Ibu Wati adalah seorang guru kelas 2 SMA. Deni adalah salah satu siswa di kelasnya yang sering sekali tertidur pada saat ia mengajar. Ia lalu memutuskan untuk berbicara dari hati ke hati dengan Deni.
Dari pembicaraan tersebut, dia mengetahui bahwa setiap malam Deni harus membantu ibunya menyiapkan bahan-bahan yang akan dimasak oleh ibunya, untuk dijual esok pagi.
Deni sendiri sebenarnya sudah merasa tidak enak dan ingin berhenti saja dari sekolah untuk bisa fokus membantu ibunya.
Bu Wati pun berusaha untuk membimbing dan menyemangati Deni agar tidak berhenti sekolah. Ia menunjukkan pada Deni bahwa sebenarnya ia sangat baik dalam pelajaran seni dan olahraga, serta sangat terampil dalam mengurus kegiatan-kegiatan osis.
Berdasarkan cerita di atas, tindakan yang dapat Bu Wati lakukan untuk membangun daya lenting deni, sesuai dengan perspektif pembelajaran sosial emosional adalah?
A. Mengingatkan Deni akan sumber kekuatan dalam diri, dari sekitarnya maupun yang diyakini dapat ia lakukan untuk bangkit dari kesulitan.
B. Secara berkala melakukan supervisi untuk kedisiplinan Deni selama di kelas hingga ia memperoleh kesempatan beasiswa.
C. Memberikan pendampingan psikologis kepada Deni hingga ia memperoleh sumber dana yang dibutuhkan.
D. Mengajukan proposal bantuan kepada pihak sekolah bagi siswa yang tidak mampu. Menghimpun dukungan moril dan psikologis dari orang tua murid lain untuk bantu Deni.
E. Berdiskusi dengan ibunya Deni agar dapat memperoleh solusi untuk pendidikan Deni serta keadaan ekonomi keluarganya.
Jawaban:
A. Mengingatkan Deni akan sumber kekuatan dalam diri, dari sekitarnya maupun yang diyakini dapat ia lakukan untuk bangkit dari kesulitan.
Pembahasan:
Tindakan yang paling tepat yang dapat Bu Wati lakukan untuk membangun daya lenting Deni, sesuai dengan perspektif pembelajaran sosial dan emosional, adalah mengingatkan Deni akan sumber kekuatan dalam dirinya, dari sekitarnya maupun yang diyakini dapat ia lakukan untuk bangkit dari kesulitan.
Dengan cara ini, Bu Wati membantu Deni mengenali dan memanfaatkan kemampuan serta keahliannya, seperti bakat dalam seni, olahraga, dan keterampilannya dalam mengurus kegiatan OSIS.
Ini bukan hanya membangun rasa percaya diri Deni, tetapi juga memberinya motivasi untuk tetap bersekolah meski menghadapi tantangan.
Mengingatkan Deni akan dukungan yang tersedia di lingkungannya, seperti teman, guru, dan komunitas sekolah, memberikan harapan dan jaringan dukungan yang penting untuk keberlanjutan pendidikannya.
Pendekatan ini berfokus pada penguatan keterampilan sosial dan emosional Deni, membantu mengembangkan kemampuan mengelola emosi, berinteraksi positif, dan mengambil keputusan bijak, yang semuanya penting untuk daya lenting dan keberhasilan jangka panjang.