5 Alasan Mengapa Eutrofikasi dapat Mengganggu Kehidupan Organisme Air

Eutrofikasi adalah proses alami atau antropogenik (berkaitan dengan aktivitas manusia) yang menyebabkan peningkatan kadar mineral dan nutrien, terutama nitrogen dan fosforus, di dalam badan air, seperti sungai, danau, dan laut.

Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan alga dan tanaman air yang berlebihan.

Baca juga: Jelaskan Potensi Energi Alternatif di Indonesia dan Berikan Contohnya

Mengapa Eutrofikasi Dapat Mengganggu Kehidupan Organisme Air?

Eutrofikasi dapat mengganggu kehidupan organisme air dengan beberapa cara, antara lain:

1. Penurunan kadar oksigen terlarut

Eutrofikasi menyebabkan pertumbuhan alga dan tanaman air yang berlebihan. Saat mereka mati dan terurai, mereka menggunakan banyak oksigen terlarut dalam air.

Hal ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen bagi organisme air lainnya, seperti ikan, udang, dan plankton. Kekurangan oksigen ini dapat menyebabkan kematian massal organisme air.

2. Pertumbuhan alga beracun

Beberapa jenis alga yang tumbuh subur dalam kondisi eutrofikasi dapat menghasilkan racun yang berbahaya bagi organisme air lainnya dan manusia.

Racun ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti keracunan hati, kerusakan saraf, dan bahkan kematian.

3. Kejernihan air menurun

Pertumbuhan alga dan tanaman air yang berlebihan dapat membuat air menjadi keruh dan tidak jernih.

Hal ini dapat mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, yang penting untuk fotosintesis tumbuhan air.

Penurunan penetrasi sinar matahari ini dapat mengganggu rantai makanan dan menyebabkan kematian organisme air.

4. Pendangkalan

Saat alga dan tanaman air mati dan terurai, mereka dapat menumpuk di dasar air dan menyebabkan pendangkalan.

Pendangkalan ini dapat mengurangi volume air yang tersedia bagi organisme air dan mengganggu habitat mereka.

5. Perubahan pH air

Pertumbuhan alga dan tanaman air yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan pH air menjadi lebih basa.

Perubahan pH ini dapat berbahaya bagi beberapa organisme air yang sensitif terhadap perubahan pH.

Dampak eutrofikasi terhadap organisme air dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya.

Eutrofikasi ringan mungkin hanya menyebabkan sedikit gangguan pada kehidupan organisme air, sedangkan eutrofikasi berat dapat menyebabkan kematian massal dan kerusakan ekosistem laut.

Oleh karena itu, penting untuk mencegah eutrofikasi dengan cara:

  • Mengurangi penggunaan pupuk dan deterjen yang mengandung fosfat dan nitrat.
  • Mengelola limbah air dengan baik.
  • Melestarikan hutan dan lahan basah yang membantu menyaring polutan dari air.
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya eutrofikasi.

Dengan melakukan upaya bersama, kita dapat menjaga kelestarian ekosistem air dan melindungi organisme air dari dampak negatif eutrofikasi.

Previous Post Next Post