Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak

Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak.

Pada tiap periode usia anak memiliki kekhususan yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar. Pada periode usia Wiraga, jasmani (raga) dan indera anak tumbuh pesat sekali.

Dengan demikian, mereka harus banyak bergerak (melatih otot kasar/besar), melatih otot halus, mengeksplorasi indera mereka (pendengaran, perasa, pengecap, penciuman, peraba, termasuk imajinasi), dan mengenali simbol-simbol.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Asas Trikon yang Digagas Ki Hajar Dewantara

Apa yang sebaiknya guru lakukan pada periode ini?

Jawaban:

Guru berupaya fokus pada pemberian akses dan penyediaan pengalaman belajar agar anak makin merdeka dalam mengeksplorasi “dunia”nya (diri, sesama, dan lingkungan di dekatnya).

Pembahasan:

Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia menekankan pentingnya keselarasan antara proses belajar dan kodrat anak.

Beliau meyakini bahwa setiap periode usia anak memiliki kekhasusan yang perlu dipertimbangkan dalam merancang proses belajar yang efektif dan optimal.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang kodrat anak dan proses belajar:

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Ki Hadjar Dewantara membagi kodrat anak menjadi dua, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.

Kodrat alam mengacu pada potensi bawaan yang dimiliki anak sejak lahir, seperti bakat, minat, dan kebutuhan fisik.

Sementara kodrat zaman merujuk pada kondisi sosial, budaya, dan teknologi yang melingkupi anak.

Baca juga: Ki Hajar Dewantara Mendefinisikan Pendidikan Sebagai Tuntunan Artinya

Proses Belajar yang Selaras dengan Kodrat

Menurut Ki Hadjar Dewantara, proses belajar yang ideal adalah yang selaras dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Hal ini berarti bahwa proses belajar harus:

  • Memperhatikan potensi dan kebutuhan anak: Proses belajar harus dirancang berdasarkan bakat, minat, dan kebutuhan belajar setiap anak.
  • Mendorong anak untuk aktif dan kreatif: Anak harus didorong untuk menjadi pembelajar yang aktif dan kreatif, bukan hanya pasif menerima informasi.
  • Menyediakan ruang untuk eksplorasi dan eksperimen: Anak perlu diberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman langsung, eksplorasi, dan eksperimen.
  • Menyesuaikan dengan perkembangan zaman: Proses belajar harus relevan dengan kondisi sosial, budaya, dan teknologi masa kini.

Baca juga: Apa definisi manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara?

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang kodrat anak dan proses belajar memberikan landasan penting bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.

Dengan memahami dan menerapkan pemikirannya, kita dapat menciptakan proses belajar yang lebih efektif, optimal, dan menyenangkan bagi anak-anak di semua periode usia.

Previous Post Next Post