Daya bayang pada puisi adalah pengimajinasian, yaitu kemampuan menciptakan imajinasi atau bayangan dalam benak pembaca melalui penggunaan diksi yang konkret.
Artinya, penyair menggunakan diksi yang tepat, gambaran yang kreatif, dan bahasa yang sugestif untuk memungkinkan pembaca membayangkan, merasakan, atau memahami apa yang sedang diungkapkan dalam puisi.
Daya bayang dalam puisi adalah cara penyair mengundang pembaca untuk masuk ke dalam dunia puisi tersebut.
Sehingga menciptakan gambaran visual yang hidup, mengekspresikan emosi dengan kuat, atau menggambarkan pengalaman yang mendalam.
Daya bayang adalah salah satu aspek penting dalam seni puisi yang memungkinkan puisi menjadi lebih daripada sekadar rangkaian kata-kata, melainkan sebuah pengalaman yang mendalam dan bermakna bagi pembaca.
Daya bayang sendiri merupakan unsur intrinsik yang terkandung di dalam puisi. Adapun beberapa unsur intrinsik puisi adalah sebagai berikut:
1. Diksi
Pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menciptakan makna, nuansa, atau perasaan tertentu dalam karya puisinya.
2. Daya bayang atau imaji
Daya bayang dalam puisi adalah kemampuan penyair untuk menggambarkan, menciptakan, atau membangkitkan gambaran mental yang kuat dalam pikiran pembaca melalui kata-kata dan bahasa yang digunakan dalam karya puisi.
3. Gaya bahasa atau majas
Penggunaan gaya bahasa atau figuratif dalam tulisan atau bicara untuk menciptakan efek khusus atau memberikan makna tambahan.
4. Bunyi
Bunyi dalam puisi adalah penggunaan kata-kata tertentu sehingga menimbulkan efek nuansa tertentu.
5. Rima
Rima adalah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang tujuannya untuk menciptakan estetika dalam sebuah karya.
6. Ritme
Ritme adalah dinamika suara dalam puisi dengan pola berulang dari suara atau aksen yang terdengar dalam bait-bait atau baris-baris puisi agar tidak monoton bagi pembaca.
7. Tema
Tema adalah ide pokok, pesan, atau konsep sentral yang ingin disampaikan penulis dalam sebuah karya sastra.