Gunung Lawu dengan segala misterinya menjadi salah satu tempat ziarah spiritual yang sangat berarti bagi para presiden Indonesia.
Terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Gunung Lawu tidak hanya dikenal karena mitos tentang kerajaan pertama di Pulau Jawa yang berdiri di puncaknya, tetapi juga karena kepercayaan akan dunia gaib yang mengelilinginya.
Menurut mitos yang berkembang di masyarakat Jawa, Lawu dianggap sebagai keraton para mahluk halus di tanah Jawa.
Tempat ini dipercaya memiliki kekuatan mistik yang tinggi dan menjadi pusat budaya dan kegiatan spiritual Jawa.
Polet, seorang pengamat dan ahli spiritual yang akrab disapa Pak Po, mengungkapkan bahwa Gunung Lawu bahkan sejajar tepat dengan Pura Mangkunegara, menegaskan keistimewaan spiritualnya.
Sejak zaman Kraton hingga saat ini, Gunung Lawu menjadi tempat untuk praktik-praktik spiritual, semedi, meditasi, dan pengembangan kebathinan.
Puncak Hargo Dumilah dianggap sebagai tempat sakral yang sering digunakan untuk tujuan tersebut.
Bahkan para presiden Indonesia, mulai dari era Bung Karno hingga era SBY, sering mendaki Gunung Lawu untuk menyepi dan bertafakur.
Soeharto, yang dikenal sangat menghargai budaya Jawa sering melakukan pertapaan di Lawu.
Bahkan, sebelum menjadi presiden, Soeharto sudah melakukan praktik spiritual di gunung ini.
Ia seolah membuktikan bahwa keinginannya untuk berkuasa tidak hanya didasari oleh peluang politik, tetapi juga oleh pertapaan dan petunjuk dari Tuhan.
Gus Dur, presiden keempat Indonesia, juga dikenal sebagai penggemar Gunung Lawu. Beliau pernah mendaki puncak Lawu beberapa kali dalam kehidupannya.
Begitu juga dengan Susilo Bambang Yudhoyono, yang beberapa kali mendaki gunung ini bersama beberapa pejabat teras lainnya.
Kemudian, ia juga menjelaskan bahwa Presiden Indonesia yang memiliki catatan kunjungan ke Gunung Lawu dan dianggap memiliki tanda-tanda sebagai pemimpin yang menerima wahyu keprabon.
Seperti Presiden Pertama, Ir. Soekarno, Presiden Kedua, H. Soeharto, Presiden Ketiga, Gus Dur, dan Presiden Kelima, H. Susilo Bambang Yudhoyono.
Tanda-tanda wahyu keprabon ini diyakini muncul dalam bentuk sinar putih yang terlihat dari puncak-puncak penting di Gunung Lawu, seperti Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah, serta dari atap Candi Sukuh dan Candi Cetho.
Sinar putih tersebut menyinari langit dengan keindahan yang sama seperti sinar mentari.
Praktik-praktik spiritual yang dilakukan oleh para presiden ini memperkuat kepercayaan masyarakat bahwa calon presiden yang memiliki silsilah keturunan dari keluarga Lawu lebih layak untuk dipilih.
Para politisi yang ingin mendapatkan dukungan dari masyarakat Jawa bahkan dihubungkan dengan Lawu melalui keluarga mereka.
Ini menunjukkan betapa pentingnya Gunung Lawu dalam konteks spiritual dan politik di Indonesia.
Sumber: primavardhana wp