5 Alasan Mengapa Indonesia Sulit Tembus Piala Dunia, Padahal Salah Satu Negara Terbesar di Dunia

Piala Dunia adalah kompetisi sepak bola internasional yang diikuti oleh tim nasional senior putra anggota FIFA, badan pengatur sepak bola dunia.

Kejuaraan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali sejak 1930, kecuali pada tahun 1942 dan 1946 karena Perang Dunia II.

Juara bertahan saat ini adalah Argentina, yang menjuarainya pada tahun 2022 di Qatar.

Sebenarnya, Indonesia pernah sekali berpartisipasi di Piala Dunia, yaitu pada tahun 1938 di Prancis.

Namun saat itu timnas membawa nama Hindia Belanda karena masih berada di bawah kekuasaan Belanda.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan antusias sepak bola yang sangat tinggi.

Terbukti dengan banyaknya suporter yang hadir di stadion ketika timnas atau klub kesayangan mereka bermain di manapun.

Lalu, mengapa timnas Indonesia sampai sekarang tidak pernah tampil lagi di Piala Dunia?

Padahal Indonesia merupakan negara besar yang memiliki 273,8 juta penduduk.

Namun mengapa Indonesia kesulitan mencari 11 anak berbakat untuk membawa timnas Indonesia ke Piala Dunia?

Nah, di artikel ini Sastrawacana.id telah merangkum 5 alasan mengapa Indonesia sulit tembus Piala Dunia. Apa saja alasan tersebut? berikut penjelasanya.

1. Kurangnya Pembinaan Usia Dini

Pembinaan usia dini sangat penting untuk menciptakan para pemain muda berkualitas di masa depan.

Seperti yang telah diterapkan di Spanyol, anak laki-laki biasanya akan diajarkan bermain bola sejak usia 5 tahun, walaupun yang diajarkan hanya hal dasar seperti cara menendang bola.

Akan tetapi, anak-anak di Indonesia justru belajar bermain bola di usia 10 tahun atau lebih dan bergabung di klub pada usia sekitar 15 tahun.

Jika mengikuti jejak Spanyol dalam pendidikan sepak bola, besar kemungkinan persepakbolaan Indonesia akan lebih maju.

2. Minimnya Sekolah Sepakbola

Indonesia memiliki beberapa sekolah sepak bola yang baik, namun lokasinya selalu terpusat di Jakarta atau di daerah Jawa lainnya.

Sedangkan masih banyak anak-anak yang ingin mengasah bakat mereka melalui sekolah sepak bola, namun terkendala biaya dan jarak.

Akan lebih baik jika sekolah sepak bola yang berada di pulau lain, seperti Kalimantan, Sulawesi, atau Sumatera lebih dimaksimalkan.

Sehingga diharapkan dapat menjangkau para pemain berbakat dan memberikan kontribusi positif bagi timnas Indonesia.

3. Kurangnya Pelatih Lokal Berkualitas

Kualitas pelatih lokal saat ini masih terbilang kurang. Belum banyak dari mereka yang memiliki lisensi A.

Hal ini tentu memengaruhi perkembangan sepak bola Indonesia, karena untuk membentuk suatu tim yang hebat diperlukan pelatih yang tidak kalah hebat.

Bahkan saat ini, mayoritas tim-tim Liga 1 Indonesia lebih memilih pelatih asing daripada pelatih lokal.

Hal ini menunjukkan perbedaan kualitas yang jauh antara pelatih lokal dan pelatih asing.

4. Kurangnya Dukungan dari Orang Tua

Melihat kondisi sepak bola Indonesia saat ini yang masih belum tertata, maka tak heran jika banyak orang tua tidak setuju jika anaknya memilih sepak bola sebagai karier di masa depan.

Mereka lebih mengarahkan anaknya untuk memilih pekerjaan lain daripada menjadi pemain Sepak Bola, karena masa depan akan lebih terjamin.

5. Target yang tidak Jelas

Pemerintah masih belum mempunyai visi dan misi yang jelas untuk Sepak Bola Indonesia ke depannya.

Berbeda dengan Cina, yang meskipun antusiasme bola mereka tidak sebesar di Indonesia, namun pemerintahnya justru memiliki tujuan yang jelas dalam beberapa tahun mendatang.

Salah satunya untuk menjadi negara adidaya Sepak Bola pada tahun 2050.

Hal itu tak mustahil untuk dicapai jika para petinggi mampu menargetkan pencapaian dalam jangka waktu panjang.

Karena melihat ke depan adalah hal yang penting dan harus diimbangi dengan langkah-langkah untuk mencapainya.

Itulah 5 alasan mengapa Indonesia sulit tembus Piala Dunia. Baca artikel sepak bola lainnya di Sastrawacana.id.

Author: Nobel Rahmat Sani

Previous Post Next Post