Berdasarkan Penelitian Pusat Riset Antariksa menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN,) ada dua gerhana diperkirakan terjadi selama bulan Ramadan 1445 H, yaitu fenomena gerhana bulan penumbra pada tanggal 25 Maret 2024 dan gerhana matahari total pada tanggal 8 April 2024 mendatang.
Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana bulan penumbra adalah sebuah fenomena astronomi yang terjadi ketika Bulan memasuki bayangan penumbra Bumi.
Bayangan penumbra adalah bayangan yang lebih terang dan lebih buram dibandingkan dengan bayangan umbra.
Dampaknya adalah saat gerhana mencapai puncaknya, Bulan akan terlihat redup dibandingkan dengan kecerahannya selama fase purnama.
Menurut laporan BMKG, pada Senin, 25 Maret 2024, pengamat di sebelah Timur garis lintang, termasuk Papua, Papua Barat, dan sebagian Maluku, akan memiliki kesempatan untuk mengamati tahapan Gerhana Bulan Penumbra mulai dari saat Bulan terbit hingga akhir peristiwa gerhana.
Fakta Gerhana Penumbra 2024
Berikut ini adalah beberapa informasi yang terkait dengan fenomena Gerhana Bulan Penumbra tahun 2024.
1. Terjadi 18 Tahun Sekali
Menurut laporan dari BMKG, fenomena langka Gerhana Bulan Penumbra hanya terjadi setiap 18 tahun sekali.
Sebelumnya, Gerhana Bulan Penumbra terjadi pada tanggal 24 April 2005. Sedangkan yang selanjutnya diprediksi akan terjadi pada tanggal 16 Mei 2041.
2. Mempengaruhi Hilal Syawal
Menurut Asosiasi Astronomi Uni Emirat Arab (UEA), peristiwa gerhana matahari total pada tanggal 8 April 2024 diperkirakan akan memengaruhi pengamatan awal hilal Syawal 1445 H.
Kehadiran bulan sabit sebelum tengah malam menunjukkan bahwa bulan sabit tersebut akan terlihat setelah matahari terbenam pada hari berikutnya di banyak wilayah dunia Islam.
Saat ini, belum ada kepastian dari pemerintah mengenai tanggal resmi pelaksanaan Hari Raya Idulfitri.
Penetapan awal bulan Syawal 1445 H akan dilakukan setelah Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia mengadakan sidang isbat pada Selasa, 9 April 2024.
3. Tidak Semua Negara Bisa Melihat
Seluruh rangkaian proses gerhana ini juga bisa diperhatikan di banyak bagian Amerika dan Kanada.
Pada saat Bulan terbit, fase gerhana dapat diamati di beberapa bagian Asia, beberapa wilayah Australia, Selandia Baru, serta di sebagian kecil Rusia.
Di sisi lain, ketika Bulan tenggelam, tahapan gerhana bisa terlihat di sejumlah wilayah Eropa dan Afrika.
Namun, peristiwa ini tidak akan teramati di sebagian besar wilayah Asia, sebagian Australia, mayoritas wilayah Rusia, sebagian besar Afrika, dan sebagian wilayah Eropa.
4. Memicu Kenaikan Permukaan Air
Sebagaimana halnya dengan gerhana bulan pada umumnya, Gerhana Bulan Penumbra juga dapat menyebabkan kenaikan permukaan air. Namun, tidak perlu khawatir karena kenaikan tersebut diperkirakan sangat minimal.
5. Diisukan Pertanda Kiamat
Mengingat akan terjadi dua gerhana di Ramadan 2024, maka tak sedikit rumor yang menyebutkan jika fenomena ini adalah pertanda kiamat yang dikaitkan dengan kemunculan Imam Mahdi.
Dalam sebuah kesempatan, Buya Yahya pernah mendapat pertanyaan dari jamaan terkait dengan kehadiran Imam Mahdi.
Buya Yahya pun menjawab jika umat Islam harus meyakini bahwa kedatangan Imam Mahdi merupakan salah satu tanda kiamat, meski tidak diketahui kapan waktunya.
Kemudian, Buya Yahya juga menuturkan jika fenomena gerhana yang terjadi di bulan Ramadan tidak ada hubungannya dengan Imam Mahdi.
Sebab, menurutnya kemunculan Imam Mahdi hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh Allah SWT.