Air permukaan umumnya lebih kotor dibandingkan air tanah karena beberapa faktor berikut:
1. Paparan langsung
Air permukaan terpapar langsung dengan berbagai polutan di atmosfer dan di permukaan bumi, seperti debu, kotoran, sampah, sisa-sisa makhluk hidup, dan limbah industri.
Polutan ini dapat mencemari air permukaan dan membuatnya tidak layak untuk dikonsumsi.
2. Kurangnya filtrasi alami
Air tanah mengalami proses filtrasi alami saat meresap melalui tanah dan batuan.
Lapisan tanah dan batuan bertindak sebagai penyaring alami yang menghilangkan kotoran, bakteri, dan polutan lainnya.
Air permukaan tidak memiliki proses filtrasi alami yang sama, sehingga lebih rentan terhadap kontaminasi.
3. Aktivitas manusia
Aktivitas manusia di sekitar sumber air permukaan, seperti pertanian, industri, dan pemukiman, dapat mencemari air dengan berbagai bahan kimia, seperti pupuk, pestisida, limbah industri, dan air limbah domestik.
4. Pengaruh cuaca
Cuaca juga dapat memengaruhi kualitas air permukaan. Hujan deras dapat membawa polutan dari daratan ke sungai dan danau, dan badai dapat menyebabkan tumpahan minyak atau bahan kimia berbahaya.
5. Permukaan air yang terbuka
Permukaan air permukaan yang terbuka memungkinkan mikroorganisme dan patogen berkembang biak lebih mudah. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air.
Kesimpulan:
Air permukaan umumnya lebih kotor dibandingkan air tanah karena terpapar langsung dengan polutan, kurangnya filtrasi alami, dan pengaruh aktivitas manusia, cuaca, dan mikroorganisme.
Oleh karena itu, air tanah umumnya lebih disukai sebagai sumber air minum karena kualitasnya yang lebih baik dan terhindar dari kontaminasi.