Mantel bumi, bagaikan raksasa tersembunyi, menyelimuti inti bumi dengan ketebalan sekitar 2.900 kilometer dan menyusun 84% dari total volume bumi.
Lapisan ini ibarat mesin raksasa yang menggerakkan lempeng tektonik dan menghasilkan medan magnet bumi.
Memasuki mantel bumi bagaikan petualangan ke dunia yang ekstrem. Temperatur di sini bisa mencapai 5.000 derajat Celcius, cukup untuk melelehkan besi!
Tekanannya pun luar biasa, sekitar 25 juta kali lebih besar dari tekanan atmosfer di permukaan laut.
Lantas, apa saja yang terkandung di dalam mantel bumi ini?
- Komposisi Mantel Bumi:
- Unsur Utama: Besi, magnesium, dan silika mendominasi mantel bumi. Silikatnya tersusun atas mineral seperti olivin, garnet, dan piroksen. Magnesium oksida juga merupakan komponen penting.
- Unsur Lain: Aluminium, kalsium, natrium, dan kalium hadir dalam jumlah yang lebih kecil.
- Gas Terlarut: Jejak gas seperti metana, air, dan karbon dioksida terlarut dalam mineral mantel.
Struktur Mantel Bumi:
Secara umum, mantel bumi terbagi menjadi 3 lapisan berdasarkan sifat fisiknya:
- Litosfer: Lapisan terluar yang padat dan dingin, menempel dengan kerak bumi. Ketebalannya bervariasi antara 50 hingga 100 kilometer di bawah lautan dan 100 hingga 200 kilometer di bawah benua. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang bergerak di atas astenosfer.
- Astenosfer: Lapisan tengah yang lebih lemah, panas, dan plastis. Diperkirakan astenosfer berperan dalam pergerakan lempeng tektonik karena sifatnya yang dapat mengalir.
- Mesosfer: Bagian terdalam mantel bumi yang panas dan padat. Mesosfer memiliki batas yang kabur dengan inti luar bumi.
Peran Penting Mantel Bumi:
- Konveksi Mantel: Aliran panas di mantel bumi, yang disebut konveksi mantel, menggerakkan lempeng tektonik. Pergerakan lempeng ini memicu gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan benua baru.
- Medan Magnet Bumi: Konveksi mantel juga menghasilkan medan magnet bumi, yang melindungi kita dari radiasi berbahaya dari luar angkasa.
- Siklus Daur Ulang Mineral: Mantel bumi berperan penting dalam siklus daur ulang mineral. Mineral dari kerak bumi ditarik ke bawah mantel melalui proses subduksi, meleleh dan tercampur dengan material mantel, dan kemudian kembali ke permukaan melalui letusan gunung berapi.
Mempelajari mantel bumi merupakan hal yang menantang karena letaknya yang jauh di dalam bumi.
Para ilmuwan menggunakan berbagai metode, seperti seismologi, geologi eksperimental, dan pemodelan komputer, untuk memahami komposisi, struktur, dan proses yang terjadi di mantel bumi.
Penelitian mantel bumi terus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang planet kita, termasuk pergerakan lempeng tektonik, asal-usul medan magnet bumi, dan evolusi Bumi.
Mantel bumi, bagaikan raksasa tersembunyi yang menyimpan banyak misteri, terus menarik perhatian para ilmuwan dan membuka jalan bagi penemuan-penemuan baru tentang planet kita yang menakjubkan.