Bintang jatuh yang kita lihat sebenarnya bukan bintang, melainkan meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi.
Benda langit kecil ini yang umumnya berukuran sebutir pasir hingga kerikil, terpapar gesekan udara saat menembus atmosfer dengan kecepatan tinggi.
Gesekan ini menghasilkan panas dan cahaya yang kita lihat sebagai “bintang jatuh”.
Berikut beberapa faktor yang membuat bintang jatuh bercahaya:
1. Gesekan dengan Atmosfer
Saat meteoroid memasuki atmosfer Bumi, ia akan mengalami gesekan dengan udara.
Gesekan ini menyebabkan meteoroid memanas dan terbakar, menghasilkan energi kinetik yang diubah menjadi cahaya dan panas.
Semakin besar dan padat meteoroid, semakin banyak gesekan yang dialaminya, dan semakin terang cahayanya.
2. Ionisasi Gas Atmosfer
Tabrakan meteoroid dengan molekul gas di atmosfer menyebabkan ionisasi, yaitu pelepasan elektron dari atom atau molekul.
Proses ini menghasilkan plasma, gas bermuatan listrik yang dapat memancarkan cahaya.
Warna cahaya yang dihasilkan tergantung pada jenis gas yang terionisasi.
Contohnya, nitrogen menghasilkan warna biru dan hijau, sedangkan oksigen menghasilkan warna merah dan oranye.
3. Ketinggian dan Kecepatan
Semakin tinggi meteoroid memasuki atmosfer, semakin tipis udaranya.
Hal ini berarti gesekan yang dialami meteoroid semakin sedikit, dan cahayanya pun semakin redup.
Kecepatan meteoroid juga memengaruhi kecerahan cahayanya.
Semakin cepat meteoroid bergerak, semakin banyak energi kinetik yang diubah menjadi cahaya.
4. Komposisi Meteoroid
Jenis material penyusun meteoroid juga dapat memengaruhi warna cahayanya.
Misalnya, meteoroid yang kaya akan logam seperti besi dan magnesium akan menghasilkan cahaya yang lebih terang dan berwarna-warni.
Kesimpulan
Cahaya yang dihasilkan oleh bintang jatuh merupakan hasil dari kombinasi gesekan dengan atmosfer, ionisasi gas atmosfer, ketinggian dan kecepatan meteoroid, serta komposisi meteoroid.
Faktor-faktor ini lah yang menentukan kecerahan dan warna cahaya yang kita lihat ketika meteoroid melintas di langit.