Idling Stop System (ISS) adalah fitur pada motor yang secara otomatis mematikan mesin saat motor berhenti selama beberapa detik. Fitur ini bertujuan untuk menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.
Idling Stop System (ISS) pada motor adalah fitur yang dirancang untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang dengan secara otomatis mematikan mesin saat motor berhenti dalam keadaan diam, seperti saat berhenti di lampu merah atau dalam kondisi lalu lintas yang padat.
Ketika pengendara menekan tuas kopling atau rem, sistem ini akan mematikan mesin untuk menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi udara.
Begitu pengendara melepaskan tuas kopling atau rem, mesin akan kembali hidup secara otomatis, memungkinkan motor untuk melaju lagi tanpa harus menyalakan mesin kembali secara manual.
ISS membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar dan ramah lingkungan, serta mengurangi emisi gas buang saat motor tidak bergerak.
Prinsip Kerja Idling Stop System Pada Motor
Prinsip kerja Idling Stop System (ISS) pada motor didasarkan pada penggunaan sensor dan kontrol elektronik yang terhubung ke mesin dan sistem pembakaran.
Agar lebih jelas, simak penjelasannya berikut ini.
1. Sensor
ISS menggunakan beberapa sensor untuk mendeteksi kondisi motor yang memungkinkan mesin dimatikan. Berikut beberapa sensor yang berperan dalam sistem ISS:
- Sensor Engine Coolant Temperature (ECT)
Mendeteksi suhu mesin. ISS hanya akan aktif ketika mesin sudah mencapai suhu operasi yang ideal, biasanya sekitar 80°C.
Hal ini untuk memastikan mesin tidak mati saat masih dalam proses pemanasan yang dapat menyebabkan kerusakan.
- Vehicle Speed Sensor (VSS)
Mendeteksi kecepatan motor. ISS akan aktif ketika motor berhenti total (kecepatan 0 km/jam).
- Throttle Position Sensor (TPS)
Mendeteksi posisi gas throttle. ISS hanya akan aktif ketika gas throttle ditutup penuh, menandakan bahwa pengendara tidak sedang berakselerasi.
- Idle Switch
Mendeteksi saat motor berhenti. Sensor ini biasanya terletak di tuas rem atau standar samping. Ketika tuas rem ditarik atau standar samping diturunkan, ISS akan aktif.
- Sensor Crankshaft Position
Mendeteksi posisi poros engkol mesin. Sensor ini membantu menentukan waktu yang tepat untuk mematikan dan menyalakan mesin.
2. Engine Control Module (ECM)
Engine Control Module (ECM) atau dikenal sebagai ECU (Electronic Control Unit) merupakan otak dari sistem ISS.
ECM menerima data dari berbagai sensor dan menganalisisnya untuk menentukan apakah kondisi memungkinkan mesin dimatikan.
Jika semua kondisi terpenuhi, ECM akan memberikan sinyal untuk mematikan mesin.
3. Mematikan Mesin
Ketika ECM memberikan sinyal, sistem ISS akan mematikan mesin dengan cara:
- Mematikan aliran bahan bakar: Solenoid injeksi bahan bakar ditutup, sehingga aliran bahan bakar ke mesin terhenti.
- Mematikan percikan api: Sistem pengapian dimatikan, sehingga tidak ada percikan api yang dihasilkan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.
4. Menyalakan Mesin
Saat motor kembali bergerak, ISS akan otomatis menyalakan mesin dengan cara:
- Starter elektrik (pada motor injeksi): Starter elektrik diaktifkan untuk memutar mesin dan menyalakannya.
- Kick starter (pada motor non-injeksi): Pengendara perlu menggunakan kick starter untuk memutar mesin dan menyalakannya.
5. Faktor Lain yang Mempengaruhi ISS
Selain sensor dan ECM, terdapat beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi kinerja ISS, seperti:
- Kondisi baterai: Baterai yang lemah dapat menyebabkan ISS tidak berfungsi dengan baik.
- Kondisi aki: Aki yang soak dapat menyebabkan ISS tidak dapat mengaktifkan starter elektrik.
- Modifikasi motor: Modifikasi pada sistem kelistrikan atau mesin dapat mengganggu kerja ISS.