Syarif Abdurrahman memilih Pontianak sebagai lokasi untuk mendirikan pemukiman baru berdasarkan beberapa pertimbangan strategis dan geografis:
1. Posisi Strategis
Terletak di muara Sungai Kapuas, Pontianak menjadi pusat perdagangan dan transportasi yang penting di wilayahnya.
Kedekatannya dengan laut menjadikannya pelabuhan alami yang mendukung aktivitas perdagangan dan pelayaran.
2. Kekayaan Alam
Pontianak dikelilingi oleh daerah yang subur dengan sumber daya alam yang melimpah, termasuk kayu, rempah-rempah, dan hasil pertanian lainnya.
Hal ini menjadikan kota ini sebagai potensi pusat pertanian dan perkebunan.
3. Aksesibilitas yang Mudah
Dengan Sungai Kapuas sebagai jalur transportasi utama, Pontianak dapat diakses dengan mudah oleh kapal dan perahu sungai.
Selain itu, akses melalui jalur darat dan udara juga baik, memfasilitasi arus perdagangan dan komunikasi yang lancar dengan wilayah lain.
4. Pertahanan yang Kuat
Letaknya di muara Sungai Kapuas memberikan keuntungan pertahanan, memungkinkan perlindungan dari dua sisi oleh air. Ini menjadi faktor penting dalam keamanan dari ancaman luar.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Pontianak dianggap sebagai lokasi ideal untuk pemukiman baru yang kemudian berkembang menjadi kota yang signifikan dalam sejarah dan perkembangan Kalimantan Barat.
Profil Syarif Abdurrahman
Syarif Abdurrahman adalah tokoh kunci dalam sejarah Kalimantan Barat dan pembentukan Pontianak.
Sebagai keturunan Arab yang menetap di Pontianak pada abad ke-18, beliau mendirikan Kesultanan Pontianak pada tahun 1771.
Sebagai pemimpin, Syarif Abdurrahman dikenal atas kebijaksanaan dan kecerdasannya dalam mengelola kesultanan, menjaga stabilitas dan keamanan di wilayahnya.
Tidak hanya sebagai pemimpin politik, Syarif Abdurrahman juga dikenal sebagai tokoh agama yang berpengaruh.
Sebagai syarif, beliau mendapat penghormatan khusus dari masyarakat karena kedekatannya dengan ajaran Islam.
Selama kepemimpinannya, beliau memperluas wilayah Kesultanan Pontianak dan mempromosikan Islam sebagai landasan moral dan spiritual bagi masyarakatnya.
Kontribusinya dalam pembentukan kesultanan dan penyebaran Islam menjadikannya tokoh yang sangat dihormati dalam sejarah Kalimantan Barat.