Pada saat pembelajaran pada mata pelajaran IPA di kelas VIII di SMP Negeri Ceria, Bu Astuti sedang memimpin praktik pembedahan organ pencernaan hewan.
Beliau aktif berkeliling ke setiap kelompok siswa yang sibuk bekerja dan belajar membedah tubuh hewan. Di satu kelompok yang sedang mempraktikkan pembedahan katak, ada siswa yang bernama Susi terlihat tidak aktif dan menjauh dari meja praktik.
Dia tidak mau aktif dikarenakan merasa jijik dan geli. Bu Astuti mencoba mendekati Susi lalu menenangkannya. Bu Astuti meminta Susi untuk menarik nafas yang panjang dan berpikir positif tentang dirinya. Lalu Susi diminta untuk mencoba membantu tim semampunya.
Dalam kaitan dengan pembelajaran sosial emosional, Bu Astuti telah membantu menumbuhkembangkan kompetensi … pada Susi.
A. Kesadaran sosia
B. Keterampilan berelasi
C. Kesadaran diri
D. Manajemen diri
E. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
Jawaban:
C. Kesadaran diri
Pembahasan:
Kesadaran diri melibatkan pemahaman tentang perasaan, nilai-nilai, dan kemampuan diri sendiri.
Bu Astuti mendekati Susi yang merasa jijik dan geli terhadap pembedahan katak, lalu membantu Susi mengenali dan mengatasi perasaan tersebut dengan meminta Susi untuk menarik napas panjang dan berpikir positif tentang dirinya.
Ini adalah contoh bagaimana Bu Astuti membantu Susi menjadi lebih sadar akan perasaannya sendiri dan bagaimana mengelolanya, yang merupakan inti dari kompetensi kesadaran diri.
Kesadaran diri adalah salah satu kompetensi inti dalam Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) yang melibatkan kemampuan untuk mengenali emosi, pikiran, dan nilai-nilai seseorang serta bagaimana hal-hal ini mempengaruhi perilaku.
Dalam situasi yang dijelaskan, Bu Astuti membantu Susi mengembangkan kesadaran diri dengan beberapa cara:
1. Mengidentifikasi Emosi
Susi merasa jijik dan geli dengan praktik pembedahan katak. Bu Astuti mengenali emosi ini dan membantu Susi menyadari serta mengakuinya.
2. Mengelola Emosi
Bu Astuti meminta Susi untuk menarik napas panjang dan berpikir positif, yang merupakan teknik untuk mengelola emosi. Ini membantu Susi mengatasi perasaan jijik dan geli dengan cara yang konstruktif.
3. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Dengan mendorong Susi untuk berpikir positif tentang dirinya dan mencoba membantu tim semampunya, Bu Astuti membantu Susi mengembangkan rasa percaya diri dan keyakinan bahwa dia mampu berkontribusi meskipun merasa tidak nyaman.
4. Self-awareness dalam Tindakan
Bu Astuti tidak memaksa Susi untuk langsung terlibat dalam pembedahan, tetapi memberikan ruang bagi Susi untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya. Ini membantu Susi memahami batasan dirinya dan mencari cara untuk tetap berkontribusi dalam situasi yang menantang.
5. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
Dengan mendekati Susi secara pribadi dan memberikan dukungan emosional, Bu Astuti menciptakan lingkungan yang mendukung bagi Susi untuk mengatasi perasaannya dan merasa lebih nyaman dalam pembelajaran.
Dengan mengembangkan kesadaran diri, Susi belajar untuk mengenali dan mengelola emosinya, yang merupakan keterampilan penting tidak hanya dalam konteks pendidikan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi kesadaran diri membantu siswa untuk menjadi lebih sadar akan perasaan mereka, mengelola stres, dan mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan pemahaman diri yang lebih dalam.