Apatis merupakan sebuah kata yang mungkin familiar di telinga karena banyak orang yang sering mengutarakan kata ini.
Di kehidupan sehari-hari, kata apatis sering diucapkan dalam berbagai jenis komunikasi.
Namun, meski sudah cukup sering didengar, tak sedikit yang masih bingung dengan artinya. Apakah kamu juga?
Kali ini Sastrawacana.id akan membagikan informasi tentang apa itu apatis dan contohnya agar tidak gagal paham.
Baca juga: Eksklusi Sosial: Pengertian, Penyebab, Contoh, dan Dampaknya
Apa Itu Apatis?
Arti apatis adalah sebuah kondisi ketika seseorang tidak memiliki minat, semangat, atau perasaan terhadap hal-hal yang seharusnya penting atau berarti dalam hidup.
Secara harfiah, apatis berasal dari bahasa Inggris apathy yang diadaptasi dari bahasa Yunani apathes dengan arti tanpa perasaan.
Sementara menurut KBBI, apatis artinya adalah acuh tak acuh; tidak peduli; masa bodoh.
Apatis seperti bayangan yang melingkupi, membuat kita merasa seperti robot dalam rutinitas harian, tanpa perasaan atau antusiasme yang mendalam.
Ketika seseorang merasa apatis cenderung kehilangan minat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan, hubungan, hobi, atau bahkan pada diri sendiri.
Hidup seolah-olah terasa hambar, kehilangan semangat, dan sulit untuk merasa gembira atau terlibat dalam apa pun.
Apatis artinya adalah sikap yang tidak peduli, acuh tak acuh, dan masa bodoh sehingga orang yang apatis cenderung tidak memiliki minat, perhatian, atau emosi terhadap suatu hal.
Penyebab Apatis
Mengapa apatis bisa terjadi? Ada beberapa penyebab umum yang dapat menyebabkan seseorang menjadi apatis, antara lain:
1. Stres Berlebihan
Stres yang berkepanjangan atau berlebihan dapat menyebabkan kelelahan emosional yang pada akhirnya dapat mengarah pada apatis.
2. Depresi
Apatis sering terkait dengan depresi. Orang yang mengalami depresi cenderung kehilangan minat dan semangat dalam hidupnya.
3. Rutinitas yang Membosankan
Ketika seseorang terjebak dalam rutinitas yang membosankan dan monoton, hal ini dapat menyebabkan apatis. Ketidaknyamanan terus-menerus dapat menggerus semangat seseorang.
4. Isolasi Sosial
Isolasi sosial, terutama dalam hubungan sesama manusia, dapat mengarah pada apatis. Interaksi sosial yang terbatas membuat seseorang merasa jauh dari koneksi emosional.
5. Kebosanan
Terlalu banyak waktu luang tanpa aktivitas yang memenuhi atau membangkitkan minat dapat menyebabkan seseorang menjadi apatis.
6. Gangguan Kesehatan Mental
Beberapa gangguan kesehatan mental, seperti gangguan bipolar, juga dapat memicu apatis.
7. Obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan seperti antidepresan dan antipsikotik, dapat menyebabkan apatis sebagai efek samping.
Baca juga: Butterfly Hug, Metode Psikologi untuk Redakan Cemas
Dampak Apatis
Apatis bukanlah perasaan yang sepele. Dampaknya sangat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang. Berikut adalah beberapa dampak negatif apatis:
1. Kurang Produktif
Orang yang merasa apatis cenderung kurang produktif di tempat kerja atau dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena kehilangan semangat untuk mencapai tujuan dan pencapaian.
2. Isolasi Sosial
Apatis dapat menyebabkan isolasi sosial karena orang yang merasa apatis tidak memiliki motivasi untuk berinteraksi dengan orang lain.
3. Ketidakbahagiaan
Kehilangan minat dan semangat dalam hidup dapat menyebabkan ketidakbahagiaan yang mendalam. Seseorang bisa merasa tidak puas dengan kehidupan yang dianggap membosankan.
4. Gangguan Kesehatan Mental
Apatis dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti depresi atau kecemasan.
5. Masalah dalam Hubungan
Apatis juga dapat memengaruhi hubungan interpersonal. Kehilangan minat dalam pasangan atau teman-teman dapat menyebabkan kekosongan dalam hidup.
Contoh Apatis
Berikut ini adalah beberapa contoh sikap apatis yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari:
1. Ketidakpedulian Politik
Seseorang yang apatis terhadap politik mungkin tidak memperhatikan pemilihan umum, tidak memilih, atau bahkan tidak mengikuti perkembangan isu-isu politik yang terjadi.
2. Ketidakpedulian Lingkungan
Seseorang yang apatis terhadap lingkungan cenderung tidak peduli dengan masalah-masalah lingkungan, seperti perubahan iklim, deforestasi, atau masalah sampah plastik.
3. Ketidakpedulian Sosial
Apatis sosial dapat terlihat dalam ketidakpedulian terhadap masalah sosial, seperti kemiskinan, kelaparan, atau ketidaksetaraan.
Orang yang apatis terhadap isu-isu ini tidak tertarik untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau aksi amal.
4. Ketidakpedulian Pekerjaan
Seseorang yang apatis terhadap pekerjaan mungkin tidak memiliki semangat atau motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik karena merasa bosan dan tidak bersemangat.
5. Ketidakpedulian dalam Hubungan
Apatis dalam hubungan interpersonal dapat terlihat ketika seseorang tidak peduli tentang kebutuhan atau perasaan pasangan atau teman-teman.
Sehingga ketika muncul masalah, orang apatis cenderung pasif dengan tidak berusaha memperbaiki masalah tersebut.
6. Ketidakpedulian Terhadap Kesehatan Pribadi
Seseorang yang apatis terhadap kesehatan pribadi tidak peduli dengan pola makan, olahraga, atau perawatan medis yang tepat. Setiap peringatan kesehatan selalu diabaikan dan merasa masa bodoh.
7. Ketidakpedulian Terhadap Pendidikan
Sikap apatis terhadap pendidikan dapat tercermin dalam kurangnya minat atau usaha dalam belajar. Seseorang yang apatis biasanya tidak serius dalam menempuh pendidikan.
8. Ketidakpedulian Terhadap Karier
Apatis dalam karier bisa berarti seseorang tidak merasa termotivasi untuk berkembang, mengambil tanggung jawab lebih besar, atau mencapai tujuan karier untuk masa depan.
9. Ketidakpedulian Terhadap Aktivitas Sosial
Seseorang yang apatis terhadap aktivitas sosial biasanya tidak memiliki minat untuk bergabung dengan kelompok sosial atau acara-acara sosial tertentu.
10. Ketidakpedulian Terhadap Diri Sendiri
Sikap apatis terhadap diri sendiri mencakup ketidakpedulian terhadap perawatan pribadi dan kesejahteraan diri. Orang yang apatis cenderung merasa tidak perlu merawat diri sendiri dengan baik.
Baca juga: Femisida: Kekerasan yang Merenggut Nyawa Perempuan
Cara Mengatasi Apatis
Mengatasi apatis tidaklah mudah, tetapi itu bisa dilakukan. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu:
1. Refleksi Diri
Langkah pertama adalah merenung dan memahami mengapa kita merasa apatis.
Apakah ada penyebab khusus yang mendorong perasaan ini? Refleksi diri dapat membantu kita mengidentifikasi akar permasalahan.
2. Mengambil Langkah Kecil
Mulailah dengan mengambil langkah-langkah kecil untuk mengatasi apatis.
Seperti melakukan sesuatu yang dulu kita nikmati, bahkan jika itu hanya aktivitas kecil, contohnya memancing atau berkebun.
3. Atur Tujuan
Tetapkan tujuan yang realistis dan mudah dicapai. Meraih tujuan-tujuan kecil dapat membantu meningkatkan semangat dan rasa pencapaian.
4. Berbicara dengan Orang Lain
Bicarakan dengan seseorang yang kita percayai. Terkadang, berbicara dengan teman, anggota keluarga, atau seorang terapis dapat membantu mengatasi apatis.
5. Aktivitas Fisik
Olahraga dan aktivitas fisik dapat membantu merangsang produksi endorfin dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan suasana hati dan energi.
6. Ubah Rutinitas
Cobalah mengubah rutinitas harian. Kadang-kadang, rutinitas yang monoton dapat menyebabkan apatis. Maka, cobalah hal-hal baru dan berbeda.
7. Temukan Hobi
Temukan hobi baru atau kembali kepada hobi yang sudah lama kita tinggalkan untuk dapat membantu menghidupkan kembali semangat kita.
Itulah apa yang dimaksud dengan apatis dan contohnya. Ingat, apatis adalah masalah yang serius dan dapat memberi dampak negatif bagi seseorang.
Sehingga ketika melihat ada tanda-tanda apatis pada diri kita, hendaknya segera mencari solusi untuk keluar dari kondisi tersebut.