Karakteristik pengangguran adalah ciri-ciri yang membedakan pengangguran satu dengan yang lainnya.
Karakteristik pengangguran di Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1. Berdasarkan Usia
Pengangguran muda adalah fenomena yang sering terjadi pada kelompok usia muda, terutama lulusan baru yang belum mendapatkan pekerjaan.
Hal ini umumnya disebabkan oleh minimnya pengalaman kerja dan kurangnya keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Sementara pengangguran tua terjadi pada kelompok usia tua yang kehilangan pekerjaan atau kesulitan bersaing di pasar kerja.
Faktor-faktornya bisa beragam, seperti kemajuan teknologi yang menuntut keahlian baru, diskriminasi usia, dan kesehatan yang menurun.
Perbedaan karakteristik pengangguran berdasarkan usia ini menjadi perhatian penting dalam merumuskan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pengangguran.
2. Berdasarkan Pendidikan
Pengangguran berpendidikan rendah umumnya terjadi pada kelompok masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah.
Hal ini menyebabkan mereka minim memiliki keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan di pasar kerja.
Sementara pengangguran berpendidikan tinggi terjadi pada kelompok masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi, namun keahlian dan bidangnya tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
3. Berdasarkan Jenis Kelamin
Tingkat pengangguran laki-laki umumnya lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor budaya dan norma sosial yang mendorong laki-laki sebagai pencari nafkah utama.
Di sisi lain, pengangguran perempuan menunjukkan tren peningkatan, terutama di daerah pedesaan dan pada perempuan dengan tingkat pendidikan rendah.
4. Berdasarkan Keahlian
Pengangguran di Indonesia memiliki wajah yang beragam, salah satunya adalah pengangguran terdidik dan pengangguran tidak terdidik.
Pengangguran terdidik memiliki keahlian khusus, namun sayangnya tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakcocokan kurikulum pendidikan, perubahan teknologi, dan kurangnya informasi mengenai peluang kerja.
Di sisi lain, pengangguran tidak terdidik disebabkan oleh kurangnya keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja.
Faktor-faktornya antara lain tingkat pendidikan rendah, akses pelatihan yang terbatas, dan minimnya pengalaman kerja.
Perbedaan karakteristik pengangguran ini menjadi landasan penting dalam merumuskan solusi yang tepat.
Diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan, serta menyediakan informasi yang mudah diakses mengenai peluang kerja yang tersedia, agar tercipta keselarasan antara keahlian dan kebutuhan pasar kerja.
5. Berdasarkan Lokasi
Tingkat pengangguran di pedesaan umumnya lebih tinggi dibandingkan di kota.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan lapangan pekerjaan dan akses informasi dan pelatihan di pedesaan.
Di sisi lain, pengangguran di perkotaan meningkat seiring urbanisasi dan persaingan di pasar kerja yang semakin ketat, dipicu oleh lonjakan pencari kerja dan tuntutan keahlian yang lebih tinggi.
Perbedaan ini menjadi faktor penting dalam merumuskan solusi yang tepat untuk mengatasi pengangguran di Indonesia.