentang pasangan yang katanya selalu menyakiti, padahal sebenarnya masalah itu terjadinya karena dirinya sendiri.
Bisa jadi ia tidak serius dalam hubungan, tidak jujur, ataupun tidak berlaku baik pada pasangannya.
3. Playing victim dalam kehidupan
Seseorang yang secara berulang mengatakan bahwa ia tidak pernah memiliki kesempatan atau keberuntungan dalam hidup.
Ia mengatakan bahwa semua orang selalu mendapatkan peluang yang lebih baik daripada dirinya, meskipun sebenarnya hal itu terjadi karena kesalahan diri sendiri.
Mungkin ia kurang berusaha dalam mencari peluang atau tidak memiliki tanggung jawab pribadi dalam mencapai tujuan.
Baca juga: Misoginis Adalah? Simak Pengertian, Pemicu dan Pencegahannya
Cara Menghadapi Playing Victim
Cara menghadapi playing victim (pexels.com/Timur Weber) |
Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu kita untuk menghadapi perilaku playing victim:
1. Menjaga objektivitas
Kita harus menjaga keseimbangan antara empati dan objektivitas dalam menghadapi orang yang bermain sebagai korban.
Cobalah untuk melihat situasi secara obyektif, mengumpulkan informasi yang cukup agar tidak terjebak dalam perasaan bersalah atau tekanan dari orang tersebut.
2. Tidak mudah terbawa perasaan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemain playing victim cenderung memainkan perasaan orang lain. Jika kita mudah terbawa perasaan, maka kita akan masuk ke dalam perangkapnya.
3. Tidak memaksakan diri untuk membantu
Penting untuk diingat, pemain playing victim akan terus memainkan psikologi dan perasaan sehingga kita memberikan bantuan sesuai dengan yang diharapkan.
Jika kita memang tak bisa membantu, sebaiknya katakan sejujurnya secara langsung. Meski ia berkelit dan terus memohon, kita juga harus tahu batasan dan kemampuan sendiri.
4. Tegas dalam mengambil keputusan
Kemudian, kita juga harus tegas dalam mengambil keputusan jika melihat orang lain terindikasi playing victim. Semisal kita benar, harus mempertahankan argumen dan memberi bukti dari kebenaran tersebut.
Jika pemain playing victim meminta belas kasihan, kita pun harus tegas untuk menolaknya secara langsung.
Buang rasa sungkan dan tidak enakan karena itu justru akan merugikan diri kita sendiri. Kita harus membantu orang lain yang benar-benar membutuhkan, bukan kepada orang yang bermain playing victim.
Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Wanita Selingkuh Menurut Psikologi
5. Cari dukungan dari orang lain
Jika kita sebagai korban permainan playing victim dan tidak dapat keluar, maka kita bisa meminta bantuan kepada orang lain yang dipercaya.
Ceritakan semua yang terjadi agar kita pun mendapat dukungan untuk menghadapi orang yang sedang memainkan kita.
Nah, itulah pengertian playing victim, ciri-ciri, contoh dan cara menghadapinya. Dengan menyadari playing victim, kita dapat terhindar dari orang-orang yang ingin memanfaatkan kita.
Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa ikuti Google Berita Sastrawacana.id agar tidak ketinggalan informasi menarik lainnya.
Author: Maulana Affandi