Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi karena kondisi geografis Indonesia yang unik dan beragam.
Berikut beberapa hubungan kondisi geografis dengan keanekaragaman hayati di Indonesia:
1. Letak Geografis
Indonesia terletak di garis khatulistiwa, yang memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi dan temperatur hangat.
Iklim ini ideal untuk pertumbuhan berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Kemudian, Indonesia terletak di pertemuan dua benua, yaitu Asia dan Australia yang menyebabkan terjadinya percampuran flora dan fauna dari kedua benua tersebut, sehingga meningkatkan keanekaragaman hayati.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau.
Setiap pulau memiliki kondisi geografis yang berbeda, sehingga terdapat variasi habitat dan keanekaragaman hayati yang unik.
2. Topografi
Indonesia memiliki berbagai topografi, seperti pegunungan, dataran rendah, hutan bakau, dan pantai.
Setiap topografi memiliki habitat yang berbeda, sehingga terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang hidup di dalamnya.
Pegunungan di Indonesia memiliki ketinggian yang beragam, dan setiap ketinggian memiliki temperatur dan curah hujan yang berbeda.
Hal ini menyebabkan terjadinya zonasi vegetasi, di mana terdapat berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di setiap zona.
3. Perairan
Indonesia memiliki perairan laut yang luas, dengan berbagai jenis terumbu karang, padang lamun, dan ekosistem laut lainnya.
Ekosistem laut ini merupakan rumah bagi berbagai jenis biota laut, seperti ikan, terumbu karang, dan mamalia laut.
Lantas, Indonesia memiliki sungai yang panjang dan bercabang-cabang yang merupakan habitat bagi berbagai jenis ikan air tawar dan hewan lainnya.
Jadi, kondisi geografis Indonesia yang unik dan beragam, seperti letak garis khatulistiwa, pertemuan dua benua, kepulauan, topografi, dan perairan, telah menciptakan berbagai habitat yang berbeda.
Hal ini memungkinkan Indonesia untuk memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.