Mengenal Sitasi dalam Karya Ilmiah, Cara Menulis, dan Contohnya

Dalam menulis karya ilmiah, ada satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan, yaitu sitasi. Sitasi menjadi hal yang penting dan wajib dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.

Sehingga, setiap penulis yang akan menyusun karya ilmiah seperti jurnal dan sebagainya, harus mengetahui apa itu sitasi.

Pengertian Sitasi

Sitasi adalah tindakan mengutip tulisan dari buku lain sebagai sumber referensi dalam sebuah tulisan, karya ilmiah, jurnal, atau penelitian.

Sementara menurut KBBI, arti sitasi adalah referensi dalam sebuah karya ilmiah ke tulisan lain yang diambil dari buku, makalah, atau sumber lain.

Jadi, bisa disimpulkan jika sitasi merupakan sinonim dari kutipan. Sehingga, tindakan sitasi adalah tindakan mengutip.

Sitasi menjadi hal penting dalam penulisan karya ilmiah. Sebab, sitasi dapat membuat karya ilmiah menjadi lebih kaya akan data.

Dalam penulisan sitasi, biasanya penulis mencantumkan informasi seperti nama penulis, judul publikasi, tahun penerbitan, nama jurnal atau buku, nomor halaman, dan informasi terkait lainnya.

Tujuan Sitasi dalam Karya Ilmiah

Ada alasan tersendiri kenapa penulis perlu sitasi dalam karya ilmiahnya, antara lain sebagai berikut:

1. Mengakui Hak Intelektual Orang Lain

Sitasi digunakan untuk menghormati dan mengakui kontribusi dari penulis asli atau sumber referensi.

Dengan mencantumkan sitasi, menunjukkan bahwa penulis menghargai penelitian, gagasan, dan karya orang lain yang menjadi dasar dari tulisan atau penelitiannya.

2. Validasi dan Kredibilitas

Dengan menyediakan referensi atau sitasi, penulis memberikan bukti bahwa argumen atau klaim yang diajukan didasarkan pada penelitian atau literatur yang terpercaya.

3. Menunjukkan Rujukan

Sitasi memungkinkan pembaca untuk menelusuri informasi lebih lanjut tentang topik yang dibahas.

Jika ada pembaca yang ingin memahami lebih dalam tentang kutipan yang dipakai, pembaca dapat melihat sumber referensi yang dikutip.

4. Memberi Pengetahuan

Dengan mencantumkan sitasi, penulis juga berpartisipasi dalam pembangunan pengetahuan secara kolektif.

Penulis lain dapat melanjutkan penelitian dengan merujuk kembali pada karya yang kita tulis sehingga bisa berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan literatur.

5. Mencegah Plagiarisme

Sitasi membantu mencegah plagiarisme atau penggunaan tidak sah dari karya orang lain.

Dengan memberikan sumber kepada penulis asli, kita menunjukkan integritas akademik dan etika dalam menulis.

6. Memperkuat Argumentasi

Sitasi dapat memperkuat argumen penulis dengan menyajikan bukti atau dukungan dari penelitian sebelumnya yang relevan.

7. Menunjukkan Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ilmiah, sitasi dapat menunjukkan bahwa penulis telah mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan menggali literatur yang relevan sebelum menyusun penelitian.

Cara Menulis Sitasi Karya Ilmiah

Sebelum mengetahui cara menulis sitasi yang benar, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu format atau sistematika penulisannya berikut ini.

1. Penempatan sitasi dapat diletakkan di bagian awal maupun akhir kutipan.

2. Penulisan nama diawali dari nama belakang dulu, baru diikuti nama depan.

3. Jika buku referensi ditulis oleh dua orang, maka wajib menggunakan kata hubung “dan”.

4. Jika buku referensi ditulis lebih dari dua orang, maka nama yang dicantumkan cukup satu saja, dengan ditambah dkk atau et al.

5. Jika mengutip buku terjemahan, maka nama yang ditulis adalah nama penerjemah, bukan penulis asli.

Nah, setelah mengetahui sistematika penulisan, simak cara menulis dan contohnya berikut ini.

1. Sitasi di Awal Kutipan

Ketika sitasi diletakkan pada awal kutipan, maka kalimatnya seperti ini:

Menurut Hartono (2004), sastra adalah…

Menurut Hartono (2004: 45), sastra adalah…

Keduanya sama-sama benar. Boleh dengan tahun saja maupun ditambahkan nomor halaman.

2. Sitasi di Akhir Kutipan

Ketika sitasi diletakkan pada akhir kutipan, maka kalimatnya seperti ini:

Sastra adalah karya fiksi yang… (Hartono, 2004)

Sastra adalah karya fiksi yang… (Hartono, 2004: 45)

Jadi, nama penulis dan tahun terbitan buku diletakkan di akhir kutipan dengan tanda kurung.

3. Buku Referensi Ditulis Dua Orang

Ketika buku referensi ditulis oleh dua orang, maka cara menulis sitasi adalah sebagai berikut:

Menurut Hartono dan Hartini (2004), sastra adalah…

Menurut Hartono dan Hartini (2004: 45), sastra adalah…

Jadi, kalimatnya harus menggunakan kata penghubung “dan”.

4. Buku Referensi Ditulis Lebih dari Dua Orang

Ketika buku referensi ditulis oleh lebih dari dua orang, maka penulisan sitasinya sebagai berikut:

Hartono, dkk (2004), sastra adalah…

Hartono, et.al. (2004), sastra adalah…

dkk dan et.al. adalah kode singkatan yang resmi dan diakui dalam penelitian karya ilmiah.

5. Sitasi Tanpa Nama Penulis

Ketika mengutip buku yang diterbitkan oleh organisasi atau lembaga, maka penulisannya sebagai berikut:

Menurut Badan Pusat Statistik (2023), jumlah pengusaha di Indonesia adalah…

Jumlah pengusaha di Indonesia adalah… (Badan Pusat Statistik, 2023).

Contoh Penulisan Sitasi

Berikut ini beberapa contoh penulisan sitasi dalam daftar pustaka yang dapat dijadikan referensi.

Hartono & Hartini (2004). Buku Panduan Sastra dan Bahasa, 66, 1034-1048.

Kartini, R. (2001). Teori Feminisme: Mengungkap Tabir Teori, 15(3), 5-13.

Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli [Internet]. Sastrawacana. 2022. Available from:https://sastrawacana.id/2022/10/10/25-pengertian-motivasi-menurut-para-ahli/

Wacana.id, S. (2018, February 2). Pengertian Pragmatik Menurut Para Ahli. Retrieved from sastrawacana.id:https://sastrawacana.id/2018/02/02/10-pengertian-pragmatik-menurut-para-ahli/

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Affandi, Eko. (2010). Metodologi Penelitian Karya Ilmiah. Jakarta: Lintang.

Nah, itulah pengertian sitasi, cara menulis, dan contohnya yang penting diketahui ketika kita hendak menyusun karya ilmiah.

Semoga bermanfaat, jangan lupa ikuti Google News Sastrawacana.id agar tidak ketinggalan artikel menarik lainnya.

Previous Post Next Post