Kabar duka datang dari Pemimpin Majelis Nurul Musthofa, Habib Hasan bin Ja’far Assegaf yang mengembuskan nafas terakhir pada hari ini, Rabu, 13 Maret 2024, bertepatan dengan 2 Ramadan 1445 Hijriyah.
Habib Hasan meninggalkan dunia pada usia 47 tahun. Kabar duka diumumkan oleh keluarga melalui platform media sosial.
“Segenap Keluarga Besar Rabithah Alawiyah turut berduka cita atas wafatnya Habib Hasan bin Ja’far bin Umar Assegaf (pimpinan Majelis Nurul Musthofa) pada hari Rabu, 13 Maret 2024,” tulis Rabithah Alawiyah, Rabu (13/3/2024).
Profil Habib Hasan bin Ja’far Assegaf
Habib Hasan bin Ja’far Assegaf lahir pada tahun 1977 di Kramat Empang Bogor.
Masa pendidikannya dijalani di IAIN Sunan Ampel Malang, beliau belajar agama dari sejumlah ulama ternama seperti Syaikh Usman Baraja, Syaikh Abdul Qodir Ba’salamah, dan Syaikh Ahmad Bafadhol.
Setelah menyelesaikan kuliah di IAIN Sunan Ampel Malang, Habib Jafar muda memilih untuk melanjutkan pendidikan agama bersama ulama-ulama terkemuka di Jakarta.
Tahun 1997 menandai awal perjalanan dakwah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, yang dimulai di Sukabumi, Jawa Barat.
Dengan izin Allah Swt, Habib Hasan berhasil menghimpun jama’ah sebanyak lima ratus orang di daerah tersebut.
Namun, perjalanannya terpaksa terhenti karena Umi dari Habib Hasan mengalami sakit yang serius.
Sebagai hasilnya, Habib Hasan kembali ke Bogor untuk mendampingi dan merawat Umi yang sedang sakit.
Tahun 1998 Habib Hasan melanjutkan dakwahnya ke daerah yang jauh, yakni Timor Timur (kini menjadi negara terpisah dari Indonesia), terutama di daerah Palu.
Dalam upaya dakwah ini, Habib Hasan ditemani oleh Al Habib Abubakar bin Hasan Alatas.
Tahun 2001 menjadi tahun di mana Habib Hasan memperoleh ijazah maulid Simthuddurrar dari Habib Anis Al-Habsyi.
Setelah itu, beliau memulai kegiatan pengajian dengan memanfaatkan marawis atau ketimpring (rabana) untuk menambah semarak suasana
Habib Hasan mendirikan Majlis Nurul Musthofa dengan misi utama menyebarkan selawat kepada Nabi Muhammad SAW serta memperkenalkan pribadi Rasulullah SAW sebagai teladan bagi manusia.
Habib Hasan menikah dengan Syarifah Muznah binti Ahmad Al Haddad (Al Hawi) yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Dari pernikahan tersebut, mereka dianugerahi satu putri dan dua putra.
Pengabdian dakwah Habib Hasan tidak terbatas hanya di Indonesia, melainkan juga mencakup wilayah Yaman, Abu Dabi, dan Arab Saudi.