Sultan Hasanudin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur karena kegigihan dan keberaniannya dalam melawan penjajah Belanda.
Julukan ini bukan sembarang pemberian, melainkan pengakuan atas ketangguhan dan semangat juangnya yang tak terkalahkan.
Kesultanan Gowa di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin menjelma menjadi kekuatan maritim yang disegani di kawasan timur Nusantara.
Sejak usia muda, Sultan Hasanuddin menunjukkan jiwa kepemimpinan yang luar biasa. Ia dikenal cerdas, cakap dalam strategi perang, dan tak kenal takut dalam menghadapi lawan.
Ketika Belanda berusaha memonopoli perdagangan di wilayahnya, Sultan Hasanuddin dengan tegas menentang dan mempelopori perlawanan.
Pertempuran demi pertempuran dihadapi Sultan Hasanuddin dengan gagah berani. Kegigihannya bagaikan ayam jantan yang selalu siap bertempur demi melindungi wilayahnya.
Tak heran, Belanda pun dibuat kewalahan dan gentar dengan semangat juangnya yang tak kunjung padam.
Julukan de Haav van de Osten atau “Ayam Jantan dari Timur” yang diberikan pihak Belanda menjadi simbol perlawanan rakyat Sulawesi Selatan terhadap penjajahan.
Ketegasan, keberanian, dan pantang menyerah Sultan Hasanuddin menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus berjuang demi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.
Atas kegigihannya tersebut, Sultan Hasanuddin dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 887/TK/Tahun 1973 pada tanggal 6 November 1973.