Ekonomi Orde Baru memang mengalami kemajuan pesat selama beberapa dekade, namun menjelang akhir periode, terjadi kemunduran yang signifikan. Berikut beberapa faktor yang menjadi penyebabnya:
Krisis Moneter 1997-1998
- Krisis keuangan Asia: Diawali dari Thailand, krisis finansial melanda Asia Timur dan Tenggara, termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah anjlok, inflasi melonjak, dan sektor perbankan lumpuh.
- Utang luar negeri: Beban utang luar negeri yang besar membuat Indonesia rentan terhadap krisis.
- Lemahnya sektor keuangan: Pengawasan terhadap sektor keuangan lemah, sehingga marak terjadi praktik spekulasi dan korupsi.
Faktor Internal Lainnya
- Ketimpangan ekonomi: Kesenjangan pendapatan antara kaya dan miskin semakin lebar.
- KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme): Praktik KKN merajalela di berbagai sektor, menghambat investasi dan memperburuk iklim usaha.
- Lemahnya demokrasi: Demokrasi yang belum matang dan kontrol terhadap pemerintah yang minim membuka celah penyalahgunaan kekuasaan.
- Ketidakstabilan politik: Gejolak politik menjelang akhir Orde Baru memicu ketidakpastian dan menurunkan kepercayaan investor.
Dampak Kemunduran
- Kemiskinan meningkat: Jutaan orang kembali jatuh miskin akibat krisis ekonomi.
- Pengangguran melonjak: Banyak perusahaan yang gulung tikar, mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan.
- Kerusuhan sosial: Kemarahan rakyat terhadap pemerintah meledak dalam berbagai kerusuhan di berbagai daerah.
Kesimpulan
- Kemunduran ekonomi Orde Baru pada akhir periode disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, yaitu krisis moneter global, faktor internal seperti ketimpangan ekonomi, KKN, dan demokrasi yang lemah, serta
- ketidakstabilan politik. Kemunduran ini berdampak besar pada kehidupan masyarakat Indonesia, dengan meningkatnya kemiskinan, pengangguran, dan kerusuhan sosial.