Planet yang mengalami revolusi paling cepat adalah Merkurius karena letaknya yang paling dekat dengan matahari.
Jarak rata-ratanya dari matahari hanya 58 juta kilometer, jauh lebih dekat dibandingkan Bumi dengan 149,6 juta kilometer.
Kedekatan ini menghasilkan gravitasi matahari yang lebih kuat pada Merkurius.
Gravitasi ini menarik Merkurius lebih cepat, sehingga menyelesaikan revolusinya dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan planet lain.
Hal ini menjadikan Merkurius sebagai planet dengan periode revolusi tercepat dalam tata surya kita.
Planet yang diameternya hanya 4.880 kilometer ini memiliki panas ekstrem dengan suhu permukaan mencapai 427 derajat Celcius di siang hari.
Meskipun kecil, Merkurius memiliki banyak keunikan. Permukaannya dihiasi kawah-kawah besar akibat tabrakan meteorit, seperti Caloris Basin yang mencapai diameter 1.550 kilometer.
Atmosfernya yang tipis dan tak beroksigen tersapu angin Matahari, membuat Merkurius tak ramah bagi kehidupan.
Merkurius memiliki rotasi yang lambat dan tidak biasa. Satu hari di Merkurius setara dengan 58,6 hari di Bumi, sedangkan satu tahun Merkurius hanya 88 hari di Bumi.
Fenomena ini disebabkan oleh pengaruh gravitasi matahari yang kuat.
Planet mungil ini juga memiliki medan magnet internal yang kuat, meskipun tidak memiliki inti cair seperti Bumi. Para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami bagaimana medan magnet ini terbentuk.
Misi luar angkasa seperti BepiColombo dari European Space Agency dan MESSENGER dari NASA telah membantu para ilmuwan mempelajari Merkurius lebih lanjut.
Misi-misi ini memberikan data dan gambar yang membantu memahami komposisi, struktur, dan atmosfer planet ini.