Ahli UGM Beri Peringatan: Hindari Sembelih Hewan Mati untuk Pencegahan Antraks

Nanung Danar Dono, Dosen Peternakan di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), mengingatkan masyarakat untuk menghindari menyembelih dan mengonsumsi hewan ternak, seperti sapi atau kambing, yang mati akibat penyakit sebagai langkah pencegahan penyebaran antraks.

“Daging bangkai tidak boleh dikonsumsi karena matinya karena zoonosis bisa menular ke manusia,” ucap Nanung, Selasa, (12/3/2024).

Ia menekankan pentingnya mengisolasi hewan yang sakit untuk pengobatan hingga benar-benar pulih dan dinyatakan sehat.

Baca juga: Mengenal Rabies, Penyakit Berbahaya dengan Tingkat Kematian 99 Persen!

Namun, jika ditemukan hewan ternak yang telah mati dan dicurigai terkena antraks, sebaiknya segera dikubur atau dikremasi di tempat kejadian.

“Jika tidak ada alat kremasi, maka dikubur saja ditimbun lalu disemen, tidak boleh dibongkar selamanya karena spora sangat awet, antidesinfektan sehingga penting adanya literasi dan edukasi agar kasus seperti ini tidak terulang kembali,” tandasnya.

Nanung menyarankan agar hewan yang mati karena penyakit tidak dipindahkan ke lokasi lain, karena jika hewan yang mati tersebut mengeluarkan darah, dapat menyebabkan penyebaran spora di sepanjang jalan.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Profesor Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni menganggap bahwa kemunculan kembali kasus antraks di Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, disebabkan oleh spora bacillus anthracis yang berasal dari hewan yang disembelih atau dari lingkungan ternak.

Meskipun begitu, menurutnya penyakit antraks tidak hanya menyebar kepada hewan ternak, tetapi juga dapat menular ke manusia.

Baca juga: 6 Ciri-Ciri Kucing Cacingan yang Perlu Diketahui Sebelum Terlambat

Dia menyarankan agar hewan yang terinfeksi antraks dan lokasi yang menjadi sumber anthrax harus diisolasi, dengan tidak diperkenankan adanya lalu lintas ternak yang masuk atau keluar dari lokasi tersebut.

Selain melaksanakan tindakan isolasi, peternak juga perlu meningkatkan langkah-langkah biosekuriti dan memberikan pengobatan pada hewan yang sakit, termasuk memberikan tambahan suplemen.

Menurutnya, hewan yang terinfeksi bakteri antraks dapat diobati karena bakteri ini mudah mati jika diberikan antibiotik, antiseptik, desinfektan, dan pada suhu di atas 54 derajat Celsius selama 30 menit.

Sementara itu, untuk hewan yang sehat, kata Agnesia Endang, disarankan untuk mendapatkan vaksinasi dua kali dalam setahun.

Sumber: Antara

Previous Post Next Post